5 Contoh Cerpen Persahabatan, Inspiratif dan Penuh Makna
- pixabay.com
VIVA – Cerpen persahabatan adalah cerita pendek yang mengisahkan bagaimana seseorang memiliki sahabat sejati. Perjalanan hubungan persahabatan biasanya penuh lika-liku dan drama. Persahabatan biasanya dijalankan oleh dua orang atau bahkan lebih. Persahabatan dilandaskan kejujuran, saling setia dan sayang.
Itulah mengapa jika pasangan sahabat itu pria dan wanita, tak jarang pula yang menjadi pasangan sejoli alias berpacaran bahkan hingga menikah. Sahabat saling memahami satu sama lain. Itulah yang membuat kawanan sahabat bisa bertahan hingga bertahun-tahun.
Cerpen persahabatan memberikan pelajaran hidup, penuh makna dan menginspirasi. Drama atau cerita yang disajikan umumnya ringan dan mudah dipahami.
Berikut contoh cerpen persahabatan yang dapat diambil hikmahnya:
1. Sore Hari di Pantai Kuta
Hai! Namaku Malika Nattaya. Orang asli Bali. Sekarang aku sedang di Pantai Kuta. Menikmati angin sore. Sore ini sangat cerah. Aku menulis sesuatu di pasir menggunakan kayu. ‘Malika dan Erin’ itu yang kutulis.
Erin adalah sahabatku. Nama lengkapnya adalah Erina Matthew. Sekarang dia sudah menemui sang kuasa. Aku teringat kejadian itu. Mataku mengalir.
“Malika!!!” Erin berteriak saat aku sedang menangis di pantai ini. Aku tidak menghiraukannya.
“Hey! Kenapa kau menangis?” Tanyanya.
“Baju ibu hanyut di laut” kataku. Aku takut dimarahi ibu.
“Akan aku ambilkan!” Erin melepas bajunya.
Dengan leging dan kaus ia berenang ke laut, padahal waktu itu sudah hampir malam. Aku terus menunggu dengan cemas. Sampai seorang nelayan datang menghampiriku.
“Adek ngapain malam-malam disini?” Tanyanya.
“Bapak akan melaut? Tolong carikan teman saya, dia dari sore belum kembali” aku dengan gelisah menjelaskan.
Bapak itu mengangguk. Aku disuruh menunggu di rumahnya.
Esok pagi bapak itu kembali dengan Erin.
Aku sangat senang. Tapi raut wajah bapak itu tidak senang.
“Maaf dek, teman adek sudah ditemukan mengambang di air. Dan dia sudah pergi” bapak itu berkata dengan wajah tertunduk.
Aku tak percaya akan hal ini. Sahabatku pergi karena aku!. Aku menyesali perbuatanku untuk tidak melarangnya. Aku menangis sejadi-jadinya saat itu.
Kini pantai ini adalah saksi bisu persahabatan kami, dan untuk pengorbanan Erin. Semoga kau tenang disana Erin!
SELAMAT JALAN ERIIN!!!
2. Persahabatan Hancur Karena Cinta
Salah satu hal yang bisa membuat seseorang lupa akan segalanya yaitu Cinta. Cinta membuat kita rela berkorban apapun yang kita miliki. Untuk wanita, menurutku lebih baik mencintai daripada dicintai. Jangan berharap seseorang yang belum tentu mencintai kita, tetapi terima orang yang mencintai kita apa adanya.
Karena mencintai tanpa dicintai seperti olahraga dengan jangka waktu lama tetapi tidak membuat kurus. Karena itu belajarlah mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain. Itu sedikit basa-basi dariku.
Aku Amel, siswa kelas XI. Dulu aku selalu menolak dan mengabaikan orang-orang yang menyatakan cintanya kepadaku. Tetapi sekarang justru aku yang selalu diabadikan oleh orang yang aku cintai.
Aku suka dengan teman sekelasku, namanya Ferdin , dia merupakan sahabat dekatku sejak lama. Awal diriku suka dengannya berawal saat aku kenalan dengannya dan berteman cukup akrab dan lama-lama dekat, sehingga sekarang diriku jatuh cinta.
