Institut Teknologi Sawit Indonesia Diluncurkan di Medan

Kendaraan melintas di kawasan perkebunan kelapa sawit PTPN VI, Sariak, Pasaman Barat, Sumatra Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

VIVA – Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen dalam pengembangan sumber daya manusia khususnya di bidang kelapa sawit.  Hal ini dibuktikan melalui Peluncuran Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) di Medan. 

Tergerus Digitalisasi dan Tren Teknologi, Mahasiswa yang Pengin Jadi Akuntan Kian Merosot

Peluncuran institut itu dilakukan pada Jumat kemarin, oleh Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi, bersama Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara Mohammad Abdul Ghani.

ITSI dikelola oleh PT LPP Agro Nusantara, anak usaha Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) yang bergerak di bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). ITSI saat ini memiliki 6 program studi, yaitu Program Sarjana (S1) Agribisnis, Proteksi Tanaman, Sistem dan Teknologi Informasi, Teknik Kimia, Budidaya Perkebunan, dan Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.

Accurate Gandeng RAKUS Perkuat Digitalisasi UKM

Awalnya ITSI bernama Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP). Proses transformasi tersebut berlangsung pada tahun 2021. Sesuai Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 558/E/O/2021 tentang Izin Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) menjadi Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani dalam keterangan tertulisnya mengatakan, hal ini merupakan Salah satu upaya pengembangan SDM untuk berkiprah di lingkup perkebunan kelapa sawit melalui Perguruan Tinggi di bawah naungan Holding Perkebunan Nusantara. 

Denny JA Rumuskan 6 Prinsip Emas Spiritualitas di Era AI

"ITSI merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan industri kelapa sawit. Adanya ITSI membuat SDM perkebunan Indonesia menjadi lebih kompetitif. Sumatera adalah center of power perkebunan Indonesia sehingga pendirian ITSI di Sumatera Utara merupakan keputusan yang tepat," dikutip Sabtu, 19 Maret 2022.  

Dalam Peluncuran ITSI ini, turut terselenggara seminar, Lokakarya Nasional, Pelatihan Petani, Pameran (Expo), dan Penandatangan Nota Kesepahaman (MoU) dengan beberapa instansi. Rangkaian acara tersebut berlangsung pada Kamis hingga Jumat kemarin, di Kampus ITSI, Jl. Willem Iskandar, Komplek LPP Agro Nusantara Medan. 

“Capaian pembelajaran di ITSI harus sejalan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dari Kemendikbud Ristek. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif. MBKM sejalan dengan implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi”, ujar Rektor ITSI, Aries Sukariawan.

Menurutnya, berbagai bentuk kegiatan MBKM yang dicanangkan ITSI dikolaborasikan dengan program Tri Dharma Perguruan Tinggi di antaranya ialah Link and Match dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri. 

Program tersebut dilaksanakan oleh civitas akademika ITSI, Perguruan Tinggi yang melibatkan stakeholder meliputi perusahaan perkebunan (PTPN Group dan Perkebunan Besar Swasta), perusahaan agribisnis, dinas/instansi pemerintah terkait, lembaga penelitian dan balai-balai pelatihan/penelitian.

Institut Teknologi Sawit Indonesia.

Photo :
  • Dokumentasi Holding PTPN.

"Organisasi profesi/asosiasi perusahaan, lembaga pendidikan (Perguruan Tinggi dan Sekolah Menengah Kejuruan), mitra perbankan dan instansi lain”, lanjut Aries.

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berharap agar ITSI mampu menjalankan fungsi sebagai pusat pendidikan, riset, dan inovasi kelapa sawit unggulan di Indonesia. Sehingga akselerasi pembangunan industri kelapa sawit dari hulu ke hilir semakin pesat dan mampu membangun ketahanan pangan nasional serta mewujudkan ekonomi berkelanjutan.

“Perguruan Tinggi sepantasnya melahirkan dan menciptakan civitas akademika yang terpelajar, memiliki semangat, pemikiran yang kreatif, mandiri, dan inovatif agar dapat membangun bangsa di berbagai sektor khususnya sektor perkebunan kelapa sawit," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya