Viral! TikToker Ini Klarifikasi soal Tuduhan Buku Karyanya Hasil ChatGPT

Tiktoker Julia Rimba
Sumber :
  • TikTok @juliarimbaa

VIVA – Heboh di media sosial, seorang TikToker bernama Julia Rimba mendapat tudingan bahwa buku yang ia terbitkan merupakan hasil tulisan yang sepenuhnya dihasilkan oleh ChatGPT.

Bikin Resah Warga Pekanbaru, Pengungsi Rohingya Ngamuk Lantaran tak Diberi Rambutan

Tuduhan ini muncul setelah seorang pembeli buku Julia mengunggah video yang mengejutkan warganet. Ia mengaku bahwa isi buku tersebut terasa mirip dengan teks hasil copy-paste dari Artificial Intelligence (AI), yaitu ChatGPT.

Pembeli tersebut menyampaikan kekesalannya dengan menuduh Julia memanfaatkan ChatGPT untuk menulis buku secara otomatis.

Pria Pembakar Santri di Boyolali Jadi Tersangka, Terancam 15 Tahun Penjara

"Menurutku, penggunaan ChatGPT sama sekali nggak ada masalah, tapi yang menjadi masalah adalah ketika hasil dari ChatGPT itu kita copy paste," ucap pembeli.

Bukan hanya menyampaikan kekecewaanya, pembeli itu juga meminta pengembalian uang atas buku yang dibelinya.

3 Pria di Bandung Paksa Anak Berkebutuhan Khusus Makan Daging Musang, Apa Motifnya?

Menanggapi kritikan itu, Julia segera melakukan pengembalian uang dan menjelaskan latar belakang penggunaan ChatGPT pada bukunya. Pernyataan itu diungkapkan dalam video yang diunggah pada Sabtu, 26 Oktober 2024.

OpenAI ChatGPT.

Photo :
  • Richard Drew

Dalam klarifikasinya, Julia mengungkapkan bahwa ia memang menggunakan ChatGPT sebagai alat bantu untuk menyunting dan memperbaiki tata bahasa, karena ia tidak memiliki editor profesional.

"Aku menggunakan AI ChatGPT untuk edit buku, karena memang aku tidak ada editor. Aku ketipu dua kali sama editor dan aku pikir kenapa nggak menggunakan AI," kata Julia.

Julia menambahkan bahwa penggunaan ChatGPT membantunya agar bahasa dalam buku tersebut lebih mudah dipahami oleh berbagai kalangan.

"Memang aku edit di sana (ChatGPT), supaya bahasanya bisa diterima ke semua kalangan, karena aku juga bukan penulis sejati yang memang bisa tahu bagaimana tulisan yang baik dan benar," lanjutnya.

Klarifikasi dari Julia ini mendapat beragam tanggapan dari warganet. Sementara sebagian mendukung keputusannya memanfaatkan teknologi, ada pula yang mempertanyakan batasan etika dalam menggunakan AI dalam dunia penerbitan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya