4 Jenis Afiks, Berikut Pengertian dan Contohnya
- VIVA/Agus Setiawan
VIVA – Jenis afiks ada empat yakni prefiks, sufiks, infiks, dan konfiks. Afiks merupakan satuan terikat yang apabila ditambahkan pada sebuah kata, akan membentuk kata baru yang maknanya berhubungan dengan kata asalnya.
Seperti contoh kata pe- adalah afiks, sedangkan nyanyi adalah kata dasar. Jika pe- ditambahkan pada nyanyi maka akan terbentuk kata baru yaitu penyanyi; kata nyanyi dan penyanyi memiliki makna yang berbeda tetapi masih berhubungan. Kata penyanyi ini disebut dengan kata berimbuhan, yakni kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau afiksasi.
Pengertian afiks
Afiks atau imbuhan adalah sesuatu yang ditambahkan ke dalam suatu kata. Afiks merupakan sebuah morfem terikat, artinya afiks tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus terikat dengan morfem lain.
Afiks atau imbuhan ini tidak memiliki makna leksikal tetapi hanya mempunyai makna gramatikal. Artinya, sebuah afiks atau imbuhan hanya mempunyai makna apabila sudah diimbuhkan pada suatu kata. Makna sebuah afiks pun bervariasi tergantung kata apa yang melekat padanya.
Contoh: afiks me- tidak mempunyai arti, tetapi ketika ditambahkan ke dalam kata darat menjadi mendarat barulah mempunyai arti. Afiks me- pada kata mendarat artinya ialah menuju; jadi mendarat artinya menuju darat.
Kemudian afiks me- jika diimbuhkan pada kata lain, seperti tanam menjadi menanam maka afiks me- tersebut memiliki arti melakukan tindakan. Jadi, menanam artinya melakukan tindakan tanam. Jadi, afiks me- pada kata mendarat dan menanam memiliki makna yang berbeda. Â
Proses pengimbuhan afiks ke dalam sebuah kata disebut dengan afiksasi atau pengimbuhan. Afiks atau imbuhan bisa melekat pada kata dasar atau kata turunan. Contoh afiks yang melekat pada kata turunan:
- ke-an (afiks) + kurang (kata dasar) = kekurangan
- ber (afiks) + tanggung jawab (kata majemuk) = bertanggung jawab
Perbedaan Afiks dengan Klitik
Afiks tidak sama dengan klitik. Klitik memiliki makna leksikal namun tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus melekat pada kata lain. Contoh: klitik –nya tidak bisa berdiri sendiri melainkan harus melekat kepada kata lain, sedangkan klitik –nya sendiri memiliki makna leksikal yaitu: -nya bentuk terikat yang merupakan varian pronomina persona ia/dia dan pronomina benda yang menyatakan milik, pelaku, atau penerima.
Contoh penggunaan klitik -nya, seperti klitik -nya bertemu kata buku. Kata buku bertemu klitik –nya akan terbentuk kata baru, yaitu bukunya yang memiliki makna buku dia. Contoh lain yaitu pada kata terhadapnya, kepadanya, dan lain-lain.
Jenis Afiks dan contohnya
Ada banyak jenis afiks atau imbuhan, tetapi dalam bahasa Indonesia hanya terdapat empat jenis afiks atau imbuhan, yaitu:
1. Prefiks (Awalan)
Prefiks adalah imbuhan yang melekat di depan bentuk kata dasar. Dengan kata lain afiks jenis ini biasa disebut awalan. Contoh prefiks atau awalan, diantaranya di-, ter-, ke-, se-, men-, pen-, pra-, a-, per-, ber-, dan sebagainya. Misal kata berlayar. Berlayar berasal dari kata dasar layar ditambah prefiks ber-.
2. Infiks
Infiks merupakan jenis afiks yang melekat di tengah kata dasar. Tidak banyak contoh infiks dalam bahasa Indonesia. Misalnya gerigi. Gerigi berasal dari kata dasar gigi yang ditambah infiks –er. Contohnya : -el-, -er-, -em-, dan -in-.
3. Sufiks
Sufiks merupakan imbuhan yang melekat pada belakang bentuk kata dasar. Afiks jenis ini sering disebut dengan akhiran. Istilah ini juga berasal dari bahasa Latin suffixus yang berarti melekat (fixus, figere). Sufiks asli dalam bahasa Indonesia juga sangat terbatas. Masih banyak akhiran-akhiran asing lain yang dimasukkan ke dalam bahasa Indonesia, yaitu –isasi, -er, -is, dan sebagainya. Sehingga beberapa akhiran-akhiran asing tersebut disebut sufiks serapan dari bahasa lain. Contoh sufiks yaitu awalnya. Awalnya berasal dari kata dasar awal ditambah dengan sufiks –nya.
4. Konfiks
Konfiks adalah afiks gabungan yang terbentuk atas perfiks dan sufiks yang berfungsi mendukung makna tertentu. Karena berfungsi untuk mendukung makna tertentu itulah maka konfiks tidak dianggap sebagai prefiks atau sufiks yang masing-masing berdiri sendiri, tetapi dianggap sebagai satu kesatuan bentuk yang tidak terpisahkan. Dan karena morfem merupakan komposit bentuk beserta artinya, maka konfiks dianggap satu morfem, bukan gabungan dua morfem. Contohnya berlarian. Berlarian berasal dari kata dasar lari yang memperoleh imbuhan ber- dan –an.
Konfiks disebut juga simulfiks karena konfiks itu merupakan merupakan gabungan afiks yang secara simultan mendukung makna tertentu. Konsep dasar konfiks atau simulfiks tidak sama karena sudut pandang penamaan konfiks dan simulfiks memang berbeda. Konfiks dilihat dari kebersamaannya mendukung satu makna atau satu pengertian, sedangkan simulfiks didasarkan kebersamaannya atau simultannya satuan gramatik itu dalam membentuk satuan gramatik yang lebih besar.Â
Berdasarkan asalnya, afiks dalam bahasa indonesia dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:
- Afiks asli, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa Indonesia. Misalnya, men-, ber-ter-, -el-, -em-, -er-, -I, -kan, dan lainnya.
- Afiks serapan, yaitu afiks yang bersumber dari bahasa asing ataupun bahasa daerah. Misalnya, -man, -wan, -isme, -isasi, dan lain-lain.
Contoh jenis afiks:
- Prefiks atau Awalan, contoh: me-, di-, ter-, ke-, se-, pe-, ber-; contoh dalam kata melihat, digambar, terbaru, dll.
- Infiks atau Sisipan, contoh: -el-, -er-, -em-; contoh dalam kata gelegar, gerigi dan gemetar.
- Sufiks atau Akhiran, contoh: -i, -kan, -an; contoh dalam kata tangani, suguhkan dan bacaan.
- Konfiks atau gabungan, contoh: ke-an, me-i, ber-an; contoh dalam kata kearifan, menangani dan bersalaman.
Demikian ulasan tentang jenis afiks, pengertian, lengkap dengan contohnya. Semoga artikel ini bermanfaat bagi pembaca.