WhatsApp Dikritik Tidak Bisa Lindungi Data Pengguna
Senin, 22 Juni 2015 - 16:25 WIB
Sumber :
- REUTERS/Barry Huang
VIVA.co.id
- Sebuah laporan terbaru mengungkap mengenai peringkat perusahaan-perusahaan teknologi yang dinilai berdasar perlindungan data pengguna. Disebutkan layanan pesan singkat WhatsApp menjadi yang terburuk dalam perlindungan data pengguna.
Selain WhatsApp, laporan itu juga menyebutkan bahwa Google dan Microsoft dinilai tak piawai dalam memproteksi data para penggunanya. Sebaliknya, Apple, Dropbox, Adobe, Wikimedia, WordPress, dan Yahoo menjadi perusahaan teknologi yang peduli akan kerahasian data penggunanya.
Laporan tersebut merupakan hasil riset Electronic Frontier Foundation (EFF), sebuah organisasi non profit international. Diketahui, EFF telah berjalan sejak 2011. Organisasi ini juga yang menjadi salah satu "pendorong" jatuhnya MySpace.
Menurut Independent, Senin, 22 Juni 2015, penjabaran perusahaan-perusahaan teknologi ini dalam melindungi data pengguna, dilihat dari 'siapa yang berada di belakang anda'. Artinya, sebagaimana pihak perusahaan dapat memenuhi kriteria, saat beberapa pihak pemerintah meminta konten yang diinginkan.
Ini menjadikan WhatsApp perusahaan pertama masuk yang dalam laporan mengenai perlindungan data pengguna.
"Meskipun EFF telah memberikan kepada perusahaan, setahun penuh untuk memenuhi kriteria sebelum dimasukkan ke dalam laporan, namun kami identifikasi itu adalah adopsi praktik yang terbaik sebagai bagian dari laporan," ujar EFF.
Dijelaskan, setidaknya ada lima kriteria dalam menentukan perusahaan tersebut memproteksi data pengguna. Mulai dari apakah mereka mengikuti praktik terbaik untuk keamanan data, apakah mereka memberitahu pengguna ketika pemerintah menuntut data mereka, apakah mereka terbuka tentang kebijakan pada retensi data, apakah mereka mengungkapkan kapan pemerintah memintah konten untuk dihapus, dan apakah mereka secara terbuka menentang pemerintah saat pemerintah mendapatkan akses ke data pengguna.
Mengenai kriteria tersebut, pihak organisasi tersebut menyatakan kalau kriteria itu bisa berubah-ubah.
"Kriteria yang kita gunakan untuk menilai perusahaan pada tahun 2011 tetapi hampir tiap tahun dipilih secara universal," ungkap EFF.
Dengan kata lain, EFF akan menghubungi perusahaan teknologi yang dinilai buruk, apabila perusahaan tidak memberitahu pengguna mereka ketika pemerintah meminta data penggunanya.
EFF berharap laporan yang dirilisnya ini menjadi acuan untuk mendorong perusahaan teknologi dapat memperkenalkan langkah-langkah yang tepat dalam melindungi data pengguna. (ren)
Baca Juga :
Untung Rugi Enkripsi WhatsApp
Baca Juga :
Enkripsi WhatsApp Simbol Kemenangan HAM
Menurut Independent, Senin, 22 Juni 2015, penjabaran perusahaan-perusahaan teknologi ini dalam melindungi data pengguna, dilihat dari 'siapa yang berada di belakang anda'. Artinya, sebagaimana pihak perusahaan dapat memenuhi kriteria, saat beberapa pihak pemerintah meminta konten yang diinginkan.
Ini menjadikan WhatsApp perusahaan pertama masuk yang dalam laporan mengenai perlindungan data pengguna.
"Meskipun EFF telah memberikan kepada perusahaan, setahun penuh untuk memenuhi kriteria sebelum dimasukkan ke dalam laporan, namun kami identifikasi itu adalah adopsi praktik yang terbaik sebagai bagian dari laporan," ujar EFF.
Dijelaskan, setidaknya ada lima kriteria dalam menentukan perusahaan tersebut memproteksi data pengguna. Mulai dari apakah mereka mengikuti praktik terbaik untuk keamanan data, apakah mereka memberitahu pengguna ketika pemerintah menuntut data mereka, apakah mereka terbuka tentang kebijakan pada retensi data, apakah mereka mengungkapkan kapan pemerintah memintah konten untuk dihapus, dan apakah mereka secara terbuka menentang pemerintah saat pemerintah mendapatkan akses ke data pengguna.
Mengenai kriteria tersebut, pihak organisasi tersebut menyatakan kalau kriteria itu bisa berubah-ubah.
"Kriteria yang kita gunakan untuk menilai perusahaan pada tahun 2011 tetapi hampir tiap tahun dipilih secara universal," ungkap EFF.
Dengan kata lain, EFF akan menghubungi perusahaan teknologi yang dinilai buruk, apabila perusahaan tidak memberitahu pengguna mereka ketika pemerintah meminta data penggunanya.
EFF berharap laporan yang dirilisnya ini menjadi acuan untuk mendorong perusahaan teknologi dapat memperkenalkan langkah-langkah yang tepat dalam melindungi data pengguna. (ren)
Baca Juga :
Pengamat: Enkripsi WhatsApp Kabar Baik untuk Koruptor
Enkripsi tersebut bagai dua mata koin.
VIVA.co.id
8 April 2016
Baca Juga :