Niku, 'Pemberontak' di Tata Surya yang Bikin Pusing Ilmuwan
- Pixabay
VIVA.co.id – Para ilmuwan sedang bingung dengan objek aneh di area luar Tata Surya. Objek yang dimaksud bernama Niku. Objek ini dianggap aneh karena mengitari Matahari dengan cara yang tak normal, orbitnya berjalan mundur yang berarti berlawanan arah dengan nyaris semua objek di Tata Surya. Sejauh ini, peneliti belum bisa mengungkap kenapa keanehan Niku tersebut.
Dikutip dari Space, Selasa, 25 Oktober 2016, Niku merupakan istilah dalam bahasa Tiongkok yang berarti pemberontak. Nama itu dilabelkan kepada objek tersebut lantaran pola orbitnya yang melawan keumuman objek lainnya.
Niku ditemukan peneliti dengan menggunakan Panoramic Survey Telescope and Rapid Response System (Pan-STARRS) di Hawaii, Amerika Serikat pada Agustus lalu.
Saat ditemukan, Niku tersembunyi dalam bagian luar Tata Surya, atau sekitar 35 kali lebih jauh ketimbang jarak Matahari dari Bumi. Jika disetarakan, posisi Niku berada di luar orbit Planet Neptunus.
Keunikan lain dari objek Niku yaitu soal kemiringan orbit. Peneliti menyebutkan, kemiringan orbit Niku tergolong ekstrem, sampai 110 derajat. Objek yang orbitnya kurang miring di Tata Surya sebelumnya terjadi pada objek trans Neptunus (TNO).
Sifat berjalan mundur dan kemiringan ekstrem dari orbit Niku dan objek TNO atau dikenal Drac, membuat para ilmuwan tertantang untuk mencari tahu apakah ada benda dengan karakteristik yang sama dengan mereka.
Ilmuwan kemudian mencari dalam katalog di database, Minor Planet Center. Dalam katalog itu berisi informasi lebih dari 1.000 benda kecil di Tata Surya.
Akhirnya, ilmuwan menemukan ada empat objek lainnya dengan orbit yang kategorinya berjalan mundur atau hampir berjalan mundur. Orbit empat objek yang ditemukan dalam database itu juga sangat miring.
Dari empat objek itu, di antaranya adalah objek Centaurus, objek yang mengorbit di antara Jupiter dan Neptunus. Ilmuwan terkejut sebab secara total ada lima objek yang aneh di Tata Surya.
"Mereka bukan secara acak terdistribusi di langit, mereka semua tampaknya selaras," jelas salah satu penulis studi, Matthew Payne, yang merupakan pakar astrofisika di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat.
Penasaran, ilmuwan kemudian melakukan simulasi komputer dan menunjukkan Niku dan objek Drac ternyata telah punya karakteristik orbit yang unik itu selama ratusan juta tahun. Selain itu, ilmuwan menunjukkan ada banyak objek yang ekstrim dalam kelompok objek ini.
Peneliti belum bisa menentukan apakah kelima objek itu berada pada satu kluster bersama atau tidak.
Sementara dua pakar astrofisika California Institute of Technology, Pasadena, Amerika Serikat, yaitu Konstantin Batygin and Michael Brown belum lama ini menemukan, kelima objek itu kemungkinan telah tersebar berserakan dari Tata Surya akibat tarikan gravitasi dari Planet Nine, planet yang ukurannya 10 kali Bumi dan berada 500 kali jauhnya dari jarak Matahari dari Bumi.
Kemungkinan lainnya, kelima objek itu berasal dari pasang galaksi. Payne menjelaskan, jadi saat Matahari mengobit pusat Bima Sakti, pusat Tata Surya itu bergerak naik turun dalam cakeram Bima Sakti. Dalam kondisi itu, gaya pasang surut yang diberikan Tata Surya memiliki efek seperti mengganggu awan Oort dan melempar komet ke dalam Tata Surya.