Mahasiswa Universitas Jambi Ikut Ekspedisi Sapa Papua 2022
- antara
VIVA – Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Jambi Ramayana Monica melaksanakan program pengabdian untuk warga Papua melalui Program "Ekspedisi Sapa Papua".
"Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Jambi memiliki komitmen yang kuat untuk mendorong mahasiswa dapat berkegiatan di luar kampus," kata Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan Fisipol Universitas Jambi Makmun Wahid di Jambi, Rabu (25/5).
Ramayana Monica lulus dalam program Ekspedisi Sapa Papua ketiga yang diadakan oleh Yayasan Arah Pemuda Indonesia. Program tersebut merupakan hasil kerja sama antara Kementerian Pemuda dan Olahraga, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Pusat Studi Pariwisata (PUSPAR), Universitas Gadjah Mada (UGM), Komunitas AKJM Raja Ampat, Youth Activator Indonesia, dan Health Activator Indonesia.
Ekspedisi akan dilaksanakan di Papua Barat pada tanggal 4-11 Juli 2022 di Pulau Misool, Raja Ampat, Papua Barat.
Ekspedisi Sapa Papua merupakan kegiatan simposium nasional dan pemberdayaan masyarakat yang bertitik berat pada Human Centered Development yang akan didampingi oleh fasilitator berpengalaman mengenai pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Peserta yang mendaftar dalam kegiatan tersebut mengikuti serangkaian seleksi, di antaranya dimulai dari studi kasus dan wawancara.
"Saya berharap Ramayana dapat memanifestasikan ilmunya di sana, sehingga bermanfaat bagi kemajuan masyarakat Papua," kata Makmun Wahid.
Ramayana Monica atau yang biasa dipanggil Yana, lulus melalui jalur Partial Funded bersama 24 peserta lainnya. Selain melaksanakan program pengabdian, Yana juga mendapatkan sertifikat penghargaan.
"Motivasi saya ikut kegiatan Ekspedisi Sapa Papua, karana saya sebagai mahasiswa harus ikut mendorong Tridharma Perguruan Tinggi, yang salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat, dan hal ini saya rasa sesuai dengan kegiatan tersebut, karena berorientasi pada pengabdian dan pemberdayaan masyarakat. Selain itu, juga rasa kecintaan saya untuk ikut andil dalam pembangunan berbasis human centered develoment di daerah 3T," kata Yana.
Yana mengungkapkan bahwa ia mempersiapkan sebanyak mungkin latihan kemampuan memecahkan masalah, mencari inovasi atas program kerja yang akan ditawarkan di lokasi pengabdian, dan memahami kondisi geografis serta karakter sosial masyarakat setempat. (antara)