Angkat Beban Berat Rentan Saraf Kejepit? Ini Penjelasan Dokter

Spesialis bedah saraf, Dr Zainy Hamzah, Sp.BS
Sumber :
  • YouTube: VDVC health

VIVA Lifestyle – Pinched nerve, atau dalam Bahasa indonesianya adalah saraf kejepit merupakan kondisi dimana saraf tertekan oleh bagian sekitar, ketika tubuh mengalami kondisi ini, maka tubuh akan mengirimkan sinyal berupa rasa nyeri.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Mengutip YouTube VDVC health, spesialis bedah saraf, Dr Zainy Hamzah, Sp.BS menjelaskan, saraf kejepit dipicu atau bermula ketika saraf yang bermasalah mendapatkan tekanan terlalu lama, misalnya saat tidur kita menindih bagian siku tangan hingga menyebabkan ligamen tertekan, selain itu mengangkat beban berlebih juga dapat memicu terjadinya saraf kejepit, berikut penjelasan lengkapnya:

Saraf kejepit

Kasus KLB Meningkat di Kalangan Anak Sekolah, IDAI Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

Bagian yang sering mengalami saraf kejepit

Dr Zainy menjelaskan, saraf kejepit bisa terjadi mulai dari leher hingga ke pinggang, ia juga merincikan jika di leher terdapat 7 ruas kemudian punggung terdapat 12 ruas dan pinggang terdapat 6 ruas yang paling sering mengalami saraf kejepit

Hari Kesehatan Nasional, Catatan PB IDI: Permasalahan di Indonesia Sangat Kompleks dan Beragam

Penyebab umum terjadi saraf kejepit

Penyebabnya bisa dikarenakan membawa beban yang terlalu berat melebihi berat tubuh, seperti menggendong tas terlalu berat, salah mengangkat beban, menindih bagian tubuh terlalu lama dan lain lain.

Selain itu seseorang juga dapat mengalami saraf kejepit akibat terpeleset hingga jatuh duduk dan bisa juga dikarenakan posisi tubuh yang salah misalnya baca sambil menunduk terlalu lama yang mengakibatkan pegal di bagian leher.

Benarkah wanita lebih resiko mengalami saraf kejepit

Ketika wanita memiliki keseimbangan hormonal maka tidak ada masalah, namun ketika hormonal ini mengalami masalah hingga kualitas tulang mengalami penurunan (osteoporosis) maka itu akan sangat berpengaruh.

Dr Zainy menambahkan saraf kejepit tidak hanya beresiko terhadap perempuan, menurutnya laki-laki juga memiliki faktor resiko yang sama jika terlalu sering mengangkat beban berlebih.

Gejala saraf kejepit

Dr Zainy menjelaskan ketika seseorang mengalami saraf kejepit gejala umum yang akan dirasakan adalah nyeri, diantaranya nyeri ringan hingga nyeri yang sangat menyulitkan penderita untuk bergerak.

Menurutnya seseorang yang mengalami saraf kejepit 70% akan dapat sembuh dengan sendirinya hanya dengan istirahat yang cukup, namun 30% lainnya memerlukan obat-obatan atau fisioterapi.

Dokter Rumah Sakit Omni itu juga menjelaskan penyakit saraf kejepit ini bukanlah penyakit yang membahayakan namun penyakit ini sangat mengganggu kenyamanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Cara penanganan saraf kejepit

Jika seseorang mengalami saraf kejepit, Tindakan utama yang perlu dilakukan adalah meluruskan bagian tubuh yang dirasa kurang nyaman tersebut, kemudian istirahat yang cukup. Kurangi kegiatan yang berhubungan dengan angkat beban, selain itu penderita juga dapat mengkonsumsi obat-obatan relaksasi otot sesuai resep dokter.

Berbeda jika seseorang yang sudah mengalami saraf kejepit hingga bagian tubuh merasa kebas atau mati rasa, Dr Zainy menganjurkan agar melakukan kontrol rutin ke dokter karena gejala tersebut akan terus menjalar.

Obat yang dapat kamu gunakan

Obat-obatan ini untuk penanganan sementara ketika mengalami nyeri ringan

  • Aspirin, ibuprofen, dan naproxen untuk mengurangi pembengkakan.
  • Kortikosteroid oral untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak.
  • Injeksi steroid untuk mengurangi bengkak, tapi kamu akan mengalami peradangan sebelum akhirnya sembuh.

Pada kasus yang berat, saraf kamu mungkin memerlukan pemotongan beberapa material, seperti:

  • Jaringan parut.
  • Material cakram.
  • Bagian tulang.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya