Teknopedia: Mengenal Image Stabilization Kamera Mirrorless
- REUTERS/Rick Wilking
VIVA.co.id – Kamera mirrorless dianggap sebagai perangkat wajib bagi para travel blogger. Selain bentuknya ringkas karena sebesar kamera saku, ketangguhannya sama dengan kamera Digital Single Lense Reflex (DSLR).
Selain sensor yang digunakan untuk menentukan kualitas hasil foto, pembeli biasanya memperhatikan lensa kamera yang beragam pada kamera mirrorless, termasuk fitur image stabilization (IS).
Sehebat dan semahal apa pun lensa, saat kamera mengalami goncangan (shake) maka hasil foto akan berkurang ketajamannya. Teknologi image stabilization dibuat untuk mengkompensasi goyangan atas kamera saat memotret supaya hasil foto setajam pemandangan aslinya.
Secara garis besar, fungsi IS berguna untuk mendapatkan hasil gambar yang stabil dan tajam ketika memotret dengan kondisi low light (yang membutuhkan slow speed) atau saat kondisi kamera terguncang ketika dalam mode video recording.Â
Pada umumnya IS ada 2 jenis yaitu yang terdapat pada lensa (lens-based) dan pada body kamera (body-based). IS pada lensa menggunakan sebuah elemen optic tambahan yang terbatas hanya bekerja pada 2-axis saja, yaitu pada sumbu x dan y. Biasanya, mereka menyematkan IS pada body kamera 3 axis, lensa 2 axis.
Dilansir dari Digital Photo Secrets, IS sangat penting digunakan saat situasi kurang cahaya untuk mendapatkan kecepatan pemotretan yang mumpuni. Juga sangat berguna jika pengguna tidak suka membawa tripod, memudahkan memotret sunset, sunrise dan di dalam ruangan.
Namun kini teknologi IS semakin berkembang. Salah satunya dipelopori oleh Olympus yang membenamkan IS pada body kamera dengan 5 axis. Dengan menyatukan IS pada body kamera maka hasilnya lebih optimal. Menggunakan lensa tanpa teknologi IS pun, dijamin hasilnya tetap stabil.
Salah satu teknologi IS 5-axis ini diterapkan di kamera mirrorless Olympus OMD E-M10 Mark II. Kabarnya, Teknologi 5 Axis yang terdapat pada body kamera Olympus OMD E-M10 Mark II bekerja dengan cara menggerakkan image sensor sesuai arah gerakan pada sumbu x dan y, gerakan pitch (seperti gerakan mengangguk), yaw (seperti gerakan menggeleng) dan rolling (seperti gerakan lensa memutar).
IS 5-axis pada OMD E-M10 Mark II memungkinkan untuk memotret dengan kecepatan shutter lambat tanpa khawatir hasilnya blur. Ketika kamera sedang merekam video, gambar yang dihasilkan pun menjadi jauh lebih stabil layaknya perekaman movie oleh para professional.
Sebagai informasi, Olympus E-M10 Mark II adalah kamera mirrorless di lini OM-D. Kamera seri OM-D mempunya ciri fisik mirip DSLR, dengan jendela bidik di bagian atas, bukan di samping kiri seperti kamera mirrorless rangefinder pada umumnya serta punya banyak kendali untuk aneka setting. (ren)