5 Fakta Sunan Drajat Yang Berdakwah Dengan Jalur Seni dan Budaya

Sunan Drajat
Sumber :
  • Tangkapan Layar

VIVA – Fakta Sunan Drajat merupakan salah satu Walisongo. Beliau merupakan ayah dari Sunan Ampel dan putrinya yang bernama Dewi Candrawati, Sunan Drajat merupakan adik bungsu dari Sunan Bonang, Beliau lahir pada tahun 1470 di Ampel Denta, Surabaya dan wafat pada tahun 1522 di Pacitan Lamongan. VIVA akan menjabarkan lebih lengkap tentang sosok Sunan Drajat ini. Yuk simak ulasannya.

Mengenal Sejarah Nasi Tumpeng, Lauk Pauknya yang Beragam Ternyata Punya Makna Mendalam

Berbeda dengan Sunan Giri, juga begitu populer hingga kini di telinga masyarakat lantaran aksinya dalam menyebarkan ajaran agama Islam.  Tidak hanya di Pulau Jawa, anggota Wali Songo satu ini juga menyebarkan ajaran agama Islam di beberapa titik wilayah, mulai dari Lombok, Kalimantan, Sulawesi, Maluku hingga Papua.

Sunan Drajat dikenal dengan jiwa sosialnya yang sangat tinggi dan ajarannya untuk selalu membantu sesama. Sejak kecil Sunan Drajat merupakan orang yang sangat cerdas sehingga mudah menyerap ilmu-ilmu agama yang diajarkan oleh ayahnya.

Presiden Prabowo: Belum Kita Bekerja, Sudah Mulai Nyinyir

Di antara para wali, mungkin Sunan Drajat yang memiliki banyak nama, masa muda ia dikenal sebagai Raden Qasim, Qosim, atau Kasim. Masih banyak nama lain yang disandangnya di berbagai naskah kuno. Misalnya Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran Syarifuddin, Pangeran Kadrajat, dan Masaikh Munat.

Berikut beberapa fakta Sunan Drajat yang dikutip dari P2K.Unkris dan Orami, sebagai berikut:

Setiawan Ichlas Buka Islamic International Conference, Bahas Ketahanan Pangan

1. Sunan Drajat

Sunan Drajat

Photo :
  • Tangkapan Layar

Sunan Drajat bernama kecil Raden Syari¬fuddin atau Raden Qosim putra Sunan Ampel yang terkenal cerdas. Setelah pelajaran Islam diduduki, dia me¬ngambil tempat di Desa Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat cara dakwahnya sekitar ratus tahun XV dan XVI Masehi. Dia memegang kendali kerajaan di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom kerajaan Demak selama 36 tahun.

Dia sebagai Wali penyebar Islam yang terkenal berjiwa sosial, sangat memperha¬tikan nasib kaum fakir miskin. Dia terle¬bih dahulu mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam. Motivasi lebih ditekankan pada etos kerja keras, kedermawanan sebagai mengentas kemiskinan dan menciptakan kemakmuran.

Usaha ke arah itu diproduksi menjadi lebih gampang karena Sunan Drajat mendapat kewenangan sebagai mengatur wilayahnya yang mempu¬nyai otonomi.

Sebagai penghargaan atas keberha¬silannya menyebarkan agama Islam dan usahanya menanggulangi kemiskinan dengan menciptakan kehidupan yang makmur untuk warganya, dia mendapat gelar Sunan Mayang Madu dari Raden Patah Sultan Demak pada tahun saka 1442 atau 1520 Masehi.

2. Filosofi Sunan Drajat

Meseum Sunan Drajat

Photo :
  • http://www.jelajah-nesia.blogspot.com

Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan sekarang terabadikan dalam sap tangga ke tujuh dari tataran komplek Makam Sunan Drajat. Secara lengkap makna filosofis ke tujuh sap tangga tersebut sebagai berikut :

- Memangun resep tyasing Sasoma (kita selalu membuat senang hati orang lain)

- Jroning suka kudu éling lan waspada (di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)

- Laksmitaning subrata tan nyipta marang pringga bayaning lampah (dalam perjalanan sebagai mencapai cita - cita agung kita tidak peduli dengan segala wujud rintangan)

- Meper Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu)

- Heneng - Hening - Henung (dalam kondisi diam kita hendak mem¬peroleh keheningan dan dalam kondisi hening itulah kita hendak mencapai cita - cita luhur).

- Mulya guna Panca Massa (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan salat lima waktu)

- Menehono teken marang wong kang wuta, Mènèhana mangan marang wong kang luwé, Mènèhana busana marang wong kang wuda, Mènèhana ngiyup marang wong kang kodanan (Berilah ilmu supaya orang diproduksi menjadi mahir, Sejahterakanlah kehidupan masya¬rakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita)

3. Penghargaan

Bedug peninggalan Sunan Drajat

Photo :

Dalam sejarahnya Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang Wali pencipta tembang Mocopat yakni Pangkur. Sisa - sisa gamelan Singo meng¬kok-nya Sunan Drajat sekarang tersimpan di Museum Daerah.