Oh iya, aku punya teman bernama Afni, dia temanku sejak SMP. Sedangkan Aku, Afni, dan Ferdin sudah berteman dekat sejak masuk SMA.
Suatu waktu aku melihat Afni dan Ferdin bercanda bersama dan mereka terlihat akrab seperti orang pacaran. Jujur, akupun cemburu melihatnya tetapi aku masih menyembunyikan kecemburuan itu didepan Afni.
Tetapi lama-lama rasa yang terpendam ini ingin dikeluarkan, akhirnya aku memutuskan untuk cerita ke Afni tentang perasaanku ke Ferdin.
“Af, aku mau ngomong sesuatu nih, tapi jangan ngomong ke siapa-siapa ya”
“Kamu mau ngomong apa mel?” tanya Afni.
“Jujur aku suka dengan Ferdin sejak lama, dan aku cemburu saat kamu dekat sama Ferdin!” Jawabku.
“Kamu suka sama Ferdin? Serius mel?” Tanya Afni.
“Iya, tapi kamu jangan bilang ke Ferdin ya” Ucapku.
“Iya, maaf sebelumnya kalau aku udah bikin kamu cemburu” Jawab Afni.
“Oke” Jawabku.
Semakin lama aku semakin dekat dengan Ferdin, tetapi aku perhatikan bahwa Ferdin tidak akan pernah jatuh cinta denganku. Walau seperti itu, aku tetap berjuang sepenuh hati. Dan ternyata Afni juga suka dengan Ferdin.
Akupun merasa kecewa setelah membaca buku diary tersebut, karena sahabat baikku ternyata suka dengan cowok yang sama denganku. Tetapi aku berfikir, rasa suka itu berhak untuk siapapun.
Saat di taman sekolah, aku melihat Afni dan Ferdin sedang mengobrol. Mereka terlihat lebih serius daripada biasanya, akupun penasaran dan menguping percakapan mereka dibalik pohon.
“Afni, aku suka sama kamu, kamu mau ngga jadi pacarku?” Tanya Ferdin.
Afni kaget sekaligus bingung mendengar pertanyaan itu. Tetapi pada akhirnya Afni menerima tawaran itu dan mulai menjadi pacar Ferdin tanpa memikirkan perasaanku, sahabatnya sendiri.
“Iya aku mau” Jawab Afni.
Aku yang mendengarkan jawaban Afni langsung kaget dan keluar dari balik pohon, karena aku tak menyangka sahabatku akan tega melakukan hal itu.
“Af, kamu pacaran sama Ferdin? Selamat ya kamu udah bikin aku sakit hati”
Afni dan Ferdin kaget karena aku keluar dari balik pohon secara tiba-tiba dan langsung berkata seperti itu.
“Maafin aku mel, tapi aku jujur cinta banget sama Ferdin” Jawab Afni.
“Yaudahlah”, aku pergi meninggalkan Afni dan Ferdin.
Aku pergi dengan perasaan campur aduk tidak karuan dan masih berpikir mengapa sahabatnya sendiri tega melakukan hal itu. Padahal afni tahu kalau diriku sudah lama mengejar Ferdin.
Maka persahabatanku dengan mereka berdua hancur karena cinta. Disini aku memberi amanat bahwa utamakanlah sahabatmu daripada pacarmu, karena orang yang selalu hadir disaat kamu senang dan susah itu sahabat.
3. Sahabat Sejati
Pagi itu di sekolah bersama 7 orang sahabatku yaitu Najla, Dian, zahawwa, Nadiya, Nisrina, Fevi dan Alfiyah sedang baris di lapangan upacara bendera 17 Agustus, Kami selalu bersama-sama kemanapun. Walaupun kami tidak satu kelas tapi kami selalu bermain bersama-sama.
Setelah libur panjang sekolah kami jarang komunikasi sehingga saat masuk sekolah kami seperti tidak peduli satu sama lain, aku juga bingung, Batinku mengucapkan “lah kok hari ini kayak gini yah?”
