Mengapa BMKG Namai Siklon dengan Bakung, Cempaka dan Dahlia?
- ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
VIVA – Dalam waktu berdekatan, wilayah Indonesia dilanda siklon tropis Cempaka dan Dahlia. Siklon ini menjadi perhatian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, sebab berdampak hujan intensitas lebat di berbagai wilayah Tanah Air.
Siklon Cempaka mengakibatkan hujan dengan intensitas lebat di wilayah Yogyakarta dan Pacitan yang mengakibatkan banjir. Sedangkan siklon Dahlia menimbulkan peningkatan hujan lebat, tinggi gelombang, angin kencang, maupun potensi kilat atau petir di beberapa wilayah di Indonesia.
Nama Cempaka dan Dahlia merupakan salah satu penamaan siklon di Indonesia. Nama yang ditetapkan BMKG itu merujuk pada kesepakatan badan meteorologi internasional World Meteorological Organization (WMO). Dalam kesepakatan itu, penamaan siklon berdasarkan abjad dan kronologi datangnya siklon.
Dalam sejarahnya, BMKG punya cara unik dalam menamakan siklon yang melanda di Indonesia. Sebelum menamai siklon dengan nama bunga, BMKG pada awalnya menamakan siklon tropis dengan nama pewayangan.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ramlan menjelaskan institusinya punya kewenangan untuk menamai siklon tropis setelah terbentuknya Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta pada 2007/2008.
Setelah terbentuknya TCWC itu, BMKG mengajukan usulan nama siklon kepada komite WMO, untuk mendapatkan pengesahan. Ramlan mengatakan, saat pengajuan nama tersebut diproses, Indonesia dilanda siklon pada 2009.
"Karena sangat mendadak, saat itu nama belum disetujui. Kami putuskan untuk menamai dengan nama pewayangan. Kami ambil nama Durga," ungkap Ramlan.
Nama siklon Durga beberapa bulan kemudian mendapat sorotan dan masukan. Nama Durga dinilai sebuah perwakilan nama yang buruk, sebab Durga berarti perusak.
Berdasarkan masukan tersebut, TCWC Jakarta kemudian mengajukan nama baru untuk siklon ke komite WMO, dengan nama bunga dan buah-buahan.
"Nama Durga itu tidak baik, sehingga kami ajukan nama-nama bunga dan nama-nama buah," jelas Ramlan
Dalam situs BMKG, saat ini sudah disiapkan nama siklon tropis yang melanda di Indonesia.
Berikut daftar nama siklon topis BMKG:
Mekanisme penggunaan nama
Penamaan siklon tropis yang melanda di Indonesia mengikuti daftar abjad nama tersebut. Penerapannya disesuaikan secara kronologi datangnya siklon. Pada 2009, nama silklon tropis di Indonesia dinamai siklon Durga, tapi kemudian diganti dengan nama buah.
Kemudian pada 2010, tumbuh siklon tropis di Indonesia. Mengingat daftar nama bunga sudah disetujui WMO, maka siklon pada 2010 itu dinamai siklon Anggrek. Empat tahun kemudian, siklon muncul lagi maka BMKG menamainya dengan siklon Bakung.
Selanjutnya pada 2017, tumbuh dua siklon, maka sesuai urutan daftar nama bunga tersebut, maka siklon itu dinamai siklon Cempaka dan siklon Dahlia.
Baca: Mengapa badai dinamai Irma, Harvey dan Katrina?
Ramlan mengatakan, daftar nama bunga merupakan nama prioritas, sedangkan daftar nama buah merupakan alternatif.
Daftar nama alternatif siklon akan dipakai bila dalam periode setahun, di Indonesia tumbuh lebih dari 10 siklon. Jadi misalkan dalam setahun berjalan, muncul siklon ke-11, maka siklon akan dinamai pada daftar nama buah, yakni akan dinamai menjadi nama siklon Anggur, dan seterusnya.
"Memang dalam pengajuan nama ke komite WMO, itu diajukan dua nama, untuk alternatif," jelasnya.