Kemendikbudristek: Kurikulum Merdeka Tingkatkan Kualitas Pendidikan
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Iwan Syahril mengatakan penerapan Kurikulum Merdeka akan semakin mempercepat pemulihan dan peningkatan kualitas pendidikan nasional.
“Dengan menerapkan tahapan penting yaitu asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi pada Kurikulum Merdeka, maka akan berfokus terhadap peserta didik karena mengimplementasikan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai minat, kebutuhan, serta karakteristik siswa,” ujar Iwan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Minggu (3/7).
Kemendikbudristek, kata dia, memprioritaskan implementasi Kurikulum Merdeka untuk memulihkan pendidikan nasional dengan menggunakan Kurikulum Merdeka yang disesuaikan kondisi saat ini.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada sekolah-sekolah dan para guru yang telah menerapkan program ini dan berharap minat belajar para siswa semakin tinggi sehingga kualitas pendidikan nasional turut meningkat,” kata Iwan.
Pendidik dari Sekolah Bina Cita Utama Palangka Raya Indriyati Herutami mengatakan dengan tahapan asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi itu menyempurnakan Kurikulum Merdeka, karena berpusat kepada murid.
“Saat kita mengajarkan sesuatu kita perlu tahu murid kita sudah pada tahap mana, asesmen awal pembelajaran ini berguna untuk mengetahui proses belajar dari murid maupun tenaga didik," kata dia.
Indriyati mengatakan, tahapan ini mempermudah tenaga didik untuk mengetahui metode yang tepat dan efektif untuk pembelajaran. Hal ini akan berdampak kepada kemajuan pembelajaran siswa dan bagaimana tenaga guru memodifikasi pembelajaran agar disambut antusias oleh murid. Dengan begitu, siswa lebih semangat dan inisiatif dalam mengikuti pelajaran.
“Supaya mereka mencapai tujuan pembelajaran kita berikan kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan para murid,” ujar Indriyati.
Kepala Sekolah Global Jayal Jakarta Oscarina Dewi Kusuma mengatakan dengan berfokus pada pembelajaran terdiferensi telah mengubah sudut pandang guru yang sebelumnya berfokus pada hasil, sekarang berfokus pada murid.
Implementasi Kurikulum Merdeka berfokus pada asas kemerdekaan sehingga pendidik dapat menerapkan materi yang esensial dan fleksibel karena disesuaikan dengan minat, kebutuhan, serta karakteristik dari peserta didik.
Para guru pun dapat mengakses modul pengajaran melalui platform Merdeka Belajar. Dengan demikian, mereka menjadi lebih mudah dan optimal dalam mempraktikkan teknik serta metode pengajaran yang efektif kepada peserta didik.
Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, ada dua hal yang menjadi tahapan yang penting sebelum mengimplementasikan kurikulum merdeka yaitu asesmen awal pembelajaran dan pembelajaran terdiferensiasi. Dengan melakukan asesmen di awal pembelajaran, guru diharapkan dapat mengumpulkan dan mengolah informasi untuk dapat mengelompokkan para murid berdasarkan tingkat capaian dan kemampuan yang serupa.
Setelah mengetahui data dan kondisi para murid, guru akan dengan mudah memberikan intervensi pengajaran dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai dengan level pembelajaran serta kemampuan dari peserta didik.
Melalui implementasi Kurikulum Merdeka itu terdapat tiga pilihan bagi sekolah-sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka, yaitu IKM 1 (Mandiri Belajar), IKM 2 (Mandiri Berubah), dan IKM 3 (Mandiri Berbagi). Hal tersebut disesuaikan dengan kondisi sekolah dan kurikulum yang diterapkan sebelumnya.
Sekolah yang menyelenggarakan IKM 1 akan menggunakan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka dengan tetap menggunakan kurikulum 2013. Untuk sekolah yang menerapkan IKM 2 akan mengimplementasikan Kurikulum Merdeka dengan memaksimalkan perangkat belajar yang telah tersedia di platform Merdeka Mengajar dan disesuaikan dengan jenjang sekolah masing-masing.
Adapun IKM 3, sekolah dan guru akan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan perangkat ajar yang disiapkan secara mandiri untuk memaksimalkan belajar mengajar. (antara)