Contoh Kata Majemuk dengan Pengertian, Ciri-ciri, dan Jenis
- U-Report
VIVA – Dalam kehidupan sehari-hari kita acap kali menjumpai kata majemuk baik lisan maupun tulisan. Namun seringkali kita tidak sadar bahwa kata-kata yang kita gunakan termasuk kata majemuk.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan kata majemuk? Kata majemuk adalah gabungan dua kata yang menciptakan makna baru.
Kata majemuk berbeda dengan frasa. Perbedaannya terletak pada pembentukan makna. Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih tetapi tidak menghasilkan makna baru.
Dari sisi penulisan, kata majemuk dapat ditulis terpisah atau serangkai sementara frasa ditulis dengan secara terpisah.
Untuk bisa mengenal sebuah kata termasuk kata majemuk atau bukan, terdapat beberapa tanda khas dari kata majemuk. Ciri-ciri kata majemuk yaitu:
-
Tidak dapat disisipi
Sebuah frasa bisa disisipi oleh kata hubung atau kata lainnya untuk memperjelas makna, sementara dalam kata majemuk hal ini tidak bisa dilakukan.
Contoh: kata ‘mata air’ tidak bisa disisipi menjadi ‘mata untuk air’. Jika disisipi maka gabungan kata tersebut termasuk frasa.
-
Tidak dapat diperluas
Kata majemuk tidak bisa ditambah hanya salah satu imbuhan, baik awalan maupun akhiran. Jika ingin memberikannya, imbuhan harus ditambah pada awal dan akhir kata.
Contoh: kata ‘kereta api’ tidak bisa ditambah awalan saja menjadi ‘perkereta api’ atau hanya di akhir seperti ‘kereta apian’. Tambahkan imbuhan pada awal dan akhir hingga membentuk kata ‘perkeretaapian’ agar tetap memiliki makna.
-
Posisi tidak dapat ditukar
Jika posisi atau urutan pada kata majemuk ditukar maka maknanya akan hilang atau berubah.
Contoh: kata ‘kacamata’ berarti alat untuk membantu penglihatan, ketika urutan katanya dibalik menjadi ‘mata kaca’ maknanya menjadi berubah yakni ‘mata yang terbuat dari kaca’.
Kata ‘buah tangan’ yang bermakna ‘oleh-oleh’ jika ditukar menjadi ‘tangan buah’ maka artinya menjadi membingungkan.
Kata majemuk mempunyai jenis yang dibagi berdasarkan bentuk penulisan, makna, serta asal-usulnya.
Jenis kata majemuk berdasarkan bentuk penulisan adalah:
- Kata majemuk senyawa: kata majemuk yang penulisannya digabung. Contoh: matahari, segitiga, dukacita, kacamata, narahubung, narasumber, mahasiswa
Contoh penerapan kata majemuk senyawa dalam kalimat:
- Para mahasiswa tengah berdemo di bawah terik sinar matahari.
- Ayahku selalu menggunakan kacamata untuk membaca.
- Arief Muhammad menjadi narasumber dalam acara seminar tentang menciptakan konten di media sosial.
- Kue tart buatan Ibu berbentuk segitiga itu sudah dimakan olehku.
- Kata majemuk tidak senyawa: kata majemuk yang ditulis secara terpisah. Contoh: rumah sakit, mata air, sapu tangan, roti tawar, sepak bola, anak bungsu, jambu air
Contoh penerapan kata majemuk tidak senyawa dalam kalimat:
- Roti tawar di kedai itu baru saja matang.
- Kai Havertz merupakan pemain sepak bola dari Jerman.
- Anjani, si anak bungsu, sangat akrab dengan kedua kakak perempuannya.
- Bu Hanum memetik jambu air yang tampak ranum di halaman rumahnya.
Sementara berdasarkan bentuk makna, kata majemuk terdiri dari:
- Kata majemuk idiom: kata majemuk yang bermakna baru dengan yang berbeda atau melenceng dari makna kata dasarnya.
Contoh: angkat kaki, buah hati, harga diri, mata batin
- Kata majemuk semi idiom: kata majemuk yang masih bisa ditemukan makna asli dari kata dasar namun kata ini mengalami sedikit pergeseran makna.
Contoh: orang tua, rumah sakit, rumah singgah, buku tulis, bulan sabit
Jenis kata majemuk berdasarkan asal-usulnya terbagi menjadi tiga macam, yakni:
- Endosentris atributif: kata majemuk yang dibentuk dengan salah satu komponennya berperan sebagai inti sementara yang lain adalah pembatas.
Contoh: lalu lalang, gelap gulita, rumah makan, tua renta
- Endosentris koordinatif: kalimat majemuk yang kedua komponennya memiliki kedudukan yang sederajat.
Contoh: tanah air, canda tawa, kaki tangan, pecah belah
- Eksosentris: kalimat majemuk yang terdiri dari gabungan kelas kata yang berbeda, bisa salah satu atau keseluruhannya.
Contoh: kapal terbang, sapu tangan, pulang pergi, tridharma