Sunan Giri, Pendakwah yang Sebarkan Islam Lewat Mainan Anak
VIVA – Sunan Giri, nama sosok Wali Songo satu ini mungkin tidak asing di telinga kita. Selain Sunan Bonang, sosok Sunan Giri juga begitu populer hingga kini di telinga masyarakat lantaran aksinya dalam menyebarkan ajaran agama Islam.Â
Tidak hanya di Pulau Jawa, anggota Wali Songo satu ini juga menyebarkan ajaran agama Islam di beberapa titik wilayah, mulai dari Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua.
Sunan Giri termasuk salah satu tokoh yang namanya juga kerap ditulis di beberapa buku babad Jawa. Tidak heran, jika namanya hingga saat ini selalu dikenang dan masih populer.
Sama dengan anggota Wali Songo lainnya, Sunan Giri juga memiliki semangat tinggi dalam memberikan dakwah agama Islam kepada seluruh masyarakat umat Muslim.
Dalam penyebaran ajaran agama Islam di Tanah Air, sosok Sunan Giri begitu berperan penting. Hal itu terbukti dengan adanya, banyak masyarakat yang ingin memahami lebih dalam agama Islam, bahkan hingga mengucapkan dua kalimat syahadat.
Cara dakwah yang dilakukan oleh beliau pun begitu menarik, hingga banyak masyarakat yang ingin mengenal Islam lebih jauh, bahkan sampai ingin memeluk agama Islam.
Melansir dari jurnal Karya Sastra Sunan Giri dalam Perspektif Islam tulisan Ahmad Yusuf Setiawan, Sunan Giri dalam menyebarkan agama Islamnya memanfaatkan kesenian.Â
Terbukti dengan sejumlah karya yang dia ciptakan, seperti karya sastra dan permainan tradisional. Untuk karya sastranya sendiri, beliau berhasil menciptakan lagu Lir-ilir, Dandang Gula, sedangkan untuk permainan tradisionalnya sendiri berupa cublak-cublak suweng.
Biografi Sunan Giri
Sunan Giri merupakan anak dari Maulana Ishaq dengan Dewi Sekardadu. Maulana Ishaq, seorang mubaligh yang datang dari Asia Tengah, sedangkan ibunya merupakan puteri Prabu Menak Sembuyu yang menjadi penguasa wilayah Blambangan pada masa akhir Majapahit.
Pendapat lainnya yang menyatakan, bahwa Sunan Giri juga merupakan keturunan Rasulullah SAW, yaitu melalui jalur keturunan Husain bin Ali, Ali Zainal Abidin, Muhammad al-Baqir, Ja'far ash-Shadiq, Ali al-Uraidhi, Muhammad an-Naqib, Isa ar-Rumi, Ahmad al-Muhajir, Ubaidullah, Alwi Awwal, Muhammad Sahibus Saumiah, Alwi ats-Tsani, Ali Khali' Qasam, Muhammad Shahib Mirbath, Alwi Ammi al-Faqih, Abdul Malik (Ahmad Khan), Abdullah (al-Azhamat) Khan, Ahmad Syah Jalal (Jalaluddin Khan), Jamaluddin Akbar al-Husaini (Maulana Akbar), Ibrahim Zainuddin Al-Akbar As-Samarqandy (Ibrahim Asmoro), Maulana Ishaq, dan Ainul Yaqin (Sunan Giri). Umumnya pendapat tersebut adalah berdasarkan riwayat pesantren-pesantren Jawa Timur, dan catatan nasab Sa'adah BaAlawi Hadramaut.
Sunan Giri  lahir di Blambangan pada tahun 1442 Masehi dan dimakamkan di Desa Giri, Kebomas, Gresik. Semasa kecilnya, Sunan Giri sudah disibukkan untuk terus mempelajari serta memahami agama Islam.Â
Terbukti dengan keberhasilan beliau, menjadi seorang pendakwah yang tenar ke seluruh pelosok negeri. Â Sunan Giri sebenarnya memiliki banyak julukan nama. Yakni Raden Paku atau Joko Samudro, Raden Ainul Yaqin yang diberikan oleh Sunan Ampel. Â Beliau juga sempat memiliki gelar Prabu Satmoto saat memerintah Kerajaan Giri Kedaton pada 1487-1506 M.
Sunan Giri Sosok Wali Songo Penuh Misteri
Sunan Giri merupakan salah satu Wali Songo yang paling banyak diselimuti cerita mistik dan mitos dongeng yang tidak masuk akal. Hal ini terjadi mungkin, karena beliau merupakan soso Wali Songo yang mewakili Arab-Jawa.
