Rektor UNS: Dunia Kedokteran Perlu Inovasi dan Ilmiah secara Medis
- VIVA/Fajar Sodiq
VIVA – Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Jamal Wiwoho mengatakan terobosan dan inovasi menjadi bagian penting bidang kedokteran sehingga perlu terus dilakukan pengembangan melalui riset.
"Tidak dipungkiri bahwa dukungan riset di bidang kedokteran dan kesehatan menjadi bagian yang sangat penting dilakukan, apalagi setiap tahunnya perkembangan penyakit, obat, dan alat-alat kesehatan terus bermunculan," katanya pada pembukaan Webinar Profesi Dokter dan Inovasi Pengobatan yang diselenggarakan oleh Senat Akademik UNS secara daring di Solo, Sabtu (23/4).
Ia mengatakan perkembangan ilmu kedokteran tidak terlepas dari adanya berbagai penemuan baru yang dihasilkan para ilmuwan yang secara berkelanjutan melakukan riset dan pengembangan di bidang kedokteran dan kesehatan.
"Hal ini sekaligus mendorong tumbuhnya inovasi dan kemandirian di bidang pelayanan kesehatan maupun industri pendukungnya. Dokter sebagai garda terdepan dalam melayani kesehatan masyarakat memang dituntut untuk tidak berhenti melakukan terobosan dan inovasi terhadap pengobatan yang dilakukan," katanya.
Meski demikian, harus juga disadari bahwa setiap tindakan medis yang dilakukan oleh dokter terhadap pasiennya harus tetap bersandar pada kode etik kedokteran dan sumpah dokter yang pernah diucapkan.
"Terobosan dan inovasi bidang kedokteran dan kesehatan di kehidupan yang modern sangat mutlak dilakukan, sehingga ilmu kedokteran Indonesia tidak mandek. Di samping itu, munculnya terobosan baru dan inovasi yang dilakukan oleh sejawat dokter dapat mendukung program percepatan transformasi di bidang kedokteran dan kesehatan," katanya.
Ia mengatakan sampai dengan akhir tahun 2021 terdapat beberapa terobosan dan inovasi yang dilakukan para dokter yang akhirnya mempengaruhi perkembangan ilmu kedokteran baik di Indonesia maupun ditingkat global, salah satunya penemuan vaksin yang kemudian digunakan untuk mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri.
"Juga penemuan pengeditan atau penyuntingan genetik yang secara efektif berhasil digunakan untuk menurunkan produksi protein beracun di hati. Kita juga mendengar Perkembangan teknologi kardiologi untuk pengobatan jantung dan pembuluh darah, dan lain-lain," katanya.
Ia mengatakan munculnya berbagai inovasi yang dilakukan dokter merupakan jawaban sekaligus harapan terhadap kompleksitas permasalahan kesehatan masyarakat yang dihadapi oleh dunia kedokteran dari tahun ke tahun.
"Di satu sisi, masyarakat tentu membutuhkan jaminan atas kebenaran ilmiah dan praktik kedokteran yang berlaku umum sesuai dengan SOP medis dan tentunya dapat dipertanggungjawabkan. Di sisi lain, para dokter yang dalam profesinya sangat menentukan baik buruknya metode penyembuhan dan kondisi kesehatan masyarakat saat dan setelah pengobatan harus memiliki kesepakatan dan aturan main yang bersifat universal," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, terkait dengan inovasi metode pengobatan yang dilakukan oleh sejawat dokter secara pribadi menjadi karya dan inovasi yang perlu dihargai.
"Tentu kita sangat menghargai karya dan inovasi beliau sebagai seorang dokter yang out of the box. Namun kedokteran adalah dunia ilmiah, setiap kreasi medis harus terlebih dahulu dilakukan riset dan diakui secara umum oleh profesi dokter. Dengan demikian standar profesi dokter, kode etik kedokteran dan inovasi metode pengobatan yang dilakukannya idealnya memang harus berjalan seirama," katanya. (antara)