Deretan Teknologi yang Ada Sekarang Sudah Diramal 30 Tahun Silam
- Facebook/Stephen Hawking/CERN/Laurent Egli 2012
Jakarta, VIVA – Pada 1995, program BBC berjudul 'Tomorrow's World' mencoba memprediksi seperti apa dunia 30 tahun mendatang, atau tepatnya pada 2025.
Acara tersebut, yang tidak lagi disiarkan, menampilkan salah satu ilmuwan paling terkenal di abad ke-20, Stephen Hawking.
"Kita berharap terjadinya sejumlah perubahan besar," kata Stephen Hawking, kala itu, seperti dikutip dari situs BBC, Selasa, 7 Januari 2025.
Tim Program 'Tomorrow's World' setuju dan sempat meramalkan sejumlah inovasi luar biasa. Mulai dari operasi bedah menggunakan hologram hingga gel busa sampah antariksa.
Masifnya Internet
Prediksi. Pada 1995, teknologi internet mulai berkembang. Tim 'Tomorrow's World' menilai perkembangan ini akan membawa masalah pada masa mendatang.
Tim meramal para pebisnis besar dan pemain industri perbankan akan menguasai internet pada 2000 dan membangun jaringan internet super dengan akses terbatas.
Ini kemudian disebut akan memicu munculnya berbagai peretasan (hacking), virus, dan bahkan kerusuhan.
Kenyataan. Secara umum, internet kini tetap bersifat terbuka dan tidak ada kerusuhan muncul karena pembatasan akses. Namun, tidak diragukan lagi, tindakan para peretas telah menyusahkan hidup banyak orang.
Satu hal yang tidak diprediksi Tim 'Tomorrow's World' yakni kemunculan para peretas (hacker) yang dipekerjakan negara seperti Korea Utara.
Keamanan siber kini sangat penting bagi pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia, dan orang-orang yang menaruh kecurigaan terhadap industri perbankan banyak yang memutuskan mendukung mata uang kripto seperti Bitcoin.
Gel Busa
Prediksi: Program 'Tomorrow's World' berspekulasi bahwa penambangan antariksa akan menjadi industri yang sangat menguntungkan.
Perusahaan-perusahaan diperkirakan bakal menggali asteroid di dekat Bumi untuk mendapatkan logam mulia.
Sampah antariksa lantas dinilai akan menjadi masalah yang sangat besar sehingga membahayakan astronot.
Solusi yang ditawarkan adalah gel busa raksasa untuk menangkap dan memperlambat laju puing-puing saat meluncur melalui ruang angkasa.
Kenyataan: Sampah antariksa memang jadi masalah yang akut. Namun, tidak ada gel busa super sesuai prediksi.
Saat ini juga belum ada industri penambangan antariksa, meski hal ini bisa berubah. Seorang futuris bernama Tom Cheesewright adalah salah satu yang optimistis tentang penambangan di luar Bumi.
"Potensi kekayaannya tak terduga, dan teknologi yang dibutuhkan sepenuhnya telah ada dalam genggaman kita," katanya.
Bedah Hologram
Prediksi: Pada 2004, akan disahkan undang-undang yang mewajibkan semua rumah sakit di Inggris untuk menerbitkan klasemen dokter bedah dengan tingkat keberhasilan masing-masing.
Dokter bedah papan atas akan menjadi sangat populer dan bergaji tinggi, sehingga jadi tidak masuk akal lagi bagi mereka untuk mendatangi pasien satu per satu.
Sebagai gantinya, hologram pasien akan dikirimkan ke para dokter, yang kemudian bakal membedah hologram itu menggunakan "sarung tangan spasial".
Di tempat lain, pasien asli akan dioperasi oleh robot yang mengikuti gerakan dokter bedah dari jauh dengan sempurna.
Kenyataan: Prediksi ini tak terjadi, meski kini robot-robot mulai dipergunakan untuk membantu operasi.
Pengeras Suara Pintar
Prediksi: Program 'Tomorrow's World' sempat menampilkan seorang pria masa depan yang mengenakan headset VR futuristis, istrinya, dan seorang gadis muda di tempat yang tampaknya adalah London, Inggris, era modern.
Di satu bagian, kepala perempuan tampak keluar dari sebuah "pengeras suara pintar" dan melayang, sebelum berkata pada pria itu bahwa sudah setahun sejak liburannya ke "Indo Disney."
Perempuan itu mendorongnya untuk berlibur lagi dengan menggunakan "layanan ulang-alik ke Bangalore (India)", yang disebut hanya memakan waktu 40 menit.
Kenyataan: Perjalanan ultracepat semacam itu masih jauh dari kenyataan. Namun, teknologi hologram, pengeras suara pintar, dan headset VR kini semakin umum digunakan.
Chip Mikro dari Lengan
Prediksi: Seorang perempuan tampak pergi ke bank untuk menarik uang. Uang bisa keluar setelah bank memindai chip mikro di lengan perempuan tersebut.
Kenyataan: Perbankan memang semakin terotomatisasi. Dan, meskipun pembayaran melalui chip mikro di dalam tubuh manusia telah menjadi kenyataan, teknologi lain seperti pemindaian sidik jari dan wajah jauh lebih banyak digunakan.