Doa Buka Puasa Beserta Tata Cara Berbuka Sesuai Syariat
- U-Report
VIVA – Doa buka puasa memang disunnahkan untuk dibaca bagi umat muslim yang berbuka puasa karena isi dari doanya memang menyatakan bahwa yang membaca doa tersebut adalah yang melakukan puasa. Seperti yang diketahui bahwa setiap aktivitas apapun yang dilakukan memang harus diawali dengan doa, termasuk doa buka puasa ini.
Seperti yang disebutkan Sulaiman Bujairimi dalam Hasyiyah Iqna’
“Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap.”
“Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.”
Seperti yang dikutip dari NU Online, permohonan ampun menjadi penutup dari doa ini. Karena kemungkinan ada banyak pelanggaran yang semestinya tidak dilakukan orang berpuasa, maka penutup doa ini menjadi hal yang menarik. Dengan pelanggaran-pelanggaran yang mungkin dilakukan tersebut bisa saja merusak pahala puasa meskipun tidak membatalkan puasa.
Misalnya pelanggaran yang dilakukan seperti kurang bersyukur, kurang sabar atau bahkan merasa bahwa diri perlu dihormati karena berpuasa dan merasa bahwa diri lebih tinggi dihadapan Allah SWT karena sedang berpuasa.
Doa buka puasa
Terdapat dua versi dari doa buka puasa yang bisa dibaca oleh umat muslim yang dimana doa yang pertama diriwayatkan dalam HR. Bukhari & Muslim.
“Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.”
Artinya:" Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang."
Doa buka puasa yang diriwayatkan dalam HR. Abu Daud, dari Ibnu Umar ra, yang dibaca oleh Rasulullah SAW.
“Dzahabaz zhama'u wabtallatil 'uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.”
Artinya: "Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah."
Tata Cara Berbuka Puasa Sesuai Syariat
Beberapa kebiasaan berbuka puasa yang kurang sesuai dengan syariat terkadang masih sering dilakukan. Hal itu mungkin karena mereka belum mengetahui syariatnya. Misalnya seperti tata cara berbuka puasa yang benar. Biasanya kebanyakan orang akan membaca doa berbuka puasa terlebih dahulu sebelum mereka membatalkan puasa dengan berbuka (makan atau minum). Padahal disebutkan dalam beberapa hadist dan keterangan kitab-kitab ulama disebutkan bahwa tata cara berbuka puasa itu membaca doa buka puasa dibaca setelah kita berbuka puasa (‘aqib al-ifthâr).
Berikut tata cara berbuka puasa yang sesuai dengan syariat:
1. Menyegerakan untuk berbuka (ta‘jîl al-fithr) bila memang sudah masuk waktu berbuka puasa.
2. Membatalkan puasa dahulu sebelum melakukan shalat maghrib.
3. Awali dengan membaca basmalah sebelum berbuka puasa, “Bismillâhir rahmânir rahîm” secara lengkap atau secara singkat “Bismillâh”. Hal itu dikarenakan sebagai suatu perbuatan yang baik untuk dilakukan. Namun apabila ternyata tidak sengaja lupa membaca basmalah sebelum berbuka, maka saat mengingatnya baca “Bismillâhi awwalahu wa âkhirahu”, yang artinya “Dengan Nama Allah sejak awal dan akhir makan/minum.”
4. Disunahkan untuk memakan kurma saat berbuka dengan jumlah ganjil baik itu 3 (tiga) butir atau lebih yakni 5 butir. Kurma yang disunahkan terutama kurma basah (ruthab), namun jika memang tidak ada boleh memakan kurma kering saja (tamr).
5. Disunnahkan juga untuk meminum air, terutma air zamzam sebanyak 3 (tiga) teguk jika memang tidak ada kurma basah ataupun kurma kering.
6. Jika memang tidak ada air zamzam sebagai sunnah, maka minumlah air mineral biasa saja. Hal itu berdasarkan urutan keutamaan air sebagaimana yang telah dikemukakan oleh para ulama seperti yang disebutkan dalam nazham oleh imam At-Tâj As-Subkî. Urutan air yang utama: air yang memancar dari jari jemari Nabi SAW, air zamzam, air telaga Kautsar, air sungai Nil dan air dari sungai-sungai lainnya.
7. Namun jika memang tidak ada air minum, umat muslim disunahkan untuk berbuka dengan sesuatu yang manis atau manisan.
8. Setelah membatalkan puasa, disunahkan untuk membaca doa buka puasa (du'â' al-ifthâr) yang tak lupa dengan mengangkat kedua tangan. Doa yang dibaca berupa doa ma'tsûr (doa yang diajarkan oleh Nabi SAW) atau rangkaian doa yang telah disusun oleh para ulama yakni doa-doa dalam hadist.
9. Makan dan minum dengan secukupnya saja, tidak berlebihan atau bermewahan (isrâf) apalagi jika sampai merasa kekenyangan. Sehingga tidak tidak akan ada makanan dan minuman yang tersisa atau mubadzir.
10. Setelah makan dan minum selesai, kemudian bacalah doa, sebagaimana yang disebutkan dalam Kitab Shâhîh al-Bukhârî dan Riyâdh al-Shâlihîn, “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik (murni terhindar dari riyâ’ dan sum‘ah) nan berkah (berkembang, terus menerus tidak terputus), yang pujian itu tidak bisa mencukupi, tidak ditolak, pun tidak pula dicukupkan sepadan pada pemberian-Mu, duhai Tuhan kami” (HR. al-Bukhârî dari Abû Umâmah r.a.).
Atau bacalah doa yang diajarkan oleh Nabi SAW sebagaimana yang disebutkan dalam Sunan Abû Dâwud dan Sunan at-Tirmidzî berikut: “Segala puji bagi Allah yang telah memberikan makan ini kepadaku, dan telah memberikannya rizki kepadaku tanpa ada daya dan kekuatan dariku. Faidah membaca doa ini disebutkan dalam Hadits Hasan riwayat Abû Dâwud dan al-Tirmidzî dari Mu‘âdz bin Anas r.a. dari bapaknya, bahwa orang yang membaca doa ini akan diampuni dosa-dosanya yang lampau.” (‘Aun al-Ma‘bûd ‘Alâ Sunan Abî Dâwud (Aman: Bait al-Afkâr al-Dauliyyah, t.t., hlm. 1726).