Unhas Gelar Webinar Perkembangan Islam di Jepang Hadirkan Mualaf

Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan.
Sumber :
  • VIVA/Irfan Abdul Gani

VIVA – Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Hasanuddin Makassar menggelar webinar membahas perkembangan islam di Negeri Sakura itu.

Bakrie Center Foundation Apresiasi Dukungan Universitas dan Lembaga Sosial Melalui Campus Leaders Program 9 Award

Webinar pada Sabtu (12/3) itu menghadirkan narasumber Mamoru Hasegawa seorang mualaf Jepang dan Yo Nonaka PhD dari Universitas Keio, Tokyo, Jepang.

Ketua Departemen Sastra Jepang sekaligus bertindak selaku moderator, Meta Sekar Puji Astuti SS MA PhD di Makassar, Sabtu (12/3), menyampaikan banyak cerita menarik dari orang-orang Jepang Muslim dan dibagikan untuk menambah wawasan ilmu dan pengetahuan mahasiswa Sastra Jepang Unhas.

Gus Yahya: Masyarakat Perlu Dengar Penjelasan Pemerintah soal PPN 12 Persen

Pemaparan awal disampaikan oleh Yo Nonaka, yang menjelaskan perkembangan Islam di Jepang mengalami peningkatan yang cukup signifikan setiap tahunnya.

Seiring perkembangan tersebut, pendirian masjid juga terus dilakukan guna memfasilitasi umat Muslim untuk beribadah dan kegiatan keagamaan lainnya.

Disahkan Pemerintah, Ini Struktur Kepengurusan PMI di Bawah Jusuf Kalla

Lebih lanjut, Yo Nonaka menuturkan saat ini fasilitas ramah Muslim juga sudah tersedia di beberapa tempat keramaian, seperti tersedianya tempat salat di bandara, stasiun,maupun di department store di Jepang.

Hal tersebut sebagai salah satu upaya pemerintah dan industri Jepang untuk menghadirkan pariwisata Muslim.

"Selain itu, pemerintah Jepang juga sudah sangat memperhatikan permasalahan makanan halal dan sertifikasinya untuk dapat menarik jumlah wisatawan. Beberapa restoran telah melayani wisatawan Muslim dengan menyediakan menu dengan konsep _muslim friendly_," jelas Yo Nonaka.

Pada kesempatan yang sama, Mamoru Hasegawa yang merupakan seorang mualaf hadir berbagi cerita perjalanannya menjadi seorang Muslim Jepang. Sapaan akrabnya dipanggil "Hasan" yang menjadi nama islamnya saat ini.

Menurutnya, sesuatu hal yang baru untuk dipelajari bukanlah hal yang mudah, seperti pada ketertarikannya untuk mempelajari ajaran Islam dan saat itu masih kurang percaya diri untuk mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih lanjut, ia bercerita bahwa lingkungan sekitarnya adalah satu alasan dirinya untuk mulai menaruh hati pada ajaran Islam.

Berteman dengan Muslim lainnya di Jepang membuat dirinya lebih yakin untuk mendalami agama Islam dan siap menjadi seorang Muslim dengan memutuskan bersyahadat di Masjid Akihabara.

"Masjid dan restoran halal Jepang semakin banyak. Walaupun masih terbilang minoritas, tapi dengan kebaikan yang kita berikan dapat meningkatkan citra Islam di kalangan non Muslim lainnya di Jepang," kata Mamoru. (antara)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya