Senapan Ini Punya Peluru Kecepatan Hipersonik

Ilustrasi butir peluru.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Tekno - Meskipun rudal hipersonik Kinzhal Rusia telah berhasil menjadi pusat perhatian dalam perang Ukraina yang sedang berlangsung, negara-negara tersebut telah mulai menguji peluru tajam hipersonik yang diproduksi oleh produsen senjata swasta pertama Rusia, Lobaev Arms.

Hal tersebut diungkapkan kepala pengembang Lobaev Arms, Vladislav Lobaev, bahwa perusahaan telah melanjutkan pengembangan dan mulai menguji uji hipersonik bersyarat.

“Perusahaan sedang melakukan uji kecepatan dan akurasi proyektil,” kata Lobaev, dikutip dari laman The EurAsian Times, Jumat, 22 September 2023.

Laporan tersebut mencatat bahwa pukulan tersebut sekarang terbang di ambang kecepatan hipersonik, maka masih dianggap hipersonik bersyarat.

Kecepatan hipersonik mengacu pada lima kali kecepatan suara. Rusia sudah memiliki rudal hipersonik yang berfungsi penuh, namun belum menembakkan peluru dengan kecepatan hipersonik.

“Kami dapat memproduksinya dalam versi hipersonik atau menjadi hipersonik. Kami akan membuat keputusan ini berdasarkan hasil pengujian setelah produksi yang ditentukan," ujarnya.

Hipersonik dimulai dengan kecepatan lebih dari 1500 meter per detik (di atas lima angka Mach), dengan peluru tajam berkecepatan tinggi yang terbang dengan kecepatan 900 meter per detik.

Lobaev menekankan bahwa perusahaan sebelumnya telah menunda pengembangan peluru hipersonik karena kebutuhan untuk meningkatkan produksi senjata yang ada, sesuai arahan perlindungan negara yang diberikan oleh Kremlin.

Namun, ia mencatat bahwa pengerjaan proyek senjata tersebut telah berlanjut sejak Angkatan Bersenjata Ukraina mulai aktif menggunakan peluru kaliber 10x100mm baru dalam pertempuran, yang dikembangkan oleh Blackwater Ammunition. Proyektil ini kabarnya memiliki jangkauan yang sangat jauh, potensi tinggi, dan presisi tinggi.

Pakar: Trump Menang karena Ada Lobi-lobi Yahudi Agar AS Bisa 100% di Belakang Israel

VIVA Militer: Serangan tank Angkatan Bersenjata Federasi Rusia di Ukraina

Photo :
  • sputnikmediabank.com


Lebih lanjut pihak pabrikan menjelaskan, pasukan Ukraina melaporkan menggunakan kaliber ini pada jarak di luar jangkauan senapan kaliber Cheytac (10,3×77 milimeter), pada jarak 2,4-2,6 kilometer. Ini menjelaskan mengapa pengujian dan produksi tayangan hipersonik dilanjutkan kembali.

Rusia Mengklaim Penguasaan 2 Desa di Donetsk, Kerugian Ukraina Disebut Besar

Bahaya yang ditimbulkan oleh peluru selongsong yang sekarang digunakan oleh pasukan Ukraina adalah mampu menembus perlindungan personel lapis baja pada jarak 1,7-1,8 kilometer, meskipun peluru tersebut bahkan bukan ll yang menembus lapis baja. Peluru hipersonik berpotensi meningkatkan kinerja dalam beberapa cara.

Mengingat semua hal lainnya dianggap sama, kecepatan geraknya yang meningkat secara drastis akan memudahkan penembak jitu untuk mengatur tembakannya dengan mengurangi pengaruh elemen lain.Cheytac (10,3×77 milimeter), pada jarak 2,4-2,6 kilometer. Ini menjelaskan mengapa pengujian dan produksi kartrid hipersonik dilanjutkan kembali.

Selain itu, target akan memiliki sedikit waktu dengan putaran hipersonik untuk bermanuver keluar dari jalur proyektil. Terlebih lagi, sebagian besar senjata api memiliki kecepatan moncong di bawah 1.200 meter/detik atau tiga kali kecepatan suara. Dalam keadaan ini, peluru menembus kulit dan seperti benda padat.

Namun, suhu peluru hampir bisa mencapai titik leleh dengan kecepatan hipersonik, menyebabkan peluru meleleh dan menguap saat terkena benturan. Proyektilnya kemungkinan bisa merobek armor baja dengan efek seperti itu.

Sementara itu, rudal hipersonik Kinzhal milik Rusia yang ikonik dan terkenal kini kembali menjadi pusat perhatian karena negara-negara tersebut telah berjanji untuk secara dramatis meningkatkan produksi rudal, yang dianggap menghasilkan sejumlah korban yang bernilai jiwa tinggi.

Mantapkan Latihan Tempur Bersama, TNI AL dan Angkatan Laut Rusia Gelar Pre Sail Brief
VIVA Militer: Presiden Rusia, Vladimir Putin

Rusia-AS Mencair, Putin Ucapkan Selamat ke Trump dan Buka Pintu Dialog

Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Donald Trump usai terpilih sebagai Presiden AS.

img_title
VIVA.co.id
8 November 2024