Mahasiswa FISIP UI Raih 2 Penghargaan di Turki

Mahasiswa FISIP UI Raih 2 Penghargaan pada The 5 Th Istanbul Youth Summit 2022
Sumber :
  • Biro Humas dan KIP UI

VIVA – Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Adib Mumtaz Irfani berhasil meraih dua penghargaan sekaligus dalam kategori Best Project Group dan Best Male Presenter pada ajang The 5th Istanbul Youth Summit (IYS) 2022.

Bahlil Sebut Subsidi Energi Bakal Disalurkan 2 Skema, Begini Penjelasannya

Ajang konferensi tingkat internasional ini diikuti para generasi muda dari berbagai negara. Ia unggul di antara 200 peserta yang berasal dari Palestina, Jordania, Mexico, Pakistan, Turki, dan Indonesia.

IYS bertujuan untuk mengasah pemuda berbakat di berbagai bidang, membangun karakter kepemimpinan pemuda, dan membangun eksistensi di kancah Internasional. Tahun ini, IYS mengangkat tema “Development Response Plan of The Youth in Crisis Recovery” dengan lima subtema berbeda yaitu Economy, Education, Public Health, Mental Health, dan Public Policy. Adib berpartisipasi sebagai delegasi yang berkompetisi dalam Public Policy.

UI Pacu Semangat Menuju Puncak Peringkat Dunia

Pada pelaksanaannya, para peserta dikelompokkan dalam beberapa tim dan diminta untuk menciptakan sebuah inovasi sosial sebagai solusi untuk mempercepat proses pemulihan pandemi Covid -19. Untuk itu, Adib dan tim merancang suatu platform yang memenangkan dalam kategori Best Project Group

Platformnya secara sederhana diberi nama Muda Memanggil. Didasari filosofi sebagai wadah untuk menyuarakan suara-suara pemuda di Indonesia yang berkaitan dengan isu kebijakan publik. Inti dari programnya adalah upaya meningkatkan awareness terkait kebijakan publik dan mengadvokasi isu-isu terkini. Mengingat keterbatasan resources yang dimiliki sebagai seorang mahasiswa,” ujar Adib dalam keterangannya melalui biro Komunikasi dan KIP UI, Jumat (8/4).

Berani Berinovasi dan Menginspirasi Dunia, Ini Peran Pemuda dalam Transformasi Pangan

Lebih lanjut Adib mengatakan, tantangan yang ia peroleh adalah bagaimana menciptakan sebuah gagasan inovatif yang unik dan berbeda diantara lebih dari 200 peserta tersebut. Tantangan berikutnya adalah harus mampu menunjukkan logical flow yang komprehensif dalam proses perumusan gagasan.

Selain meraih penghargaan Best Project Group, Adib juga menorehkan prestasinya dalam kategori Best Male Presenter. “Saya merepresentasikan tim saya untuk pitching ide di depan juri dan salah satunya berasal dari Harvard Medical School. Dalam proses penyampaian materi, yang membedakan saya dengan peserta lainnya adalah proses penyampaian logical flow dari pembentukan program, sehingga menjadi unique value tersendiri bagi saya. Secara mengejutkan juga, salah satu peserta merupakan seorang mahasiswa S2 di University of Glasgow,” kata Adib.

Kompetisi IYS memberikan kesempatan bagi para pemuda untuk mempersiapkan dirinya menjadi generasi yang memiliki keunggulan dan kelebihan, mempunyai jiwa kepemimpinan, berpikir dinamis, dan mempunyai semangat perubahan yang tinggi. Hal ini seiring dengan misi pemerintah Indonesia yang mempersiapkan generasi Indonesia emas 2045 mendatang. Program ini memberikan pengalaman untuk bersosialisasi di dunia internasional seperti inilah yang dinilai mampu menambah keberanian dan softskill para generasi muda kedepan.

Melalui kompetisi ini, Adib mengaku mendapat banyak pengalaman seru, selain berkesempatan mengikuti kompetisi dengan mahasiswa dari berbagai negara, tetapi juga berkesempatan melihat keindahan kota Istanbul dan melatih diri untuk melawan rasa takut berbicara dihadapan banyak orang.

“Tentu prosesnya tidak mudah untuk bisa berbicara di hadapan banyak orang dengan percaya diri, setelah sekian lama berbicara di depan layar. Untuk mengatasi hal tersebut, saya membiasakan diri untuk berperan aktif di dalam kelas dan organisasi untuk melatih kepercayaan diri dalam mengungkapkan pendapat. Hal seru lainnya adalah proses perumusan inovasi sosial dengan menyatukan perspektif masing-masing anggota kelompok sehingga menemukan common grounds diantara masukan-masukan yang disampaikan,” kata Adib.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya