Fateta IPB Bekali Mahasiswa Softskill Personal Branding
- http://www.nurulfitri.com/
VIVA – Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University menyelenggarakan pelatihan softskills dan pengembangan karakter, 23/10. Pelatihan seri kedua ini mengangkat tema personal branding dengan menghadirkan Amalia E Maulana, Direktur ETNOMARK Consulting. Sosoknya tersebut merupakan pakar personal branding yang berperan dalam rebranding Institut Pertanian Bogor menjadi IPB University.
Dr Heriansyah Putra, ketua pelaksana menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan mengembangkan skill mahasiswa dalam mengenali kepribadian diri sendiri. Ia berharap, peserta bisa membentuk personal branding yang sangat bermanfaat.
Sementara itu, Dr Feri Kusnandar, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fateta IPB University menyampaikan bahwa pelatihan softskill ini merupakan agenda rutin yang diselenggarakan untuk mahasiswa.
“Materi ini saya kira akan menjadi materi yang sangat berguna untuk mahasiswa baru, kami berharap mahasiswa baru sudah mulai mengenali kekuatannya yang bisa dikembangkan menjadi personal branding,” kata Dr Feri Kusnandar dalam konferensi pers.
Pada kesempatan ini, Amalia E Maulana mengawali pelatihan dengan meminta para mahasiswa memberikan personal branding kepada dirinya sendiri. “Personal branding adalah menjawab pertanyaan diantara banyak orang, why should I choose you?” ujar Amalia Maulana.
Dari contoh personal branding yang dipilih, Amalia Maulana menjelaskan kesalahan-kesalahan yang dalam pembuatan personal branding yang dilakukan. Menurutnya, mayoritas personal branding yang dibuat oleh mahasiswa masih terlalu general. Ia juga menegaskan bahwa bahwa personal branding merupakan cara untuk ‘stand out in the crowd’ atau menonjolkan diri sendiri di antara banyak orang.
Oleh karena itu, kata Amalia, personal branding harus menggunakan kata-kata yang spesifik. “Hal ini bertujuan agar saat orang lain mendengarnya maka diri kita yang ada dibenaknya. Selain harus spesifik, personal branding haruslah berkonotasi positif dan menggambarkan expertise atau keahlian diri,” katanya dilansir VIVA dari laman ipb.ac.id.
Amalia Maulana kemudian memilih salah satu personal branding peserta yang cukup spesifik yakni “Sabrina seorang Content Creator.” Menurutnya, contoh personal branding tersebut sudah spesifik dan mampu menonjolkan diri dari orang lain karena di dalamnya telah memuat keahlian yakni content creator.
Namun demikian, Amalia menyebutkan bahwa satu kata kunci saja tidak cukup untuk membuat mampu stand out in the crowd. Oleh karena itu, perlu ditambahkan added value lainnya. Ia pun mencontohkan, selain mampu membuat konten, latar belakang keilmuan bisa memberikan tambahan nilai.
“Kalau dalam marketing, ini adalah brand positioning statement, yaitu value tambahan yang bisa kita berikan yang belum tentu orang lain bisa berikan,” papar Amalia Maulana.
Amalia mengaku, personal branding bukanlah strategi untuk menjadi populer sebagaimana public figure. Personal branding dapat digunakan untuk mendukung kesuksesan karir karena personal branding dapat membantu menentukan posisi diri di hadapan klien. (IPB)