Kupas Tuntas Starlink, Satelit Elon Musk yang Siap 'Menerangi' IKN

Satelit Starlink.
Sumber :

VIVA Tekno – Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi asal Amerika Serikat (AS), Starlink, direncanakan mulai melakukan uji coba di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara pada Mei 2024.

Menang Pilkada Kalimantan Timur, Cagub Rudy Sowan ke Jokowi di Solo

Uji coba dilakukan di IKN karena teknologi Starlink berbasis satelit, sehingga pengetesan harus dilakukan di daerah yang minim infrastruktur telekomunikasi.

Starlink diharapkan bisa melayani daerah-daerah yang belum terjangkau jaringan kabel serat optik (fiber optic) di Indonesia.

Elon Musk Ciptakan Kuburan Massal di Mars

Starlink merupakan perusahaan telekomunikasi yang didirikan oleh Elon Musk melalui SpaceX. Starlink menawarkan layanan internet berkecepatan tinggi yang dijalankan melalui konstelasi satelit di orbit Bumi rendah (low-earth orbit/LEO).

Orbit rendah inilah yang menjadi keunggulan Starlink, bahkan diklaim lebih baik dari layanan broadband tradisional karena mampu menjangkau area yang lebih terpencil, namun tetap menjaga kecepatan tinggi internet.

AHY Ajak Pengusaha Kadin Indonesia Bantu Pemerintah Bangun Infrastruktur di IKN

Sejak diperkenalkan pada 2018, Starlink telah meluncurkan sekitar 5.000 satelit dengan menggunakan Roket Falcon 9 milik SpaceX.

Menurut situs resmi Starlink, layanan itu kini tersedia untuk pengguna rumahan di Indonesia dengan biaya berlangganan Rp750 ribu per bulan dan biaya perangkat keras sebesar Rp7,8 juta.

Menariknya, Starlink bisa terhubung langsung dengan HP (smartphone/ponsel pintar) di seluruh dunia, tanpa memerlukan infrastruktur BTS.

Dikenal sebagai "Direct-to-Cell," layanan ini dijelaskan sebagai stasiun basis luar angkasa yang menyediakan akses langsung ke pesan teks, panggilan telepon, dan internet di berbagai lokasi, baik daratan maupun lautan.

Berdasarkan situs resmi SpaceX, diketahui bahwa pengguna tidak perlu memiliki HP khusus, karena semua perangkat yang mendukung teknologi 4G LTE dapat terhubung tanpa perlu tambahan aksesori, firmware, atau aplikasi tertentu.

"Direct-to-Cell bisa bekerja dengan HP LTE yang ada saat ini di mana saja Anda bisa melihat langit," tulis informasi di website resmi SpaceX.

Meski begitu, Kepala Eksekutif SpaceX Elon Musk memberikan jaminan kepada operator telekomunikasi di seluruh dunia bahwa Starlink bukan untuk bersaing dengan layanan mereka.

Ia menekankan bahwa layanan Direct-to-Cell tidak dimaksudkan sebagai pesaing bagi operator seluler di berbagai negara, termasuk Indonesia yang memiliki empat perusahaan penyedia layanan seluler utama.

Keempatnya yaitu Telkomsel sebagai anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., PT Indosat Tbk. (Indosat Ooredoo Hutchison), PT XL Axiata Tbk., dan PT Smartfren Telecom Tbk.

"Starlink memiliki keterbatasan pada bandwidth, dengan hanya mendukung 7MB per "beam" atau saluran sinyal. Jadi, walaupun ini adalah solusi luar biasa untuk lokasi tanpa konektivitas seluler, Direct-to-Cell tidak akan mampu bersaing dengan jaringan seluler terestrial yang sudah ada," klaim Elon Musk.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya