5 Fakta Pasukan Akhemeniyah, Sang Penakluk Yunani
- wikipedia.com/akhemeniyah
VIVA – Kekaisaran Akhemeniyah terbentuk pertama kalinya sekitar tahun 550 SM sebagai kerajaan terbesar dalam sejarah Iran. Kerajaan ini membentang dari Semenanjung Balkan Eropa di barat hingga Lembah Indus India di timur. Raja atau kaisar pertama yang berkuasa adalah Cyrus the Great atau Koresh Agung. Kekaisaran ini sering juga disebut Kekaisaran Akhemeniyah atau Achaemenid.
Kekaisaran Akhemeniyah menjadi penguasa Iran usai Raja Koresh Agung berhasil menggulingkan Kerajaan Medes pada abad ke 6 SM. Kemudian kekaisaran ini melakukan ekspansi dan menguasai wilayahnya hingga perbatasan timur laut Yunani. Penaklukan besar besaran yang dilakukan kekaisaran Akhemeniyah tak terlepas dari kuatnya angkatan bersenjata dan prajurit perang yang mereka miliki. Tentara Akhemeniyah dikenal dengan tentara yang hebat dan setia pada rajanya. Simak 5 fakta mengenai pasukan Akhemeniyah yang memiliki pasukan abadi :
Berasal dari Peradaban yang Maju
Setelah menaklukan Kerajaan Media, Kekaisaran Akhemeniyah diperkirakan memiliki wilayah kekuasaan seluas 8 juta kilometer persegi. Wilayah kekuasaannya meliputi Iran, Turki, Arab Saudi sebelah utara, Yordania, Israel, Lebanon, Suriah, sebagian Asia Tengah, Afghanistan, Pakistan, Thrakia, Makedonia, dan Mesir.
Pada masa pemerintahan Koresh Agung atau Koresh the Great pada 550 - 530 SM, Akhemeniyah semakin berkembang dengan menjadi negara adidaya pertama di dunia, yang berdiri di tiga situs peradaban kuno, yaitu Mesopotamia, Lembah Sungai Nil, dan Lembah Sungai Indus. Masa Kejayaan Kekaisaran Persia berlangsung hingga Darius Agung atau Darius the Great berkuasa dari 522 hingga 486 SM
Selain memiliki wilayah yang luas, Kekaisaran Akhemeniyah juga mengembembangkan infrastruktur dan fasilitas publik, seperti pembangunan jalan, sistem pos, dan penggunaan bahasa resmi.
Tentara Tak Hanya Warga Persia
Meski awalnya Pasukan Akhemeniyah hanya beranggotakan warga Persia, namun seiring dengan meluasnya daerah kekusaan, maka pasukan yang tergabung dalam pasukan Akhemeniyah berasal dari banyak suku bangsa lain.
Pasukan Akhemeniyah akhirnya beranggotakan bangsa Persia, Mede, dan suku bangsa lainnya yang dekat, selain itu pasukan kekaisaran diorganisir dengan memasukkan para tentara dari bangsa - bangsa yang ditaklukan oleh Persia.
Penggambaran di Persepolis, serta dokumen ekonomi dan militer resmi Persia yang digunakan oleh Herodotos menunjukkan bahwa semakin dekat suatu bangsa dengan bangsa Persia maka semakin sedikit upeti yang harus mereka bayar namun harus mengirimkan tentara yang lebih banyak.
Dengan demikian, kaum Mede yang memiliki posisi kedua di kekaisaran mengirimkan tentara yang paling banyak, dan memang banyak jenderal dengan jabatan yang tinggi, yang dipilih dari bangsa Mede, di antaranya adalah Mazares, Harpagos, Taxmaspada, dan Datis. Setelah bangsa Mede, urutan berikutnya adalah bangsa Saka, Baktria, Hyrkania, dan kelompok bangsa Iran timur lainnya.
Telah Dilatih Sejak Dini
Para tentara yang akan berada di Pasukan Akhemeniyah telah dilatih sejak kecil dengan keras dan berat. Sejak masih kecil, anak-anak Persia dibagi ke dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 50 orang.
Para calon pasukan akan diajari berlari, berenang, mengurus kuda, mengolah lahan, mengurus ternak, membuat kerajinan tangan, dan berdiri dalam waktu lama. Mereka juga dilatih dalam hal keahlian mengejar musuh baik dengan berjalan kaki atau menunggang kuda, memanah, menombak dan lempar lembing, dan bertahan menghadapi perjalanan jauh dalam cuaca buruk. Pada usia dua puluh tahun, mereka memulai karier militernya, yang berlangsung hingga usia lima puluh tahun sebagai prajurit pejalan kaki atau penunggang kuda.
Memiliki Pasukan Abadi yang Harus Berisi 10.000 Orang
Pasukan ini dinamai Pasukan Abadi atau Athanatoi, karena jumlahnya yang selalu tetap, yakni 10.000 prajurit. Mereka memiliki tradisi dan aturan bahwa jika ada tentara Abadi yang terbunuh, terluka parah, cacat serius, atau sakit, maka akan langsung digantikan oleh tentara baru sehingga jumlah pasukan ini selalu 10.000, tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih. karena itulah pasukan ini dinamai Pasukan Abadi.
Menurut seorang ahli sejarah Persia, Ardeshir Radpour, selain karena jumlahnya selalu tetap, pasukan ini dinamai Pasukan Abadi, karena para prajurirmt tidak pernah meninggalkan mayat prajurit lain yang mati di medan pertempuran. Mereka selalu memindahkan prajurit Pasukan Abadi yang terbunuh dan menjauhkannya dari pantauan musuh, yang mana membuat musuh jarang melihat prajurit Pasukan Abadi yang mati. Ini seolah - olah membuat prajurit Pasukan Abadi terlihat tidak pernah ada yang mati.
Kelemahan Tentara Akhemeniyah
Meski mereka dilatih dengan keras dan tangguh, namun para tentara Akhemeniyah memiliki kekurangan yang fatal. Kelemahan pasukan Akhemeniyah adalah perilaku terhadap komandan mereka. Bersama jenderal yang cakap dan tangguh, para tentara biasanya bertempur dengan berani, tetapi jika jenderalnya terbunuh atau kabur, maka para tentara juga akan melarikan diri secara tak beraturan.
Hal ini pernah berakibat fatal yaitu ketika berperang melawan Yunani, pemimpin pasukan Yunani memerintahkan untuk menyerang bagian tengah pasukan Akhemeniyah, di mana tempat raja berada. Meski gagal namun hal ini sudah tertulis di dalam sejarah.