Abu Bakar Ash Siddiq, Pemimpin dengan Kepribadian Penuh Inspirasi
- U-Report
VIVA – Abu Bakar Ash Shiddiq merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling dekat dengannya. Sepeninggalan Rasulullah SAW, Abu Bakar Ash-Siddiq melanjutkan perjuangannya menjadi khalifah. Abu Bakar Ash Siddiq menjadi khalifah pertama yang memiliki sifat mulia. Kepribadiannya yang baik patut untuk dijadikan sumber inspirasi bagi setiap umat Muslim di penjuru dunia.
Kehidupan Muda Abu Bakar Ash Siddiq
Abu Bakar Siddiq (RA) menghabiskan masa kecilnya, seperti anak-anak Arab lainnya pada waktu itu, di antara orang-orang Badui. Pada tahun-tahun awalnya, ia bermain dengan anak sapi dan kambing unta, dan kecintaannya pada unta membuatnya mendapat julukan "Abu Bakar", yang berarti 'ayah dari anak unta.'
Pada tahun 591 M pada usia 18 tahun, Abu Bakar (RA) masuk ke dalam perdagangan dan mengadopsi profesi pedagang kain, yang merupakan bisnis keluarganya. Ia memulai usahanya dengan modal empat puluh ribu dirham. Di tahun-tahun mendatang Abu Bakar (RA) bepergian secara ekstensif dengan karavan (kereta unta, serangkaian unta yang membawa penumpang dari satu tempat ke tempat lain). Perjalanan bisnis membawanya ke Yaman, Suriah, dan banyak negara lain di Timur Tengah saat ini. Bisnisnya berkembang pesat dan meskipun ayahnya masih hidup, Abu Bakar (RA) kemudian dikenal sebagai kepala sukunya karena banyak kualitasnya seperti pengetahuan tentang sejarah suku Arab (pengetahuan silsilah), politik, perdagangan/bisnis, kebaikannya dan banyak lainnya.
Abu Bakar Siddiq (RA) sangat berbudi luhur. Bahkan sebelum Islam, dia telah membuat minuman keras dilarang untuk dirinya sendiri.
Kisah Abu Bakar Ash-Siddiq
Abu Bakar ash-Shiddiq (573 – 634 M, menjadi Khalifah 632 – 634 M) lahir dengan nama Abdus Syams, “Abu Bakar” adalah sebutan yang diberikan kepada masyarakat muslim kepadanya. Nama aslinya adalah 'Abdullah bin Abi Quhafah'. Ia mendapat gelar 'as-Shiddiq' setelah masuk Islam. Nama di hadapan umat Islam adalah “Abdul Ka'bah”. Ibunya bernama “Salma Ummul Khair”, paman dari Abu Quhafah.
Abu Bakar adalah khalifah Islam pertama setelah Nabi Muhammad wafat. Dia adalah salah satu masjid tertinggi dari suku Quraisy. Setelah memeluk Islam namanya diganti oleh Muhammad menjadi Abu Bakar.
Ia dijuluki Ash-Shiddiq, yang kredibel setelah ia menjadi orang pertama yang mengakui peristiwa Isra Miraj. Dia juga orang yang ditunjuk oleh Muhammad untuk menemaninya hijrah ke Yatsrib.
Tercatat, dia sebagai salah satu Sahabat Muhammad yang paling setia dan terkemuka untuk melindungi umat Islam serta sukunya sendiri. Ketika Muhammad sakit parah, Abu Bakar pun akhirnya ditunjuk olehnya untuk menggantikannya sebagai Imam dalam jamaah sholat di masjid Nabawi.
Menurut sebagian besar ulama adalah tuntunan Nabi Muhammad bahwa Abu Bakar diangkat sebagai penerus kepemimpinan Islam, sedangkan sebagian kecil umat Islam saat itu, yang kemudian membentuk aliansi politik Syi'ah, lebih kepada Ali bin Abi Thalib karena dia adalah keluarga nabi.
Setelah melalui perdebatan panjang akhirnya melalui keputusan bersama umat Islam maka, Abu Bakar diangkat sebagai pemimpin umat Islam pertama setelah wafatnya Muhammad. Abu Bakar memimpin selama dua tahun dari 632 tahun sejak wafatnya Muhammad hingga 634 M.
Selama dua tahun kepemimpinan Abu Bakar, bangsa Arab di bawah Islam mengalami kemajuan pesat dalam bidang sosial, budaya dan penegakan hukum. Pada masa pemerintahannya, Abu Bakar berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam hingga ke Persia, sebagian Jazirah Arab hingga menaklukkan sebagian kerajaan Bizantium. Abu Bakar meninggal ketika berusia 61 tahun pada tahun 634 M karena sakit yang dialaminya.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya selama dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal. Waktu yang sesingkat mungkin untuk menyelesaikan masalah rumah tangga, terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku Arab yang menolak untuk tunduk kepada pemerintah Madinah setelah wafatnya Nabi Muhammad.
Mereka beranggapan bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad, batal dengan sendirinya setelah Nabi wafat. Karena itu mereka menentang Abu Bakar.
Karena sikap keras kepala dan penentangan terhadap bahaya agama dan pemerintah, Abu Bakar menyelesaikan masalah ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid bin Al-Walid adalah komandan besar dalam Perang Riddah.
Rupanya, kekuasaan yang dijalankan selama Khalifah Abu Bakar, seperti pada zaman Nabi, adalah pusat; kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan, Khalifah juga menerapkan hukum yang diatur dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Namun, seperti halnya Nabi Muhammad, Abu Bakar selalu mengajak para sahabatnya yang hebat.
Setelah menyelesaikan perang internal, Abu Bakar mengirim pasukan ke luar Arabia. Khalid bin Walid dikirim ke Irak dan bisa menguasai wilayah al-Hirah pada tahun 634 M. Di Syria dikirim ekspedisi di bawah komando empat orang panglima, Abu Ubaidah binul Jarrah, Amr binul 'Ash, Yazid bin Abi Sufyan dan Syurahbil bin Hasanah.
Sebelumnya tim tersebut dipimpin oleh Usamah bin Zaid yang masih berusia 18 tahun. Untuk memperkuat tentara ini, Khalid bin Walid diperintahkan untuk meninggalkan Irak, dan melalui gurun yang langka, ia mencapai Suriah.
Gaya Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Siddiq
Repository UIN Antasari mencatat, jika gaya kepemimpinan Abu Bakar ash-Shiddiq ternyata lemah lembut atau low profil, tetapi beliau amat percaya diri (self convident) dan sangat tegas dalam hal-hal yang dipandang dapat membahayakan agama dan negara.
Gaya kepemimpinan Abu Bakar lainnya adalah sebagai khalifah memegang semua kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Meskipun beliau sering bermusyawarah tetapi otoritas tetap ditangan beliau. Meskipun dikenal lemah lembut dalam kepemimpinannya. Namun dalam menyelesaikan persoalan yang membahayakan pemerintahan dan Islam, maka ternyata mekanisme yang digunakan Abu Bakar ash-Shiddiq dalam menyelesaikannya adalah dengan kekerasan.
Ketika ada suku bangsa Arab yang membangkang dengan tindak mau tunduk lagi setelah wafatnya Muhammad Saw maka Khalifah Abu Bakar kemudian memeranginya yang dikenal dengan memerangi orang murtad. Begitu juga bagi yang tidak mau berzakat maka beliau juga memeranginya.
Mengenai perluasan wilayah, Khalifah Abu Bakar mengirim pasukan dibawah pimpinan Usamah bin Zaid untuk memerangi kaum Romawi di bumi Syam karena saat itu sebagai pusat perdagangan di Jazirah Arab. Kepemimpin tersebut berbeda dengan gaya kepemimpinan Umar bin Khattab yang tegas dan keras dalam memberantas kebatilan, juga demokratis dan inklusif, ia juga mau di kritik dan mendengar saran.
Penampilan Fisik Abu Bakar Ash Siddiq
Abu Bakar (RA) adalah seorang pria kulit putih kurus dengan bahu tipis, wajah kurus, mata cekung, dahi menonjol dan pangkal jari-jarinya tidak berbulu. [Seperti putrinya Aisha (RA) menggambarkan penampilan fisik ayahnya Abu Bakar Siddiq (RA)]
Keutamaan Abu Bakar Ash-Siddiq
Abu Bakar Ash-Siddiq merupakan salah satu lelaki yang diberikan keutamaan luar biasa. Dirinya begitu memiliki banyak keutamaan.
1. Manusia Terbaik setelah Nabi Muhammad SAW dari Golongannya
Ibnu ‘Umar RA berkata, di mana artinya:
“Kami pernah memilih orang terbaik di masa Nabi SAW. Kami pun memilih Abu Bakar, setelah itu Umar bin Khattab, lalu ‘Utsman bin Affan Radhiallahu’anhu,” (HR Bukhari).
2. Menemani Nabi Muhammad SAW di Gua Saat Dikejar Kaum Quraisy. Sebagaimana, dalam Alquran Allah SWT berfirman yang artinya;
“Salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: ‘Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita’,” (QS At Taubah: 40).
As Suhaili berkata: “Perhatikanlah baik-baik, di sini Rasulullah SAW berkata ‘janganlah kamu bersedih’ namun tidak berkata ‘janganlah kamu takut’.
Karena ketika itu rasa sedih Abu Bakar terhadap keselamatan Rasulullah SAW begitu mendalam, hingga berani untuk mengalahkan rasa takutnya.
Ketika hendak memasuki gua pun, Abu Bakar lebih memilih masuk terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada hal yang dapat membahayakan Nabi Muhammad SAW.
3. Umat Muhammad Diperintahkan untuk Meneladani Abu Bakar Ash Shiddiq. Nabi SAW bersabda, yang maksudnya adalah seperti berikut ini.
“Ikutilah jalan orang-orang sepeninggalku, yaitu Abu Bakar dan Umar” (HR Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Maajah).
4. Menginfaqkan Seluruh Harta Saat Dianjurkan Sedekah. Umar bin Khattab RA berkata di mana maknya itu adalah sebagai berikut.
“Rasulullah SAW memerintahkan kami untuk bersedekah, maka kami pun melaksanakannya. Umar berkata: ‘Semoga hari ini aku bisa mengalahkan Abu Bakar’. Aku pun membawa setengah dari seluruh hartaku. Sampai Rasulullah SAW bertanya: ‘Wahai Umar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Kujawab: ‘Semisal dengan ini’. Lalu Abu Bakar datang membawa seluruh hartanya. Rasulullah SAW lalu bertanya: ‘Wahai Abu Bakar, apa yang kau sisakan untuk keluargamu?’. Abu Bakar menjawab: ‘Ku tinggalkan bagi mereka, Allah dan Rasul-Nya’. Umar berkata: ‘Demi Allah, aku tidak akan bisa mengalahkan Abu Bakar selamanya’,” (HR Tirmidzi)
5. Orang yang Paling dicintai Nabi Muhammad SAW. ‘Amr bin Al Ash RA bertanya kepada Nabi Muhammad SAW. Di mana maknanya sebagai berikut ini.
“Siapa orang yang kau cintai? Rasulullah menjawab: ‘Aisyah’. Aku bertanya lagi: ‘Kalau laki-laki?’. Beliau menjawab: ‘Ayahnya Aisyah’ (yaitu Abu Bakar),” (HR Muslim).