7 Kesaktian Sunan Kalijaga, No 3 Gak Masuk Akal Sulit Dipercaya
- Tangkapan Layar
VIVA – Sunan Kalijaga adalah seorang tokoh Wali Songo, dikenal sebagai wali yang sangat lekat dengan muslim di Pulau Jawa, karena kemampuannya memasukkan pengaruh Islam ke dalam tradisi dan budaya Jawa. Makamnya berada di Kadilangu, Demak. Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang "tatal" (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga.
Terkait asal usulnya, ada beberapa pendapat yang berkembang. Pendapat pertama, menyatakan Sunan Kalijaga orang Jawa asli keturunan Adipati Wengker (Ponorogo) yang juga ayah dari Aria Wiraraja, Pendapat ini didasarkan pada catatan historis Babad Tuban dan data keluarga besar keturunan Sunan Kali Jaga. Di dalam babad tersebut diceritakan, Aria Teja alias 'Abdul Rahman berhasil mengislamkan Adipati Tuban, Aria Dikara, dan mengawini putrinya. Dari perkawinan tersebut Aria Teja kemudian memiliki putra bernama Aria Wilatikta. Catatan Babad Tuban ini diperkuat juga dengan catatan masyhur penulis dan bendahara Portugis Tome Pires (1468 - 1540).
Menurut catatan Tome Pires, penguasa Tuban pada tahun 1400M adalah cucu dari peguasa Islam pertama di Tuban yakni Aria Wilakita, dan Sunan Kalijaga atau Raden Mas Said adalah putra Aria Wilatikta. Adapun pendapat yang kedua adalah menyatakan Sunan Kalijaga adalah keturunan arab. Pendapat kedua ini disebut-sebut berdasarkan keterangan penasehat khusus Pemerintah Kolonial Belanda, Van Den Berg (1845 – 1927), yang menyatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah keturunan Arab yang silsilahnya sampai ke Rasulullah . Sejarawan lain seperti De Graaf juga menilai bahwa Aria Teja I ('Abdul Rahman) memiliki silsilah dengan Ibnu Abbas, sepupu Rasulullah .
Adanya tiga versi sejarah tentang Sunan Kalijaga, Tetapi yang dikembangkan hanya versi Jawa, sedang dua versi yang lain tidak pernah dijumpai secara tertulis, berarti telah terjadi distorsi tentang kisah anggota walisanga paling terkenal ini. Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 dengan nama Santi Kusumo. Dia adalah putra empu Santi badra dan kakeknya bernama Badranala dan buyutnya bernama Maladresmi raja lasem yang bergelar Rajasawardana. Nama lain Sunan Kalijaga antara lain Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.Sunan kali jaga adalah adik dari DAN MPU AWANG (Santi Puspo/Sayid Abubakar ). Sunan Kalijaga adalah anak terkahir dari sepuluh bersaudara.
Ketika wafat, ia dimakamkan di Desa Kadilangu, dekat kota Demak (Bintara). Makam ini hingga sekarang masih ramai diziarahi orang - orang dari seluruh Indonesia. Sunan Kalijaga disebut-sebut punya kesaktian yang tak terkalahkan dan terelakkan. Apa saja? Simak penjelasan berikut ini:
1.Menghilang
Sunan Kalijaga kabarnya memiliki banyak ilmu atau ajian.
Ajian yang konon dimiliki Sunan Kalijaga adalah ajian waringin sungsang.
2.Bertapa dalam Waktu Lama
Zaman dulu, bertapa adalah hal biasa yang dilakukan.
Nah, konon hal tersebut juga dilakukan Sunan Kalijaga dengan waktu yang cukup lama.
Namun demikian, dia tetap memperhatikan masyarakat setempat salah satunya untuk belajar bertani.
3.Salat Jumat di Tempat Berbeda
Sunan Kalijaga adalah pendakwah yang menyisipkan budaya dan kesenian untuk memperkenalkan Islam.
Kabarnya, dia juga memiliki kesaktian untuk melaksanakan salat Jumat di dua tempat berbeda. Kedua tempat itu adalah di Jawa dan Mekah, Arab Saudi. Di sisi lain, hal tersebut sangatlah mustahil dilakukan.
4.Mengubah Tanah Jadi Emas
Dalam Babad Tanah Jawi diceritakan beberapa karomah Sunan Kalijaga. Contoh kesaktian Sunan Kalijaga adalah mengubah tanah menjadi emas. Konon, hal itu dia perlihatkan pada Ki Pandan Arang II yang mejalankan pemerintahannya dengan congkak.
5.Mengubah Beras Jadi Pasir
Karomah Sunan Kalijaga lainnya adalah mengubah beras menjadi pasir. Hal ini dia buktikan karena merasa sangat sedih dengan rakyat di sebuah dusun yang miskin dan kelaparan. Sementara kepala dusun hidup mewah dari hasil jerih payah warganya.
