Perang Hunain, Sejarah, Tokoh yang Terlibat dan Hikmahnya

Ilustrasi Perang Hunain
Sumber :
  • Tongkrongan Islami

VIVA – Pertempuran Hunain adalah pertempuran antara Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam dan pengikutnya melawan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif pada tahun 630 M atau 8 H, di salah satu jalan dari Mekkah ke Thaif. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan telak bagi kaum Muslimin, yang juga berhasil memperoleh rampasan perang yang banyak.

Tegaskan Dukungan untuk Ukraina, Kanselir Jerman Sebut Rudal Jelajah Taurus

Pertempuran Hunain merupakan salah satu pertempuran yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Suku Hawazin dan para sekutunya dari suku Tsaqif mulai menyiapkan pasukan mereka ketika mengetahui bahwa Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam dan tentaranya berangkat dari Madinah menuju Mekah, yang ketika itu masih dikuasai kaum kafir Quraisy.

Persekutuan kaum Badui dari suku Hawazin dan Tsaqif berniat akan menyerang pasukan Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam ketika sedang mengepung Mekkah. Namun, penaklukan Mekkah berjalan cepat dan damai. Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam pun mengetahui maksud suku Hawazin dan Tsaqif, dan memerintahkan pasukan dia bergerak menuju Hawazin dengan kekuatan 12.000 orang, terdiri dari 10.000 Muslim yang turut serta dalam penaklukan Mekkah, ditambah 2.000 orang Quraisy Mekkah yang baru masuk Islam. Hal ini terjadi sekitar dua minggu setelah penaklukan Mekkah, atau empat minggu setelah Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam meninggalkan Madinah. Pasukan kaum Badui terdiri dari suku Hawazin, Tsaqif, bani Hilal, bani Nashr, dan bani Jasyam.

Pesan Natal Paus Fransiskus Singgung Ukraina dan Masyarakat yang Kelaparan di Gaza

Saat pasukan muslim bergerak menuju daerah Hawazin, pemimpin kaum Badui Malik bin Auf al-Nasri menyergap mereka di lembah sempit yang bernama Hunain. Kaum Badui menyerang dari ketinggian, menggunakan batu dan panah, mengejutkan kaum Muslimin dan menyulitkan organisasi serangan kaum Muslimin. Pasukan Muslim mulai mundur dalam kekacauan, dan tampaknya akan menderita kekalahan. Pemimpin Quraisy Abu Sufyan yang ketika itu baru masuk Islam, mengejek dan berkata "Kaum Muslimin akan lari hingga ke pantai".

Latar Belakang

Israel Pakai Robot Taruh Kotak Berisi Bahan Peledak di Dekat RS Kamal Adwan Gaza

Pada saat kritis ini, sepupu Nabi yakni Ali bin Abi Thalib dibantu pamannya Abbas mengumpulkan kembali pasukan yang melarikan diri, dan organisasi kaum Muslimin mulai terbentuk kembali. Hal ini juga dibantu dengan sempitnya medan pertempuran, yang menguntungkan kaum Muslimin sebagai pihak bertahan. Pada saat ini, seorang pembawa bendera dari kaum Badui menantang pertarungan satu-lawan-satu. Ali menerima tantangan ini dan berhasil mengalahkannya. Nabi Muhammad Salallahu 'Alaihi Wasallam lalu memerintahkan serangan umum, dan kaum Badui mulai melarikan diri dalam dua kelompok. Kelompok pertama nantinya akan kembali berperang melawan kaum Muslim dalam pertempuran Autas, dan sisanya mengungsi ke Thaif, dan nantinya akan dikepung oleh kaum Muslim.

Pasukan muslim berhasil menangkap keluarga dan harta benda dari suku Hawazin, yang dibawa oleh Malik bin Aus ke medan pertempuran. Rampasan perang ini termasuk 6.000 tawanan, 24.000 unta, 40.000 kambing, serta 4.000 waqih perak (1 waqih = 213 gram perak).

Pertempuran ini mendemonstrasikan keahlian Ali bin Abi Thalib dalam mengorganisir pasukan dalam keadaan terjepit. Pertempuran ini juga menunjukkan kemurahan hati kaum Muslimin, yang memperlakukan tawanan dengan baik dan membebaskan 600 diantaranya secara cuma-cuma. Sisa tawanan ditahan dalam rumah-rumah khusus hingga berakhirnya Pengepungan Thaif.

Jalannya Perang

Ketika Nabi Muhammad bersama pasukannya mendekati lokasi Perang Hunain, pihak musuh yang telah menunggu dengan cara bersembunyi di celah-celah lembah, langsung menyergap. Pasukan Muslim mampu menangkis serangan hingga pihak musuh lari kalang-kabut.

Namun, pasukan Muslim terburu-buru untuk menjarah harta rampasan, sehingga musuh memiliki kesempatan untuk menghujani mereka dengan anak panah. Serangan anak panah itu membuat pasukan Muslim tercerai-berai dan memilih untuk mundur.

Pembagian harta rampasan perang

Setelah perang, banyak dari pihak kaum musyrikin yang berhasil ditawan umat Muslim, termasuk para wanita yang jumlahnya mencapai 6.000 orang. Para tawanan pada akhirnya dibebaskan setelah delegasi dari Hawazin mendatangi Rasulullah.

Di samping itu, kaum Muslim juga mendapatkan 24.000 ekor unta, lebih dari 40.000 ekor kambing, dan 4.000 uqiyah uang perak. Harta rampasan perang tersebut kemudian dibagi oleh Nabi Muhammad secara adil kepada para pasukan dan orang-orang.

Tokoh yang Disebut

Berdasarkan Dr. Mushthafa As-Siba’i, penyebab perang Hunain adalah ketika Makkah dibebaskan Rasul, tokoh suku Hawazin dan Thaif mengira bahwa Nabi Muhammad akan menyerang mereka selepas selesainya mengurusi persoalan Makkah.

Tokoh sentral pada perang pertama berdasarkan Sayyid Ali Asghar Razwy, di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Ali ibn Abi Talib
  2. Abbas ibn Abdul Muttalib
  3. Fadhl ibn Abbas
  4. Abu Sufyan ibn al-Harith ibn Abdul Muttalib
  5. Rabi'a, the brother of Abu Sufyan ibn al-Harith
  6. Abdullah ibn Masood
  7. Usama ibn Zayd ibn Haritha
  8. Ayman ibn Obaid

Pemenang Perang Hunain

Peperangan sempat berjalan kurang menguntungkan bagi pasukan Muslimin. Pasalnya, tentara berbaju besi itu sempat kocar-kacir saat menuruni lembah Hunain akibat disergap pasukan Hawazin yang dipimpin Malik bin Auf al-Nasri.  Mereka menyerang dari ketinggian menggunakan batu dan panah. Serangan tersebut berhasil memberikan efek kejut bagi tentara muslim hingga menyulitkan organisasi penyerangan mereka. 

Orang-orang yang penuh ketakutan itu lari tunggang langgang. Yang tergambar di benak mereka hanya Hawazin dan Tsaqif yang kini sedang meluncur turun dari perkebuan di puncak-puncak gunung.  

Dalam kondisi tidak menguntungkan itu, sosok paman Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib muncul dan berhasil menyatukan kembali pasukan Muslimin yang sudah kalah mental berperang.  

Mereka kembali terorganisi dan bertempur lagi secara heroik. Tentara Muslimin kemudian berhadapan langsung dengan pasukan Hawazin yang sudah menyusur turun dari tempatnya semula di lembah tersebut.  

Peperangan tersebut dimenangkan secara telak oleh pasukan muslimin. Kaum Hawazin kemudian melarikan diri dalam dua kelompok. Kelompok pertama nantinya akan kembali berperang melawan tentara Muslimin dalam pertempuran Autas. Sementara sisanya mengungsi ke Thaif yang nantinya akan dikepung pasukan Rasulullah SAW.

Hikmah dan Pelajaran

Sifat sombong membuat kaum mukminin lupa diri. Mereka menilai tidak akan kalah karena berjumlah banyak dibandingkan musuhnya. Kaum mukminin disergap musuh di lembah Hunain. Perang Hunian tentu memberikan kita hikmah dan pelajaran hidup bahwa jangan sombong dan tidak boleh angkuh.

Kisah pertempuran Hunain disebutkan dalam Alquran di surat At Taubah ayat 25 hingga 26 yang artinya:

"Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mukminin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai. 

Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir." 

Azerbaijan Airlines jatuh diduga ditembak misile Rusia

Azerbaijan Ungkap Fakta Baru Pesawat Azal Jatuh di Kazakhstan: Terkena Tembakan Darat

Presiden Azerbaijan mengatakan bahwa pesawat penumpang yang jatuh minggu lalu di dekat Kota Aktau di Kazakhstan mengalami kerusakan karena tembakan dari darat.

img_title
VIVA.co.id
30 Desember 2024