5-11-1930: Peneliti Penyakit Beri-beri di Batavia Meninggal
- Wikipedia
VIVA.co.id – Ilmuwan Belanda peraih Nobel Kedokteran, Christiaan Eijkman, 86 enam tahun lalu meninggal. Peraih Nobel Kesehatan pada 1929 itu meninggal pada usia 72 tahun. Eijkman merupakan sosok penting yang melakukan penelitian mengenai penyakit beri-beri di Hindia Belanda.
Beri-beri merupakan suatu penyakit yang disebabkan kekurangan vitamin B. Akibat yang ditimbulkan biasanya berupa bengkak-bengkak dan pembesaran pada betis.
Dikutip dari laman Todayinsci, Jumat 4 November 2016, Eijkman tercatat meneliti penyakit beri-beri di Hindia Belanda pada 1886. Kedatangan Eijkman ke Batavia (kini Jakarta) saat itu untuk menyelidiki beri-beri yang mewabah di Hindia Belanda.
Sebelum meninggalkan Batavia, Eijkman bersama mitra peneliti lainnya, meminta Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk membuat Rumah Sakit Militer Batavia, menjadi laboratorium permanen bernama Geneeskundig Laboratorium dan Eijkman sebagai direktur pertama.
Penemuan beri-beri di Hindia Belanda oleh Eijkman itu mengarahkan ilmuwan pada konsep vitamin. Ternyata kulit ari beras mengandung vitamin B. Hal ini membuatnya memenangkan Hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun 1929 bersama Gowland Hopkins.
Sumbangsih Eijkman itu menginspirasi cikal-bakal berdirinya lembaga biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran, Lembaga Eijkman pada awal dasawarsa 1900-an. Ilmuwan tersebut juga merupakan sosok yang meletakkan dasar mengenai penemuan vitamin.
Geneeskundig Laboratorium didirikan pada 1888 dan Eijkman menjadi direktur pertama. Pada 1939, lembaga itu berubah namanya menjadi Lembaga Eijkman, sebagai penghargaan kepada ilmuwan Belanda tersebut.
Setelah sempat mengalami penutupan pada 1960-an, lembaga tersebut dibuka kembali pada 1993, dengan nama Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Lembaga penelitian pemerintah ini bergerak di bidang biologi molekuler dan bioteknologi kedokteran. Lembaga ini kini bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi.
Misi dari lembaga ini adalah memajukan perkembangan penelitian dasar dan terapan bidang biologi molekuler di Indonesia, dengan fokus pada biomedis, biodiversitas, bioteknologi, dan biosekuritas, serta menerapkan kemajuan tersebut untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Kantor Lembaga Eijkman di kompleks Rumah Sakit Cipto Mangunkusono, Jakarta Pusat