Aku ingin menyapa mereka tapi… Pada saat aku ingin menyapa Bell masuk berbunyi “Kriingggggg”.
Yahh udah Bell nanti aja deh.
Setelah selesai PBM aktif aku ingin mengajak mereka bermain, “hai!!!” Ucapku kepada Nadiya
“Hai juga” Jawab Nadiya
Batinku berkata lagi “lah kok gak kayak biasanya sih, biasanya langsung main atau gak ke perpustakaan tapi kok dia kayak gak ingat gitu, kenapa yah?”
7 orang sahabatku menjadi bisu seperti tidak mengenal satu sama lain, aku pun sedih, hingga pulang sekolah aku masih terpikir sampai ke rumah kenapa yahhh tadi gak kayak biasanya yang selalu ceria, ketawa-ketawa, senyum-senyum. Aku pun menangis sambil menulis di buku diaryku air mataku menetes ke buku diary itu.
4. Sahabat Sekolah
Namaku Sinta Putri, aku sangat senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan Biologi. Aku mempunyai sahabat yang unik bernama Aulia, dan aku bingung dengannya.
Dikarenakan sahabatku orang yang sangat sensitif. Menurut dia, aku tidak boleh suka dengan kedua pelajaran tersebut. Padahal itu hakku.
Suatu waktu disaat pelajaran bahasa inggris, tidak tahu mengapa tiba-tiba aku suka dengan pelajaran tersebut. Mungkin juga karena guru yang mengajarkan mempunyai cara penyampaian yang baik. Otomatis aku juga mulai aktif di kelas saat pelajaran bahasa inggris.
Teng teng teng, bunyi bel sekolah, waktu istirahat tiba.
Saat itu aku langsung menghampiri Aulia untuk mengajaknya ke kantin.
“Aul, ke kantin yuk?” ajakku.
“Ngga, aku ngga mau lagi sahabatan sama kamu!” jawabnya sembari buang muka.
Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali dan kita berdua balikan seperti semula. Tetapi lama-kelamaan terjadi hal yang serupa. Sangat aneh.
Aulia bukannya mengerti perasaanku, justru bikin aku kesal. Ceritanya begini, waktu Ujian Tengah Semester (UTS) dia kesusahan menjawab soal pelajaran Biologi, disaat itu dia melihat ke arahku. Aku dan Aulia tidak satu bangku, Aulia tepat di depan tempat aku duduk.
“Sin, kamu tahu ngga nomor 5 essay? minta jawabannya dong satu aja!” tanya Aulia sembari memohon.
“Udah si, ini kan bukan ulangan biasa!” jawabnku.
“Yah kamu..” sembari jengkel.
Aku cuek saja akan hal itu dan berharap bahwa dia akan intropeksi diri. Coba bayangkan, dia sudah membuatku sakit hati dan dia ingin meminta jawaban UTS.
Beberapa hari kemudian hasil nilai UTS Biologi dibagikan dan diumumkan. Aku mendapat nilai 90 sedangkan Aulia mendapat nilai 75. Aku bisa melihat tatapan iri di sahabatku itu, dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang suka iri hati adalah hal yang susah.
5. Tragedi
“Lihatlah, bagaimana menurutmu?” ucapmu antusias. “Aku terlihat cantik, bukan?”
“Ya, kau selalu terlihat cantik.”
“Lantas apa lagi yang kau tunggu? Ayo, bantu aku berdandan sekarang.”
Kau menyodorkan peralatan make-up, juga sisir yang sebelumnya tertata rapi di atas meja rias. Memintaku agar membantumu merias diri di hari yang sudah kau nantikan selama ini.
Sebagai calon pengantin kau terlihat sangat bahagia. Senyuman manis bahkan selalu tersungging di wajahmu. Mungkin kau sudah tidak sabar untuk melewati setiap rangkaian acara yang akan menjadi bukti penyatuan cinta kalian berdua. Saling mengucapkan janji suci untuk setia sehidup semati. Menjalani hari-hari dalam keadaan suka maupun duka.
Andai saja aku bisa merasakan juga kebahagiaan itu, pasti sudah kulakukan apa yang kau inginkan. Tapi pada kenyataannya, justru kesedihanlah yang kurasakan saat ini.
Sebagai calon pengantin kau terlihat sangat bahagia. Senyuman manis bahkan selalu tersungging di wajahmu. Mungkin kau sudah tidak sabar untuk melewati setiap rangkaian acara yang akan menjadi bukti penyatuan cinta kalian berdua. Saling mengucapkan janji suci untuk setia sehidup semati. Menjalani hari-hari dalam keadaan suka maupun duka.
Andai saja aku bisa merasakan juga kebahagiaan itu, pasti sudah kulakukan apa yang kau inginkan. Tapi pada kenyataannya, justru kesedihanlah yang kurasakan saat ini.
“Ah, sepertinya warna ini terlalu terang. Aku tidak suka.”
Aku terpatung. Menatap wajahmu dari cermin dengan mata berkaca-kaca. Sementara itu kau masih saja meracau tanpa menyadari sesuatu dan hatiku semakin sakit mendengar apa yang kau ucapkan.
“Hey, apa yang kau lakukan?” katamu membuyarkan lamunanku. “Cepatlah, atau aku akan terlambat nanti.”
“Lis….”
“Ah, kau ini benar-benar lamban. Berikan padaku!”
“Hentikan, Lis!”
Kau terhenyak. Menatap wajahku dengan tubuh yang gemetar usai aku membentakmu. Sebenarnya aku tidak bermaksud demikian, tapi aku tidak punya pilihan selain melakukan hal itu.
Trauma yang kau rasakan sudah cukup menyedihkan, dan aku tidak ingin melihatmu semakin terluka.
“Sadarlah,” bisikku sambil memelukmu dengan erat. “Kumohon jangan seperti ini lagi.”
Seketika keheningan menyergap di antara kita. Tak ada lagi yang terdengar selain isak tangis yang mendera. Saat itu mungkin kau sudah mengingat apa yang telah menimpa Roni calon suamimu, di hari pernikahan kalian.
Kita sama-sama tahu bahwa takdir telah merenggutnya darimu, tapi terpuruk dalam waktu yang lama bukanlah sebuah jawaban.
Hidup terus berjalan, dan masa lalu yang kelam seharusnya tidak menjadi penghalang bagimu untuk merasakan kebahagiaan. Apalagi sampai membuatmu berputus asa.
“Cobalah untuk mengikhlaskan kepergiannya,” bisikku. Kau mengangguk sambil terus terisak.
Setelah puas menumpahkan air mata, aku menyuruhmu duduk di tepian ranjang. Di saat kau mulai tenang, aku bergegas merapikan gaun pengantin dan peralatan make up yang berserakan. Sejurus kemudian, kamarmu sudah rapi seperti sedia kala.
“Aku ambilkan minum dulu, ya. Tidak apa-apa kan, kutinggal sebentar?”
Kau mengangguk, menyetujui ucapanku. Tak ingin membuatmu menungggu terlalu lama, aku segera menuju dapur. Mengambil segelas air minum dan semangkuk sup hangat sesuai permintaan ibumu.
Kata beliau, beberapa hari ini kau tidak bersemangat saat makan. Suka mengurung diri di kamar, dan tiba-tiba saja kau bersikap aneh sejak tadi pagi. Karena itulah aku datang menemuimu usai perempuan paruh baya itu meneleponku.
“Bangunlah, Lis. Aku membawakan ini untukmu,” ujarku sambil meletakkan nampan di atas meja.
Tak ada jawaban. Khawatir makanan yang kubawa menjadi dingin, aku membangunkanmu. Menggoyang tubuhmu perlahan sampai akhirnya menyadari sesuatu.
“Aaaa!!!”
Ibumu datang begitu mendengar teriakanku. Menangis tersedu-sedu di samping tubuh anaknya yang sudah terbujur kaku.
Sedangkan aku masih sibuk menyumpal darah yang keluar dari pergelangan tanganmu.
