Anggota DPR Dukung Vaksinasi Anak Jelang PTM

Ilustrasi uji coba pembelajaran tatap muka.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Anggota DPR RI Daerah Pemilihan Depok-Bekasi Nuroji mendukung vaksinasi kepada anak usia 6-11 tahun menjelang pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) pada awal 2022 dan penerapan protokol kesehatan karena kasus COVID-19 masih ada.

“Tetap menjaga protokol kesehatan dan PPKM belum dicabut. Setiap pertemuan harus pakai masker. Meski saat ini kasus COVID-19 landai, artinya masih ada kasus ratusan,” kata Nuroji di Depok, Jawa Barat, Kamis.

Politikus Partai Gerindra ini juga mendukung PTMT dilakukan karena vaksinasi terus dilakukan oleh pemerintah. Data yang didapat vaksinasi sudah 110 juta dosis. Menurut dia, vaksinasi yang dilakukan itu bentuk kemajuan.

"Meski target vaksinasi 180 juta dosis. Sekarang masih kurang kekebalan tubuh. Kami mutlak mendukung PTMT, kami mendukung pembelajaran tatap muka," katanya.

Anggota Komisi X DPR ini mengatakan pembelajaran jarak jauh selama ini menyebabkan  terjadi "learning loss' atau hilangnya minat belajar karena sudah terlalu lama.

“Harus tatap muka. Learning loss sudah terlalu jauh. Kelamaan dan ketinggalan proses pendidikan. Karena itu kembalikan ke tatap muka dimaksimalkan tatap muka dengan peraturan yang ada, terutama prokes diperketat,” katanya.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakanpelaksanaan vaksinasi COVID-19 bagi anak-anak usia 6-11 tahun penting dilakukan.

Dia menerangkan vaksinasi anak merupakan langkah pemerintah dalam rangka melindungi anak dari COVID-19. Terutama ketika anak memulai pembelajaran tatap muka di sekolah.
"Dengan divaksinasinya anak maka orang tua akan lebih 'confidence', jadi percaya diri untuk memastikan anaknya aman ketika memasuki pembelajaran tatap muka," ujar Muhadjir.

Selain itu, Menko PMK menerangkan anak-anak merupakan bagian dari mata rantai penyebaran COVID-19. Menurutnya, anak-anak berpotensi menularkan virus kepada mereka yang lebih rentan tertular.

"Angka fatalitas akibat COVID-19 terhadap anak memang rendah. Tetapi potensi penyebaran dari anak ini terutama kepada lansia karena mereka dekat dengan neneknya kakeknya dia punya potensi besar. Karena itu vaksinasi penting dilakukan," ujarnya.

Muhadjir berpesan kepada orang tua agar tidak takut dan mendorong anak untuk ikut vaksinasi. Dia menjamin vaksin untuk anak aman. Menurutnya vaksinasi ini bertujuan untuk melindungi anak dan keluarga dari COVID-19.

"Kepada orang tua saya mohon anaknya dimotivasi dibesarkan hatinya dan diupayakan agar mendamping mereka saat divaksin. Kemudian kita telah pastikan vaksin untuk anak ini aman. Seandainya ada gejala ikutan maka tidak akan membahayakan anak," kata Muhadjir Effendy.

Seperti diketahui, pemerintah menargetkan total 26,5 juta anak mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Pelaksanaan vaksinasi akan dilakukan bertahap dengan tahap pertama akan dilaksanakan di provinsi dan kabupaten/kota dengan kriteria cakupan vaksinasi dosis 1 di atas 70 persen dan cakupan vaksinasi lansia di atas 60 persen.

Berdasarkan data, saat ini, sebanyak 8,8 juta jiwa dari 106 kabupaten/kota dari 11 provinsi yang sudah memenuhi kriteria tersebut, yakni Banten, DI Yogyakarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Utara, dan Bali.

Sedangkan, untuk vaksin yang digunakan saat ini adalah jenis Sinovac dan sudah punya EUA dari BPOM. Total ada 6,4 juta dosis vaksin Sinovac yang akan digunakan hingga akhir Desember 2021 dan pada 2022 direncanakan pengadaan baru untuk memenuhi kebutuhan 58,7 juta total dosis vaksin untuk 26,5 juta anak usia 6-11 tahun.(ant)

Polisi Cek Kondisi Anak 9 Tahun Usai Dianiaya dan Dipaksa Minum Miras oleh 4 Pria di Tangerang