Mengenang Kepergian Pakar Seni Rupa Indonesia Iriantine Karnaya

Mengenang Kepergian Pakar Seni Rupa Indonesia Iriantine Karnaya
Sumber :
  • uii.ac.id

VIVA – Dra. Iriantine Karnaya, M.Ars., dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), meninggal dunia pada usia 72 tahun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Senin, 28 Januari 2022, pukul 05.00 WIB. Jenazah dimakamkan di San Diego Hills. Kawang, Jawa Barat.

1.403 Orang dan 9 Jenazah Korban Erupsi Gunung Lewotobi di NTT Berhasil Dievakuasi

Iriantine Karnaya adalah pakar seni rupa FTUI yang juga seniman pematung Indonesia. Sepanjang hidupnya, ratusan karya almarhumah tersebar di seluruh Indonesia.

Beberapa karya instalasi seni Tine — Iriantine Karnaya akrab disapa demikian– pernah memenangkan penghargaan, seperti penghargaan bronze dari Museum of Modern Art Anvers, Belgia, atas karya “Honesty III” di tahun 2004, penghargaan dari Museum Modern Art Sharjah, Uni Emirates Arab, atas karya “Flower Power” di tahun 2002, Pemenang Karya Terbaik (Gula & Semut, 1995, bronze) dalam pameran Seni Patung “Trienal II”, Galeri Nasional, Jakarta, dan penghargaan bronze dari WHO (Kesehatan Ibu dan Anak) atas karya “Kasih Sayang” pada 1997.

Pemimpin Komunitas Biarawati Ditemukan Meninggal di Kamarnya akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU, menyampaikan ucapan duka dan mengatakan, sebagai seorang seniman, Bu Tine adalah seorang pematung yang visioner. Sebagai seorang pengajar, beliau juga salah satu pengajar seni terbaik di FTUI.

“Karya-karya Bu Tine selalu memberikan kontras yang terpadu dengan baik dan meninggalkan kesan yang mendalam pada orang yang menikmati karya seninya. Beliau terkenal sebagai pematung yang mengeksplorasi bahan logam dan kayu,” kenang Dekan Heri.

Anak Meninggal karena Terseret Ombak di Bali, Drummer Matta Band Dapat Firasat Begini

Karya-karya Bu Tine dapat ditemukan di FTUI, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI, Perpustakaan Pusat UI, IMERI Fakultas Kedokteran UI, maupun di Terminal 3, Bandara Internasional Soekarno Hatta, Jakarta.

Kepergian Tine juga meninggalkan kesan yang mendalam pada rekan-rekan sejawatnya. Seperti dikatakan Dr. Ir. Achmad Hery Fuad, M.Eng., Ketua Departemen Arsitektur FTUI, mennebutkan Bu Tine adalah rekan kerja yang luar biasa. Visi, kreativitas, dan dedikasinya pada seni sangat mengagumkan.

“Terakhir kami tergabung dalam tim pengembangan kompleks Adhyaksa Loka di Ceger pada tahun 2014. Bu Tine tergabung dalam tim desain Monumen Nurani Adhyaksa setinggi 17m dengan bintang Adhyaksa raksasa setinggi 5m, sementara saya bergabung dalam tim desain Master Plan dan Arsitekturnya,” ujar Achmad Hery Fuad.

Iriantine Karnaya lahir di Rangkasbitung, Banten, pada 9 Januari 1950. Almarhumah menyelesaikan sarjana di Fakultas Seni Rupa dan Desain, Insitut Teknologi Bandung. Ia kemudian melanjutkan pendidikan magister di Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Tine aktif sebagai pengajar Seni Rupa Dasar di Departemen Arsitektur, FTUI, dan Pengajar Studio Patung di Institut Kesenian Jakarta.

Pada periode 1996 – 2017, ia menyelenggarakan lima pameran tunggal dan beberapa pameran bersama. Pameran tunggal pertama pada tahun 1996 di Depdikbud, Gambir, Jakarta, pameran tunggal kedua pada tahun 1997 di Galeri Soemardja, Institut Teknologi Bandung, Bandung, pameran tunggal ketiga pada tahun 1999 di Galeri Lontar, Jakarta, pameran tunggal keempat dengan judul “Narasi Simbolik” pada tahun 2000 di Galeri Nasional, Jakarta dan pameran tunggal kelima dengan judul “Menu Hari Ini” diadakan pada Juni 2007 di Museum Nasional, Jakarta.

Tine juga terlibat pada pameran bersama “Mata-Mata Jakarta” di Galeri Nasional, Jakarta, pada tahun 2005 Pameran Patung Bronze, Siena, Italy; Biennale Jakarta “Beyond The Limits dan Its Challenges” di Galeri Nasional, Jakarta (2006), dan pada 2007 melakukan pameran bersama partisipasi dengan Toyamura pada ajang Biennale, Jepang, pameran bersama Group Sembilan di Belanda pada 2008 berpartisipasi dalam pameran bersama di Gedung Arsip Nasional Jakarta, pada tahun 2016 beliau tergabung dalam Pameran Seni Rupa Group 9+1 “Homage to Yanuar Ernawati” di Cemara 6 Galeri, Jakarta, dan yang terakhir pada tahun 2017 almarhumah dan para mahasiswa Departemen Arsitektur FTUI melakukan pameran di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

“Selain instalasi karya seni peninggalan Bu Tine, ilmu dan pengetahuan di bidang seni juga beliau wariskan kepada para mahasiswanya. Semoga ini menjadi ladang amal jariyah bagi beliau. Selamat jalan Bu Tine. Insya Allah murid-murid Bu Tine akan mengikuti jejak Ibu memberikan sentuhan keindahan pada setiap karya arsitektur yang mereka hasilkan,” kata Dekan Heri. (UI)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya