Mengenal Badai Siklon Tropis, Penyebab Cuaca Ekstrem di Indonesia
- Freepik/Pixabay
VIVA Tekno – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mendeteksi kemunculan tiga bibit siklon tropis di wilayah Indonesia yang berpotensi menyebabkan cuaca ekstrem di sejumlah wilayah hingga awal pekan depan (14–18 Maret 2024).
Tiga bibit siklon tersebut adalah bibit siklon tropis 91S, 94S, dan 93P. Ketiganya berada di sekitar Samudera Hindia selatan Jawa, Laut Timor, dan Laut Australia.
Mereka mempengaruhi terutama Indonesia bagian selatan. BMKG memprediksi, kemunculan tiga bibit siklon tropis mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis.
Menurut BMKG, siklon tropis merupakan badai berkekuatan besar dengan radius rata-rata mencapai 150 hingga 200 km.
Badai ini terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26,5 derajat Celcius. Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km per jam.
Secara teknis, siklon tropis didefinisikan sebagai sistem tekanan rendah non-frontal yang berskala sinoptik yang tumbuh di atas perairan hangat dengan wilayah perawanan konvektif dan kecepatan angin maksimum setidaknya mencapai 34 knot pada lebih dari setengah wilayah yang melingkari pusatnya, serta bertahan setidaknya enam jam.
Pusat siklon tropis yang disebut dengan mata siklon kadang terbentuk di wilayah dengan kecepatan angin relatif rendah dan tanpa awan. Diameter mata siklon ini bervariasi mulai dari 10 hingga 100 km.
Mata siklon dikelilingi dinding mata, yaitu wilayah berbentuk cincin yang dapat mencapai ketebalan 16 km, yang merupakan wilayah dimana terdapat kecepatan angin tertinggi dan curah hujan terbesar.
Siklon tropis rata-rata aktif antara 3 hari hingga 18 hari dan akan melemah atau punah ketika bergerak memasuki wilayah perairan yang dingin atau daratan. Hal ini dikarenakan sumber energi siklon tropis berasal dari lautan yang hangat.
Siklon tropis juga dikenal dengan berbagai istilah lainnya, yaitu "badai tropis" atau "typhoon" atau "topan" jika terbentuk di Samudra Pasifik Barat, "siklon" atau "cyclone" jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan "hurricane" jika terbentuk di Samudra Atlantik.
Ukuran siklon tropis dihitung berdasarkan diameter wilayah yang mengalami gale force wind dan besarnya bervariasi mulai dari 50 km, yang terlihat pada Cyclone Tracy pada 1977, hingga 1.100 km pada Typhoon Tip pada 1979.
Sementara kecepatan angin maksimum siklon tropis adalah angin permukaan rata-rata 10 menit tertinggi yang terjadi di dalam wilayah sirkulasi siklon.
Angin dengan kecepatan tertinggi ini biasanya terdapat di wilayah cincin di dekat pusat siklon, atau jika siklon ini memiliki mata, berada di dinding mata.
Daerah pertumbuhan siklon tropis dapat dibagi menjadi tujuh wilayah yang mencakup lautan di seluruh dunia, yaitu di Atlantik Utara, Pasifik Timur Laut, Samudera Barat Laut, Hindia Utara, Hindia Selatan, Hindia Tenggara/Australia, dan Pasifik Barat Daya/Australia.