Menguak DNA Hans Jonatan, Budak Afrika Pertama di Islandia
- Futurism
VIVA – Biopharmaceutical Decode Genetics, perusahaan farmasi yang bergerak di pemanfaatan rekayasa genetika, berhasil membuat kembali deoxyribonucleic acid (DNA) milik Hans Jonatan, manusia yang telah meninggal dunia hampir dua abad silam.
Mengutip situs Daily Mail, Selasa, 16 Januari 2018, peneliti dari perusahaan farmasi asal Islandia ini mencoba untuk mengambil DNA dari sekitar 182 keturunan Jonatan yang berasal dari pihak ibunya.
Mereka melihat penelitian ini tidak memerlukan sampel DNA dari tubuh Jonatan langsung. Decode sampai melacak keturunan keluarga ibu Hans Jonatan di Afrika Barat.
Penelitian ini juga menelusuri DNA keturunan dari gen ibunya. Hasilnya mereka DNA membuat lagi dengan tingkat keberhasilan hingga 38 persen.
Tak hanya itu, tim peneliti berhasil menemukan 674 fragmen kromosom, serta mengetahui sosok ibu Jonatan dan keluarganya sebelum Jonatan dijual ibunya menjadi budak.
"Penelitian ini menunjukkan penggunaan data genotype dari individual saat ini bersamaan dengan informasi tentang hubungan genealogical untuk merekonstruksi sebagian besar dari gen nenek moyang Jonatan yang lahir 234 tahun lalu," demikian kata tim peneliti Biopharmaceutical Decode Genetics.
Nama Hans Jonatan menjadi terkenal setelah menjadi pusat cerita buku biografi berjudul The Man Who Stole Himself: The Slave Odyssey of Hans Jonathan, pada 2016.
Jonatan yang lahir pada 1784 di Santo Croix, Kepulauan Virgin, Amerika Serikat, adalah seorang budak asal Afrika yang bekerja di Denmark bersama dengan ibunya, Emilia Regina.
Ia mendeklarasikan sebagai orang bebas setelah memperjuangkan haknya. Namun, Jonatan harus kembali menjadi budak setelah kalah di persidangan pada 1802. Untuk menghindari hukuman, ia melarikan diri ke Islandia.
Jonatan diterima dengan tangan terbuka di salah satu negara yang dekat dengan kutub utara. Ia menghabiskan hidupnya di Islandia hingga meninggal dunia di usianya ke-43 tahun pada 1827.
Hans Jonatan adalah orang Afrika pertama dan satu-satunya yang berimigrasi ke Islandia sebelum abad ke-20. Penelitian ini sudah dipublikasi di Jurnal Nature Genetics.