Kepala dusun itu tidak memberikan seliter beras pun pada warga yang memintanya karena karung-karung yang dimilikinya disebut berisi pasir. Mendengar itu, Sunan Kalijaga lantas berdoa dan mengubah beras milik kepala dusun itu benar-benar menjadi pasir.
6.Memiliki Tubuh yang Kuat
Ilmu yang dimiliki Sunan Kalijaga bermanfaat untuk melindungi diri dan orang lain. Konon, kalau kesaktian lain yang dimiliki olehnya adalah tahan terhadap api. Tubuhnya tidak mempan meskipun seluruh tubuhnya dibakar api panas.
7.Berjalan di Atas Air
Orang zaman dulu percaya bahwa salah satu kesaktian Sunan Kalijaga adalah berjalan di atas air. Mitos ini terus berkembang di masyarakat tanah air khususnya Pulau Jawa.
Asal-usul Sunan Kalijaga dari Versi Jawa :
- Adipati Ponorogo
- Arya Wiraraja atau Banyak Wide.
- Arya Adikara atau Arya Ranggalawe.
- Arya Teja I (Bupati Tuban).
- Arya Teja II.
- Arya Teja III.
- Raden Sahur atau Tumenggung Wilatikta, (beristeri Dewi Nawang Arum)
- Sunan Kalijaga.
Asal-usul Sunan Kalijaga dari Versi Arab :
- Sayyidina Abbas (paman Rasulullah Muhammad SAW),
- Sayyidina ibnu Abbas
- Syekh Abdul Wahid Qornain.
- Syekh Wahid Rumi.
- Syekh Mudzakir Rumi
- Syekh Khoromis
- Syekh Abdullah
- Syekh Abdur Rahman atau Arya Teja I.
- Ronggo Tedjo Laku atau Syekh Zali atau Arya Teja II.
- Aryo Tedjo atau Arya Teja III.
- Raden Sahur.
- Raden Syahid (Said) atau Sunan Kalijaga.
Asal-usul Sunan Kalijaga Versi China :
- Adipati Ponorogo
- Arya Wiraraja atau Banyak Wide
- Arya Adikara atau Ranggalawe.
- Arya Teja I (Bupati Tuban).
- Arya Teja II.
- Arya Teja III.
- Nawang Arum, bersuami Raden Sahur (Tumenggung Wilatikta),
- Sunan Kalijaga
Dakwah Sunan Kalijaga Dakwah Raden Said dimulai di Cirebon, di Desa Kalijaga, untuk mengislamkan penduduk Indramayu dan Pamanukan. Karena basis dakwahnya di Desa Kalijaga, Raden Said kemudian dikenal dengan julukan Sunan Kalijaga. Sebagaimana Wali Songo yang lain, Sunan Kalijaga berdakwah dengan pendekatan seni dan budaya. Ia amat mahir mendalang dan menggelar pertunjukan wayang. Sebagai dalang, ia dikenal dengan julukan Ki Dalang Sida Brangti, Ki Dalang Bengkok, Ki Dalang Kumendung, atau Ki Unehan.
Berbeda dengan pertunjukan wayang lainnya, Sunan Kalijaga tidak mematok tarif bagi yang ingin menyaksikan pertunjukan beliau, melainkan cukup dengan menyebut Kalimosodo atau dua kalimat syahadat sebagai tiket masuknya. Dengan begitu, orang-orang yang menyaksikan pertunjukan wayang Sunan Kalijaga sudah masuk Islam. Berkat kelihaian Sunan Kalijaga berbaur, lambat laun masyarakat setempat mengenal Islam pelan-pelan dan mulai menjalankan syariat Islam.
Dalam pertunjukannya, terdapat banyak lakon digubah Sunan Kalijaga yang diadaptasi dari naskah kuno, salah satu yang paling digemari adalah lakon Dewa Ruci, Layang Kalimasada, Lakon Petruk Jadi Raja, dan lain sebagainya. Tidak hanya itu, Sunan Kalijaga juga menambahkan karakter-karakter baru seperti punakawan yang terdiri atas Semar, Bagong, Petruk, dan Gareng. Selain menggelar pertunjukan wayang, Sunan Kalijaga juga menggubah tembang-tembang yang sarat dengan muatan keislaman, seperti Kidung Rumeksa ing Wengi, Ilir-ilir, dan lain sebagainya.
Dalam buku Atlas Wali Songo (2016), Agus Sunyoto menuliskan bahwa selain sebagai dalang dan penggubah tembang, Sunan Kalijaga juga berkreasi sebagai seniman dan penari topeng, perancang pakaian, perajin alat-alat pertanian, hingga penasihat sultan dan kepala-kepala daerah di masa itu. Sunan Kalijaga disebutkan memiliki beberapa istri, antara lain Dewi Saroh, Syarifah atau Siti Zaenab, dan Ratu Katno Kediri. Dewi Saroh adalah putri Maulana Ishaq, sedangkan Ratu Kano merupakan putri dari Kerajaan Kediri.