Niat Puasa Arafah, Lengkap dengan Keutamaannya
- U-Report
VIVA – Niat puasa Arafah diucapkan dengan sungguh-sungguh menjelang hari raya Idul Adha. Puasa Arafah merupakan salah satu amalan sunah yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk dikerjakan meskipun tidak wajib.
Puasa Arafah dilakukan pada bulan Dzulhijjah atau sebelum menjelang Hari Raya Idul Adha. Puasa sunah ini dilakukan oleh seluruh umat Muslim yang tengah melakukan ibadah haji di Tanah Suci Mekkah.
Hukum melakukan puasa Arafah yakni sunah muakad, meskipun tidak wajib dikerjakan namun sangat dianjurkan untuk diamalkan. Sama seperti amalan sunah lainnya, meskipun tidak wajib namun sebaiknya bisa dilakukan. Hal tersebut lantaran, terdapat banyak keutamaan bagi mereka umat Muslimm yang mengamalkannya.
Sama seperti menjalankan ibadah puasa lainnya seperti Ramadhan, Senin Kamis, Puasa Arafah juga memiliki niat dan tata cara pelaksanaannya sendiri. Selain itu juga akan kami paparkan keutamaan dari mengamalkan puasa Arafah.
Bacaan Niat Puasa Arafah
Menahan diri dari lapar, haus, dan hal-hal yang membatalkan puasa dari terbitnya matahari hingga terbenam nanti. Oleh karena itu agar puasa bisa berjalan lancar dan penuh keberkahan, ada baiknya lebih dulu untuk membaca niantya berikut ini.
Bacaan niat puasa Arafah adalah sebagai berikut:
Nawaitu shouma ‘arofata sunnatan lillaahi ta’aalaa
Artinya:
Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah taala.
Niat puasa Arafah boleh dibaca pada saat sahur atau setelahnya. Terlebih jika kita sudah niat puasa Arafah bisa dibaca pada pagi hari dengan catatan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa termasuk makan dan minum.
Keutamaan Puasa Arafah
Sama seperti ibadah puasa sunah lainnya, puasa Arafah juga tidak kalah memberikan keutamaan dan keistimewaan tersendiri. Berikut ini terdapat keutamaan puasa Arafah yang harus umat Muslim ketahui.
Berikut Keutamaan Puasa Arafah;
1. Menghapus Dosa
Keutamaan melaksanakan puasa Arafah yang pertama yaitu mampu menghapus dosa seseorang selama dua tahu.
Dua tahun yang dimaksud ialah dosa tahun sebelumnya dan dosa tahun sesudahnya. Hal ini telah tercantum dalam hadits berikut, “Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
2. Ibadah 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah
Keutamaan yang kedua yaitu sebuah amalan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Seperti yang tercantum dalam sebuah hadis seperti berikut ini.
“Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidak ada hari dimana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu: Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya: Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah? Beliau menjawab: Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun." (HR. Imam Bukhori).
3. Melaksanakannya Sunah Rasulullah SAW
Keutamaan puasa Arafah berikutnya yaitu meneladani sunnah Rasulullah SAW. Rasulullah SAW disebut tidak pernah meninggalkan puasa Arafah. “Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. An Nasa’i dan Ahmad).
Anjuran bagi Umat Muslim yang Belum Mampu Berhaji
Dari Ikrimah, ia mengatakan: “Aku masuk ke rumah Abu Hurairah lalu bertanya tentang puasa hari Arafah bagi jamaah haji yang sedang di Arafah.” Lalu Abu Hurairah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang puasa hari Arafah di Arafah” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad)
Dari penggalan hadis diatas bisa disimpulkan, bahwa puasa sunah Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim, kecuali mereka yang sedang melaksanakan ibadah haji di Arafah.
Kapan Waktu Pelaksanaan Puasa Arafah?
Puasa Arafah dikerjakan pada tanggal 9 Dzulhijah, atau tepat sehari sebelum perayaan Iduladha. Momen ini juga bertepatan dengan pelaksanaan wukuf di Arafah bagi umat muslim yang sedang menunaikan ibadah haji.
Dalil Puasa Arafah
Bisakah puasa Arafah dapat menghapus semua jenis dosa? Baik dosa kecil maupun besar yang dilakukan dalam dua tahun tersebut? Atau hanya sekadar menghapuskan dosa kecil, tanpa dosa besar? Berikut ini kami paparkan beberapa dalil tentang puasa Arafah, melansir dari bana.opendesa.id.
Pendapat Pertama
Pendapat mazhab Dzhahiriyah dan dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, yakni puasa Arafah dapat menghapus dosa kecil maupun besar.
Di antara dalil mereka yang menegaskan amalan dapat menghapus dosa-dosa besar, yaitu hadis shahihain dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu:
Artinya:
"Barangsiapa yang menunaikan haji karena Allah, lalu ia tidak berkata keji dan berbuat fasik, maka ia akan disucikan dosa-dosanya sebagaimana keadaannya ketika ia dilahirkan oleh ibunya." (Bukhari; 1819, dan Muslim; 3358)
Pendapat Kedua
Pendapat jumhur ulama termasuk imam mazhab yang empat, yang dihapus cuma dosa-dosa kecil. Adapun dosa-dosa besar hanya bisa terhapus dengan taubat. Ini sesuai dengan dalil firman Allah ta'ala:Arti:
"Andai kalian menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang atas kalian, maka Kami akan menghapus dosa-dosa kalian." (QS Al Nisa’ ; 31)
Selain itu, hadis riwayat Imam Muslim (574) dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu’anhu bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
Di mana artinya:
"Sholat lima waktu, antara Jumat yang satu dengan Jumat lainnya, dan antara Ramadan yang satu dengan Ramadan lainnya adalah menghapus dosa-dosa yang dilakukan di antara keduanya selama tidak melakukan dosa-dosa besar."
Hadis ini adalah dalil yang sangat jelas bahwa sholat wajib, Jumat, dan puasa Ramadan yang merupakan dua rukun islam tidak bisa menghapus dosa-dosa besar. Apalagi, bila hanya puasa Arafah yang hukumnya sunah. Wallaahu a’lam.