5 Penyebab Utama Seseorang Bisa Tenggelam saat Berenang di Sungai

berenang di Sungai Aare
Sumber :
  • bern.com

VIVA – Aktivitas berenang di sungai menjadi suatu pilihan yang menyenangkan, apalagi untuk orang - orang yang memang hobi bertualang dan senang dengan alam. Namun, kecelakaan bisa saja terjadi saat berenang di sungai, mulai dari kaki yang kram, kemampuan berenang yang belum mahir bahkan bisa disebabkan karena area sungai yang memang berbahaya. 

Berikut 5 penyebab seseorang bisa tenggelam di sungai :

Kemampuan Berenang 

berenang di Sungai Aare

Photo :
  • bern.com

Aktivitas berenang memang terlihat mudah namun tak banyak yang merasa kesulitan mempelajarinya. Ketidakmampuan dalam berenang menjadi alasan teratas orang bisa tenggelam dan meninggal ketika berenang di sungai. 

Tak jarang orang - orang yang merasa bahwa dirinya sudah mahir dalam berenang, namun ternyata ketika praktik malah gagal dan menyebabkan tenggelam. 

Beda Kolam dengan Sungai

Kolam renang 25 meter di Bintaro, Nika Training Pool.

Photo :
  • Istimewa

Hal ini juga menjadi highlights mengapa seseorang bisa tenggelam dan meninggal ketika berenang di sungai. Meski sama sama berada di air, namun berenang di kolam renang dengan di sungai merupakan dua hal yang sangat berbeda.

Di kolam renang, bahkan jika tidak terlalu ahli pun, seseorang masih bisa berenang dengan baik. Namun, berbeda jika di sungai. Arus sungai yang tak menentu, halangan seperti bebatuan dan dedaunan yang bisa menganggu hingga kedalaman sungai yang sulit diprediksi bisa membuat seseorang yang ahli berenang pun merasa kesulitan.

Tidak Menggunakan Alat Penyelamat

Jaket pelampung

Photo :
  • coomons.wikimedia.org/redlifejacket

Berenang di alam, apalagi di sungai yang airnya tampak segar dan jernih memang menyenangkan. Hal ini pula yang membuat sejumlah orang memutuskan untuk tidak menggunakan alat penyelamat seperti jaket pelampung atau ban pelampung yang bisa membantu ketika berenang. 

Namun, seperti gambaran di atas, bahwa berenang di sungai sangat berbeda dengan berenang di kolam. Penggunaan jaket pelampung atau ban pelampung sangat dianjurkan karena dapat membantu sewaktu waktu. Bahkan, menurut catatan penelitian di tahun 2010, 70% kecelakaan kapal yang terjadi, 88% korban yang meninggal tidak menggunakan jaket pelampung dan akhirnya meninggal karena tenggelam. 

Ketika akan berenang di sungai, sangat tidak dianjurkan untuk bercanda dengan mendorong teman atau seseorang tersebut ke dalam sungai. Hal ini dapat menyebabkan kekagetan akut dan kemampuan otak dalam menilai situasi sehingga dapat berakibat tenggelam dan meninggal. 

Tak Ada Pengawasan

Ilustrasi bakat berenang.

Photo :
  • U-Report

Tenggelam dapat terjadi di mana saja, kolam, pantai, laut, bahkan sungai. Terutama berenang di alam seperti di sungai, diharuskan dengan adanya pengawasan karena jika sewaktu waktu terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, maka masih ada waktu untuk menyelamatkan atau setidaknya, sang pengawas bisa memanggil bantuan. 

Selalu menggunakan peraturan 10/20, yaitu : 10 detik untuk memindai seluruh area tempat berenang dan pastikan ketika berenang, dalam waktu 20 detik harus bisa menggapai sesuatu di luar air untuk menyelamatkan diri. 

Akuatik Indonesia dan World Aquatics DOSB Gelar Program Learn To Swim Bertajuk Joy Meets Safety

Alkohol

Minuman beralkohol. (ilustrasi)

Photo :
  • U-Report
Lari vs Berenang, Mana yang Lebih Efektif untuk Menurunkan Berat Badan?

Penyebab yang terakhir adalah konsumsi alkohol sebelum memutuskan untuk berenang di sungai. Menurut CDC Amerika Serikat, satu dari lima kecelakaan perahu berkaitan dengan alkohol. Bahkan, sekitar 70% korban tenggelam saat berenang berkaitan dengan konsumsi alkohol. 

Seperti diketahui, alkohol dapat menyebabkan hilangnya kesadaran, keseimbangan, pelemahan syaraf motorik dan lainnya. Sehingga mengonsumsi alkohol sebelum berenang, apalagi di sungai adalah sesuatu yang dilarang dan dianjurkan untuk jangan pernah mencoba hal tersebut.

Akuatik Indonesia Gelar Pelatihan dalam Program Learn to Swim by DOSB, Ini Tujuannya
Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, AKBP Indrawienny Panjiyoga, menjelaskan bahwa temuan jasad Maryadi berawal dari pemantauan tim Basarnas yang sedang berjaga di sekitar lokasi kejadian.

Maryadi, ABK yang Hilang di Muara Angke Ditemukan Tewas Mengapung

Seorang Anak Buah Kapal (ABK) bernama Maryadi (21) yang sebelumnya dilaporkan hilang di perairan Muara Angke, Jakarta Utara, ditemukan tewas

img_title
VIVA.co.id
25 November 2024