“Bangun, Lis!” jeritku dengan suara parau. “Banguuun!!!”
Aku termangu saat kau tak kunjung membuka mata, juga setelah aku menyadari bahwa kau telah pergi. Menyusul Roni yang telah meninggalkanmu sebelum pernikahan kalian terjadi, seminggu yang lalu. Kenyataan pahit itulah yang akhirnya membuatku kehilanganmu – sahabat tercinta, untuk selamanya.
Ciri-ciri Cerpen
Agar lebih mudah untuk membedakan antara cerpen denggan karya sastra lainnya, mari lihat beberapa ciri berikut ini :
- Cerita terdiri kurang dari 10.000 kata.
- Berisi cerita fiktif (khayalan).
- Dapat diselesaikan dalam sekali baca.
- Hanya terdiri dari 1 alur saja.
- Bercerita tentang kehidupan sehari-hari.
- Karakter dengan penokohan yang sederhana.
- Memiliki masalah beserta penyelesaiannya.
- Memiliki sebuah amanat di dalam ceritanya.
Unsur Cerpen
1. Unsur Intrinsik
Adalah unsur-unsur yang membangun sebuah cerpen dari dalam. Setidaknya ada 7 unsur instrinsik cerpen yang harus kalian ketahui, antara lain :
- Tema
Gagasan umum yang menjadi dasar dari keseluruhan cerita dalam cerpen. Misalnya seperti persahabatan, percintaan, comedy dan lain sebagainya.
- Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan orang/karakter yang terlibat di dalam cerita. Sedangkan penokohan adalah sifat, watak ataupun kepribadian dari seorang tokoh. Diantaranya ada protagonis sebagai karakter utama, Antagonis sebagai lawan dari Protagonis, serta Tritagonis yang menjadi penengah.
- Plot
Merupakan alur cerita dari sebuah cerpen. Berisi tentang serangkaian tahapan dimulai dari perkenalan, munculnya masalah, klimaks, anti klimaks dan penyelesaian. Secara umum, pengarang bisa menggunakan alur maju maupun mundur untuk mengisahkan ceritanya.
- Setting
Biasa juga disebut sebagai latar, mengacu pada tempat, waktu dan juga suasana ketika cerita berlangsung. Hal ini sangatlah penting agar pembaca bisa membayangkan kondisi di dalam cerita.
- Sudut Pandang
Merupakan arah pandangan seorang pengarang ketika ia sedang menyampaikan cerita. Umumnya ada 3 jenis sudut panjang yang sering digunakan. Sudut pandang orang pertama (aku, saya), sudut pandang orang kedua (kamu) dan sudut pandang orang ketiga (dia, nama orang).
- Gaya Bahasa
Adalah ciri khas penceritaan yang digunakan si penulis dalam menyampaikan tulisannya. Ditandai dengan penggunaan majas, diksi dsb.
- Amanat
Merupakan nasihat atau pesan yang bisa kita ditemui di dalam cerita. Sehingga sebuah cerpen dapat meninggalkan pesan moral yang menjadi pelajaran bagi para pembaca.
2. Unsur Ekstrinsik
Adalah unsur yang mempengaruhi sebuah cerpen dari luar. Hal ini cenderung berkaitan dengan diri si pengarang dan lingkungannya. Berikut ini beberapa unsur ekstrinsik cerpen :
- Latar Belakang Pengarang
Salah satu faktor utama yang menjadi pendorong bagi si pengarang untuk menulis cerpen tersebut. Hal ini juga termasuk dengan kondisi psikologis, keadaan ekonomi dan juga aliran sastranya.
- Kondisi Masyarakat Sekitar
Kondisi yang ada di sekitar pengarang juga akan ikut mempengaruhi cerita yang ditulisnya. Hal ini bisa dari kondisi politik, sosial, budaya dan lain sebagainya.
- Nilai Norma di Masyarakat
Ketika seorang pengarang hidup di dalam suatu kelompok masyarakat. Maka ia akan tumbuh dengan norma-norma di sana. Hal tersebut bisa dijadikan sebagai inspirasi yang membangun cerita sebuah cerpen.