Sebagai menghormati jasa - jasa Sunan Drajat sebagai seorang Wali penyebar agama Islam di wilayah Lamongan dan sebagai melestarikan budaya serta benda-benda bersejarah peninggalannya Sunan Drajat, keluarga dan para sahabatnya yang bermanfaat pada penyiaran agama Islam, Pemerintah Kabupaten Lamongan mendirikan Museum Kawasan Sunan Drajat di sebelah timur Makam. Museum ini telah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur tanggal 1 Maret 1992.

Upaya Bupati Lamongan R. Mohamad Faried, S.H. sebagai menyelamatkan dan melestarikan warisan sejarah bangsa ini mendapat dukungan penuh Gubernur Jawa Timur dengan alokasi dana APBD I yaitu pada tahun 1992 dengan pemugaran Cungkup dan pembangu¬nan Gapura Paduraksa senilai Rp.98 juta dan aturan Rp.100 juta sebagai pembangunan kembali Masjid Sunan Drajat yang diresmikan oleh Menteri Penerangan RI tanggal 27 Juni 1993.

Pada tahun 1993 sampai 1994 pembenahan dan pembangunan Situs Makam Sunan Drajat dilanjutkan dengan pembangunan pagar kayu berukir, renovasi paséban, balé ranté serta Cungkup Sitinggil dengan dana APBD I Jawa Timur sebesar RP. 131 juta yang diresmikan Gubernur Jawa Timur M. Basofi Sudirman tanggal 14 Januari 1994.

4. Sunan Drajat Dakwah Dengan Pendekatan Sosial

Simbol Singo Mengkok di Komplek Wisata Sunan Drajat.

Photo :
  • Istimewa.

Sunan Drajat sangat dikenal dengan masyarakat Jawa yang sangat memperhatikan keadaan sosial di sekitarnya, Sunan Drajat selalu memperhatikan nasib masyarakat yang miskin dan selalu mengusahakan kesejahteraan sosial bagi masyarakat sekitarnya.

Sunan Drajat mengajarkan kepada masyarakat jawa seperti bertanam, berdagang hingga keterampilan lainya untuk mengangkat ekonomi masyarakat sekitarnya, setelah keadaan ekonomi masyarakat sekitar sudah terpenuhi secara ekonomi, Baru Sunan Drajat menyampaikan ajaran agama islamnya kepada masyarakat jawa secara perlahan-lahan.

Dengan pendekatan sosial itu membuat masyarakat setempat jadi percaya dakwah atau ajaran islam yang disampaikan oleh Sunan Drajat. Ajaran islam yang disampaikan kepada masyarakat adalah seperti etos kerja keras, empati yang diwujudkan lewat sifat dermawannya, sikap tenggang rasa sikap paling peduli terhadap sesama gotong royong solidaritas hingga selalu membantu menjauhkan dari kemiskinan yang ada dilingkungan sekitar.

Berkat usahanya membantu masyarakat Jawa dan sekitarnya, beliau mendapatkan gelar dari dari kerajaan Demak untuk mengatur wilayahnya sendiri sehingga beliau mempunyai daerah otonominya sendiri.

5. Seni Budaya Menjadi Jalur Dakwah

Ilustrasi wayang jawa

Photo :
  • Pixabay/ lanlanee

Selamin mahir dalam menyiarkan agama Islam, Sunan Drajat juga berdakwah dengan cara seni dan Budaya, Sunan Drajat ternyata mahir dalam membuat lirik atau lagu.

salah satu lirik yang terkenalnya adalah 'Macapat Pangkur' lirik ini berisi tentang cara menyampaikan ajaran kehidupan kepada masyarakat, liril ini memberikan gambaran bahwa manusia memiliki saat-saat dimana mereka akan mundur dari kehidupan duniawi dan beralih ke kehidupan rohaniah atau spiritual.

Di dalam liriknya juga terdapat artian kalau manusia harus menyingkirkan hawa nafsu dunia yang bisa mengotori jiwa manusia, selain menyampaikan lirik-liriknya, Sunan Drajat juga selalu menunjukan wayang sebagai salah satu sarana berdakwah.

Founder ESQ Corp, Ary Ginanjar Agustian bersama Menteri Kebudayaan RI

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon Ajak Semua Pihak Majukan Budaya Bangsa

Dalam arahannya,  Fadli Zon mengajak semua pihak untuk memajukan budaya nasional dan budaya bangsa.

img_title
VIVA.co.id
5 Januari 2025