Mengenal Spesies Baru Tokek yang Dinamai Ahok
- zenodo.org
VIVA – Peneliti Indonesia menemukan spesies baru cecak batu dari genus Cnemaspis Strauch. Spesies cecak atau tokek batu itu ditemukan Pulau Belitung, Indonesia. Peneliti mengidentifikasi spesies baru ini berbeda dari semua spesies lainnya dalam kelompok cecak Sunda Selatan dengan berbagai pengukuran.
Cecak batu baru itu dinamai peneliti dengan Cnemaspis purnamai. Spesies baru ini punya kombinasi karakter yang unik di antaranya ukuran panjang tubuh maksimal 54,1 mm, lima atau enam skala postmental, sisik submetakarpal yang membesar pada jari utama, sisik submetatarsal yang membesar pada jari kaki utama, skala sisik atau kulit, tidak adanya pori-pori pre-cloactal.
Dikutip dari Plazi, Kamis 28 Desember 2017, selain itu peneliti mengidentifikasi cecak batu ini sebagai spesies baru ini dari tidak adanya skala tulang paha yang membesar, tidak adanya sisik seperti perisai, bonggol kecil yang mengelilingi ekornya, garis media terputus pada subkaudal, adanya alur berbeda pada permukaan lateral ekor, ada 22-24 lapisan tipis pada jari kaki keempat dan bonggol kecil post-cloactal pada tiap sisi dasar ekor.
Peneliti yang terlibat dalam penemuan cecak batu baru itu adalah Awal Riyanto, Amir Hamidy, Irvan Sidik dan Danny Gunalen.
Mereka mengaku menamai spesies baru itu terinspirasi dari nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Nama spesies 'purnamai' didedikasikan kepada Ahok yang menjabat sebagai Bupati Kabupaten Belitung Timur natara 3 Agustus 2005 hingga 22 Desember 2006. Peneliti menuturkan, Ahok yang menjabat Gubernur DKI Jakarta dari 10 November 2014 hingga 9 Mei 2017. Ahok dinilai sebagai sosok pemimpin yang fenomenal, dan menjalankan pemerintahan yang jujur dan tegas.
Foto spesies baru Cnemaspis purnamai dari sisi sisi kanan (zenodo.org/A. Riyanto)
Untuk jantan dewasa spesies ini, peneliti menuliskan punya kekhasan yaitu ukuran panjang tubuh maksimalnya mencapai 50,8 mm, kepala cukup besar, moncong pendek, mata besar, daerah interorbital relatif luas, pupil bulat, dan panjang telinga 59,2 persen dari diameter mata.
Sampel cecak batu jantan dewasa diambil dari wilayah Desa Burong Mandi, Kecamatan Damar, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Riau.
Menurut peneliti, spesies baru cecak batu ini hanya diketahui dari tipe lokalitasnya. Spesies ini aktif pada siang hari di habitat hutan primer dataran rendah. Peneliti mengumpulkan spesies ini dari atas batu besar ada malam hari, kala diambil peneliti spesies ini istirahat. Dari tiga sampai, yang diambil peneliti, berada pada posisi 1-1.5 meter di atas dasar hutan.
Foto spesies baru Cnemaspis purnamai dari sisi sisi kiri (zenodo.org/A. Riyanto).