Kurikulum Komputasi Cocok Buat Anak-anak Hadapi Industri 4.0
- Cambridge Internasional
VIVA – Cambridge Internasional menyiapkan kurikulum komputasi terbaru untuk anak-anak dalam menghadapi era Industri 4.0.
Hal itu sesuai dengan pemerintah Indonesia yang telah merancang Making Indonesia 4.0 Roadmap untuk mengimplementasikan beberapa strategi guna mendorong daya saing bangsa di Industri 4.0, salah satunya dengan meningkatkan tenaga kerja masa depan melalui pendidikan masa kini.
Untuk itu dalam sektor pendidikan, Cambridge Internasional juga telah menyiapkan kurikulum terbaru untuk anak-anak menghadapi era tersebut.
"Siswa harus dilengkapi dengan keterampilan dan pola pikir yang tepat untuk membantu mereka berkembang di dunia kerja masa depan. Inilah salah satu alasan yang mendorong kami membantu mengembangkan kurikulum Komputasi terbaru untuk program Cambridge Primary and Lower Secondary," ujar Lloyd Jeeves, Manajer Pengembangan Kurikulum, Cambridge International, dalam keterangan persnya di Jakarta, Kamis (17/2).
Seperti diketahu industri 4.0 bertopang pada konektivitas antar perangkat dan pemahaman yang berkembang tentang bagaimana konektivitas ini bekerja. Lloyd menjelaskan bahwa kurikulum komputasi baru ini akan memperkenalkan konsep tersebut kepada siswa muda.
“Kurikulum Komputasi kami dirancang bagi siswa muda untuk mengembangkan keterampilan yang berkaitan dengan Industri 4.0 seperti pemrograman, pemikiran komputasi, konektivitas, dan analisis data," ujar Lloyd Jeeves, Manajer Pengembangan Kurikulum, Cambridge International.
Menurut Lloyd Jeeves, Kurikulum ini akan membantu mereka untuk mengenali peran ilmu komputer dalam berbagai industri, mengembangkan keterampilan ilmu komputer mereka sendiri, dan mengenali peran yang akan dijalankan oleh ilmu komputer dalam karier mereka di masa depan.
Lloyd menerangkan sangatlah penting memiliki kemampuan komputasi yang kuat saat ini, di mana semakin dini seorang anak dapat mulai membangun dan mengembangkannya,semakin siap mereka untuk pembelajaran di masa depan dan dunia kerja.
“Dengan mempelajari pemikiran komputasi dan keterampilan pemrograman sejak usia dini, siswa akan dapat mengembangkan kompetensi seperti logika dan dekomposisi secara progresif," ujarnya.
Sebelum mereka harus bersaing dengan menerapkannya dalam lingkungan profesional dan kerja. Pelajar muda akan dapat bersenang-senang dengan program yang mereka buat, sambil mengembangkan pengetahuan dan keterampilan penting yang kemudian dapat diterapkan pada konteks yang semakin kompleks sepanjang pendidikan mereka dan seterusnya.
“Pengkodean, dan memahami perlunya presisi, juga akan membantu pelajar muda untuk memahami bagaimana segala sesuatu bekerja dan bagaimana perangkat dan mesin merespon instruksi dan input," tutur Lloyd Jeeves.
Pengetahuan ini, terlepas dari apakah dikembangkan di kemudian hari dalam pendidikan mereka, akan tetap membantu siswa untuk memahami hubungan antara komputer, program, dan mesin yang merupakan inti dari Industri 4.0.
Namun, Lloyd menyadari bahwa tidak semua siswa ingin menjadi ilmuwan komputer ketika mereka dewasa, tetapi ada banyak alasan mengapa anak muda akan mendapatkan keuntungan dari mempelajari ilmu komputer.
“Walaupun mereka tidak bercita-cita menjadi ilmuwan komputer, tetapi mereka akan bekerja dalam dunia industri 4.0 saat dewasa, Karena itu, siswa muda perlu memahami hubungan antara komputer dan dunia di sekitar mereka," ujarnya.