Menko: Kurikulum Pendidikan Berkarakter Kuatkan Karakter Bangsa

Ilustrasi kurikulum pendidikan.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan kurikulum pendidikan yang berkarakter dan berdaya saing merupakan upaya penguatan karakter bangsa dan pengamalan nilai-nilai Pancasila.

Lindungi Keluarga, Indri Angga Prabowo: Ibu Cerdas Digital Jadi Kunci

"Saya ingin menyampaikan kepada Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa agar dapat melakukan penguatan kurikulum pendidikan yang berkarakter sekaligus berdaya saing, sehingga menghasilkan terobosan baru dalam upaya penguatan karakter bangsa melalui pengamalan nilai-nilai Pancasila," kata Menko Airlangga pada acara Sarasehan Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa 2021 secara virtual, Kamis.

Airlangga mengatakan pendidikan harus dapat membentuk karakter yang baik bagi peserta didiknya. Perguruan tinggi dapat meningkatkan perannya tidak hanya sebagai tempat pembelajaran akademik semata, namun juga turut mendorong pengembangan soft skill, dan juga dapat menjembatani mahasiswanya agar dapat turun langsung ke masyarakat sehingga dapat menemukan nilai-nilai Pancasila di praktik kehidupan. Nuansa Pancasila juga harus dihidupkan di setiap unit kegiatan mahasiswa.

Implikasi Ketergantungan pada Kecerdasan Buatan terhadap Proses Pembelajaran

Selain itu, derasnya arus globalisasi membuat dunia akan menjadi semakin tanpa batas, sehingga karakter bangsa harus dikuatkan melalui pengamalan Pancasila secara nyata dan dijadikan cara hidup (way of life) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

"Peningkatan kualitas SDM tersebut juga dapat dilakukan untuk mendorong aktivitas kewirausahaan. Jiwa kewirausahaan anak negeri akan membantu mewujudkan kemandirian bangsa yang merupakan cita-cita founding fathers dan sejalan dengan nilai-nilai Pancasila," ujarnya.

Kepala BPIP Sebut Pancasila Bikin Setiap WNI Terlahir sebagai Calon Presiden

Kendati demikian, rasio kewirausahaan masih rendah yakni sebesar 3,47 persen dari total populasi. Padahal angka rasio kewirausahaan yang optimal diperlukan untuk mengungkit daya saing suatu negara menjadi negara maju. Sebagai perbandingan dengan Singapura, rasio kewirausahaannya mencapai 8,76 persen, sementara Malaysia juga sudah 4,74 persen.

"Generasi muda juga diharapkan dapat meningkatkan kemampuan digitalnya. Dalam waktu 15 tahun ke depan, Indonesia diperkirakan membutuhkan talenta digital sebanyak 9 juta orang atau 600 ribu orang per tahun," tutur Airlangga.

Pemerintah juga terus mendorong program infrastruktur digital di antaranya pembangunan jaringan fiber optik Palapa Ring, menara BTS dan jaringan internet di daerah 3T, perluasan wilayah 4G, pengembangan sistem 5G, peluncuran satelit multifungsi SATRIA, pembangunan beberapa pusat data nasional. Strategi transformasi digital tersebut diharapkan dapat mendorong Indonesia menjadi salah satu dari 10 ekonomi terbesar di dunia pada 2030. (ant)

Menkomdigi, Meutya Hafid

Menkomdigi Meutya Hafid: AI Buka Peluang Bagi UMKM Agar Lebih Kompetitif

Pemanfaatan AI bertujuan untuk efisiensi. Dengan AI, pelaku UMKM memperoleh panduan langkah-langkah bisnis, membuat logo, hingga menyusun profil usaha secara otomatis.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024