5 Fakta Agama Zoroaster atau Majusi yang Dianggap Nabi
- history.com/zoroastrianism
VIVA – Apakah kamu pernah mendengar Zoroaster? Zoroaster adalah seorang yang diyakini nabi, yang membawa agama bernama Zoroastriniasme. Zoroastriniasme adalah salah satu agama yang berasal dari Persia kuno. Zoroastrianisme adalah agama yang diyakini di negara dari tiga dinasti Persia, hingga penaklukan Muslim atas Persia pada abad ketujuh masehi.
Para pengungsi Zoroaster, yang disebut Parsis, lolos dari gempuran Muslim di Iran dengan mayoritas berimigrasi ke India. Di sejumlah daerah Asia Tengah dan Indonesia ia juga dikenal dengan nama agama Majusi. Zoroastrianisme saat ini memiliki sekitar 100.000 hingga 200.000 penganut di seluruh dunia, dan kini menjadi agama minoritas di beberapa bagian Iran dan India.
Selain penjelasan di atas, simak 5 fakta mengenai Zoroastrianisme berikut ini :
Agama Tertua
Zoroastriniasme menjadi salah satu agama tertua di dunia. Menurut catatan, agama ini ada sejak abad keenam sebelum masehi. Bahkan, Zoroastriniasme adalah agama monoisme atau penganut satu tuhan pertama yang pernah ada di dunia, bahkan sebelum Kristen dan Islam ada.
Memiliki Kitab Suci
Seperti agama lain, Dalam ajaran Zoroastrianisme juga memiliki kitab suci yang bernama Avestaz. Ajaran Zoroastrianisme mempercayai bahwa Tuhan adalah makhluk yang esa atau satu, yang disebut Spenta Mainyu. Dengan kata lain, ia hadir sebagai ajaran monoteisme.
Dibandingkan Islam dan Kristen yang kini paling populer dan punya pengikut terbanyak sebagai agama monoteisme, Zarathustra rupanya hadir lebih dulu dengan Zoroastrianisme. Hal ini membuatnya menjadi agama samawi atau agama yang berasal dari langit tertua yang pernah ada.
Memiliki Nabi
Zoroastrianisme pertama kali disebarkan oleh seorang Imam di negeri Persia bernama Zarathustra atau yang dikenal dengan nama Zoaster. Menurut catatan, ia mengaku bahwa ia adalah manusia pertama yang bertemu dengan zat yang lebih besar dibanding dengan seluruh isi dunia, yang saat ini bisa disebut dengan Tuhan.
Zoaster yang saat itu berumur 30 tahun saat pertama kali menerima wahyu. Ia melihat cahaya besar yang kemudian membawanya masuk ke dalam cahaya Ahura Mazda atau “Tuhan yang Bijaksana".
Dalam pertemuan itu, Zarathustra "dibuka matanya" oleh kebenaran spiritual yang berbeda dari apa yang pernah dilihatnya. Kala itu, abad keenam sebelum masehi, kebanyakan orang masih menyembah berhala atau patung dan percaya bahwa terdapat banyak dewa - dewi. Melalui wahyu dari Ahura Mazda, Zarathustra akhirnya meyakini bahwa Tuhan itu satu dan ajarannya adalah kebenaran yang mutlak.
Zoroanistrian adalah Para Penganutnya
Para penganut ajaran Zoroastriniasme disebut dengan Zoroastrinian. Zoroastrinian percaya bahwa dalam ajarannya, terdapat malaikat - malaikat yang bernama Asha Vahista, Vohu Manah, Keshatra Vairya, Spenta Armaity, serta Haurvatat dan Amertat.
Zoroastrinian bermigrasi ke India, dan dikenal sebagai orang Parsi. Para Zoroastrinian juga sudah menetap di kota-kota besar dunia, seperti London, New York, dan lainnya.
Percaya Kehidupan Setelah Mati
Seperti di agama Islam dan Kristen, Zoroastriniasme juga meyakini bahwa adanya kehidupan setelah kematian atau after life. Ketika Zoroastrinian mati, maka ia dipercaya mengalami penghakiman setelah meninggal atas apa yang dilakukannya saat di dunia.
Roh manusia akan diminta membuktikan telah melakukan hal hal baik apa selama masa hidupnya. Tiga hari setelah meninggal, roh masih akan tetap tinggal di tubuh, lalu di hari keempat ia harus melewati Jembatan Cinvat, untuk membuktikan semasa hidup dekat dengan Spenta Mainyu. Jika berhasil, ia akan mendapat balasan berupa tempat penuh rahmat di Ahura Mazda, semacam surga dalam ajaran Islam dan Kristen. Jika tak berhasil, ia akan masuk ke dalam tempat suram penuh api dan kesedihan, semacam neraka.