Kemandirian Pesantren Dorong Pembangunan Ekonomi Sulbar
VIVA – Kemandirian pesantren mendorong pembangunan ekonomi Sulbar dengan memaksimalkan potensi sumber daya alam sebagai sumber pengelolaan ekonomi
Hal itu dikatakan Ketua Dewan Perwakiln Daerah Republik Indonesia  (DPD RI) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam kunjungan kerjanya di Mamuju, Selasa (4/1).
Ia mengatakan, pihaknya sangat mendukung upaya pemerintah di Sulbar dalam mendorong program kemandirian pesantren di Sulbar seperti dicanangkan pemerintah pusat.
"Dengan kemandirian pesantren, pesantren akan mampu menekan ketergantungan terhadap sumbangan donatur yang jumlahnya tidak stabil, sehingga pesantren harus memiliki kemandirian mengembangkan diri," kata Senator asal Jawa Timur itu.
Oleh karena itu, program kemandirian pesantren dengan membangun potensi ekonomi daerah dikerjasamakan dengan Bank Indonesia dan pemerintah Sulbar akan menjadi kekuatan pesantren terutama dalam pengelolaan manajemen serta peningkatan kualitas pelayanan pendidikan berbasis agama Islam.
"Dengan kemandirian pesantren tidak akan sulit dalam mengelola dana dan menjalankan manajemen pesantren secara profesional, sehingga program kemandirian pesantren harus didukung sesuai yang dijalankan pemerintah Sulbar," ujarnya.
Menurut dia, sumber daya alam Sulbar yang  melimpah akan akan dapat diolah menjadi produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pesantren memiliki peluang mengelolanya menjadi sumber ekonomi.
"Jika pesantren mampu mengelola sumber daya alam yang ada, ekonomi pesantren berkembang dan potensi ekonomi daerah juga berkembang serta akan berefek bagi pemberdayaan santri," katanya.
Kementrian Agama (Kemenag) Provinsi  Sulbar sebelumnya telah mendorong kemandirian pesantren untuk mendukung program Kemenag pusat.
Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Sulbar, Muflih BF mengatakan, kemenag Sulbar akan melakukan pemetaan tentang potensi kemandirian pesantren terkhusus potensi ekonomi dan akan bekerja sama dengan Bank Indonesia, mendorong terwujudnya kemandirian pesantren. (antara)