Dosen UGM Kembangkan Teknologi Big Data untuk Mitigasi COVID-19

Analisis
Sumber :
  • antara

VIVA – Dosen Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Mardhani Riasetiawan mengembangkan analisis big data dan cloud computing untuk mitigasi penyebaran COVID-19 di Tanah Air.

Mardhani melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, Rabu (16/3), mengatakan analisis big data berhasil memprediksi dan memonitor gelombang pertambahan kasus yang disebabkan mobilitas warga.

"Mitigasi penyebaran COVID-19 di Indonesia telah dijalankan selama pandemi berlangsung dengan mengumpulkan data-data pertambahan kasus harian yang melibatkan lebih dari 200 orang relawan data di seluruh Indonesia," kata dia.

Inovasi tersebut, menurut dia, membantu daerah-daerah yang mengalami lonjakan kasus COVID-19 karena dengan memiliki monitoring riil dari data di lapangan memudahkan pemerintah daerah dalam mengambil keputusan mitigasi.

"Para sukarelawan mengumpulkan data secara harian dari fasilitas kesehatan, lokasi pemakaman, dan sumber data dari internet secara harian," kata dia.

Mardhani mengatakan pengembangan analisis big data untuk mitigasi penyebaran kasus COVID-19 di Indonesia tersebut dimulai sejak 13 Maret 2021.

Meski saat itu belum ada peta dan pola persebaran pandemi, namun ia dan tim telah memulai analisis menggunakan big data melalui "Respons COVID-19 Indonesia" (covid19.gamabox.id).

"Saat itu analisis big data untuk COVID-19 telah dikembangkan untuk diimplementasikan di Myanmar," kata dia.

Selain mengembangkan teknologi big data dan cloud computing untuk mitigasi COVID-19, Mardhani dan tim juga mengembangkan konvergensi teknologi big data dan cloud computing untuk menyediakan informasi terkni dan informasi peringatan dini bencana tanah longsor.

Konvergensi itu diwujudkan dalam pengembangan G-Connect (GamaBox Connect) sejak Tahun 2016 hingga 2021.

G-Connect mengembakan alat yang dapat mendeteksi pergerakan tanah longsor serta kondisi lingkungan dengan sensor.

Data terkumpul secara realtime dan dikirimkan dengan jaringan internet kualitas rendah ke server big data di UGM secara berkala dan terjadwal.

Mardhani menjelaskan bahwa peralatan tersebut dapat bekerja secara mandiri karena didukung oleh solar power dan kemudahan mobilisasi peralatan menyesuaikan perkembangan retakan longsor.

"G-Connect saat ini telah tersebar di 37 titik di jalur retakan Gunung Gandul di Kabupaten Wonogiri. Secara bersamaan implementasi G-Connect ini juga melibatkan mahasiswa KKN UGM untuk menyiapkan wilayah di Wonogiri tanggap terhadap bencana," ujar Mardhani. (antara)

Viral Dosen Ini Menangis Setelah Tahu Mahasiswa Tega Bohongi Orang Tua dan Tidak Lulus Kuliah