Universitas Lambung Mangkurat Paparkan BLU ke Tim Penilai Kemenkeu
- e-campusradio.com
VIVA – Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Kalimantan Selatan telah memaparkan usulan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) ke tim penilai Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
"Alhamdulillah, presentasi sudah dilakukan ULM yang dipimpin langsung Rektor untuk selanjutnya penetapan oleh Menteri sambil verifikasi data," kata Ketua Tim BLU ULM Dr Achmad Syamsu Hidayat di Banjarmasin, Jumat.
Saat presentasi itu, turut mendampingi Kepala Biro Keuangan dan Barang Milik Negara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Faisal Syahrul.
Sedangkan dari tim penilai Kemenkeu terdiri dari Kasubdit Pembinaan Pengelolaan Keuangan III Ana Mariana serta Wignyo Parasian dan Ardyan Gulit Prasetya, termasuk wakil dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Banjarmasin dan Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Selatan.
Syamsu mengatakan semua tentang ULM telah disampaikan Rektor ULM Prof Sutarto Hadi ke tim penilai Kemenkeu, mulai profil lembaga, kinerja tridarma dan keuangan ULM lima tahun terakhir, alasan ULM menjadi BLU hingga proyeksi keuangan dan layanan ULM setelah BLU.
"Kami juga sudah melengkapi dokumen standar pelayanan minimum untuk BLU sebagaimana arahan Kemendikbudristek," ujar Wakil Rektor II Bidang Umum dan Keuangan ULM itu. Syamsu menyatakan jalan panjang ULM untuk menjadi BLU sudah pada titik akhir. Dia pun optimis usulan BLU dapat diterima berbekal sejumlah komponen yang disyaratkan terpenuhi.
Perguruan tinggi negeri terbaik di pulau Kalimantan terakreditasi A itu memperoleh Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di atas Rp250 miliar per tahun. Setiap tahun, penerimaan ULM, yang memiliki lebih dari 30 ribu mahasiswa, selalu lebih tinggi dari DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran).
Menurut Syamsu, banyak keuntungan perubahan status PTN Satker PNBP menjadi PTN Satker BLU terutama dalam hal fleksibilitas penggunaan anggaran.
Seperti jumlah simpanan ULM yang ditaksir lebih dari Rp500 miliar di kas negara, jika anggaran kelebihan itu bisa dimanfaatkan maka dapat mendukung pembangunan untuk kemajuan kampus yang berlokasi di Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru itu. (ant)