Sunan Giri merupakan sosok duta yang bisa menyatukan antara Arab dan Jawa, baik dari sisi etnis maupun ajaran. Usut punya usut, ternyata Sunan Giri memang ada keturunan garis biru. Di mana ini menjadi bagian dari kebanggaan Keraton memiliki sosok wali yang hebat.
Nah, untuk menambah kebanggaan tersebut, sosok Sunan Giri kerap ditambahin dengan berbagai macam cerita mitos, mistis dan dongeng yang tidak masuk akal.
Salah satu hal misteri yang pernah dialami Sunan Giri yaitu, pada saat sedang mondok di sebuah pesantren sarungnya keluar cahaya. Tidak hanya itu, beliau juga pernah dibuang ke lautan seperti Nabi Musa.Â
Dan hebatnya lagi, dia bisa merubah batu pasir menjadi emas berlian. Dan yang tak kalah pentingnya, ketika perang dengan kerajaan Majapahit, dengan sendirinya bisa melewan banyak pasukan.
Asal Usul Nama Sunan Giri
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, jika Sunan Giri memiliki nama asli bernama Raden Paku. Nama tersebut merupakan pemberian dari kedua orangtuanya. Pada waktu bayi, beliau dibuang begitu saja ke lautan lalu kemudian ditemukan oleh seorang awak kapal dan dibawalah ke kota Gresik.
Ketika di Gresik, Sunan Giri diadopsi oleh saudagar perempuan dia adalah pemilik kapal tersebut yang bernama Nyai Gede Pinatih. Setelah diadopsi, beliau pun diberi nama Joko Samudro lantaran berhasil ditemukan di lautan lepas atau samudera.Â
Hingga beranjak dewasa, Joko Samudro dibawa ke Ampeldenta untuk belajar lebih dalam agama Islam pada Sunan Ampel. Selama beberapa tahun kemudian, Sunan Ampel pada akhirnya mengetahui siapa sebenarnya Joko Samudro yang tak lain tak bukan adalah putra dari Maulana Ishaq.
Dari situlah, Sunan Giri mengetahui akar silsilah keluarganya. Selain nama yang disebutkan di atas, Sunan Giri pun dikenal sebagai Raden Ainul Yaqin atau Muhammad Ainul Yaqin. Di mana nama tersebut merupakan pemberian dari Sunan Ampel.
Untuk nama Sunan Giri sendiri dicetuskan lantaran dulu beliau mendirikan sebuah pesantren di Perbukitan yang ada di Sidomukti, Kebomas. Pesantren miliknya pun diberi nama Pesantren Giri. Di mana, nama Giri itu sendiri berasal dari bahasa Jawa yang artinya gunung.
Dan dari sinilah, Joko Samudro lebih dikenal dengan Sunan Giri dibanding nama-nama lainnya.
Berdakwah dengan Permainan Anak-anak
Jika Sunan Bonang menggunakan gamelan untuk menyiarkan ajaran agama Islam, berbeda dengan Sunan Giri yang lebih memilih permainan anak-anak untuk kegiatan berdakwahnya.
Beberapa permainan yang diciptakan olehnya yaitu jamuran, cubal-cublak suweng, gendir gerit dan jelungan. Semua permainan anak yang dibuatnya itu pasti selalu diselipkan sebuah nyanyian. Hal tersebut bertujuan agar si lakon permainan bisa lebih menikmati permainan tersebut.Â
Seperti salah satunya permainan tradisional Cublak-cublak Suweng, yang diiringi sebuah nyanyian saat memainkannya.
Di mana arti dari lirik lagu tersebut, janganlah mengikuti serta menuruti hawa nafsu, karena semuanya nanti akan kembali pada hati nurani yang bersih. Di mana dengan memiliki hati dan bersih, kita bisa hidup bahagia dan tidak salah langkah menuju akhirat.
Makam Sunan Giri
Beliau wafat pada tahun 1506 M dan dikebumikan di atas bukit yang memiliki arsitektur khas Jawa. Di mana letaknya berada di Dusun Giri Gajah, Desa Giri, Kebomas. Makam Sunan Giri kini sering kali dijadikan objek wisata bagi para peziarah dari berbagai daerah. Makam milik Sunan Giri menjadi salah satu wisata religi di Gresik. Untuk lokasi makam Sunan Giri sendiri berjarak hanya 4km dari pusat kota Gresik. Jadi tidak terlalu jauh untuk disambangi.