5 Fakta Menarik Satria-1, Satelit Terbesar Milik Indonesia

Satria-1 meluncur ke ruang angkasa bersama Falcon-9 milik SpaceX.
Sumber :
  • YouTube Kementeria Kominfo

Jakrta – Satelit Republik Indonesia 1 (Satria-1) resmi mengorbit ke luar angkasa. Peluncuran tersebut dilakukan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS) pada Minggu, 18 Juni 2023 sekitar pukul 18.21 waktu setempat.

Bulan Ini Indonesia Kirim Bahan Penting Buat Baterai Mobil Listrik Elon Musk

Diketahui proyek ini telah dimulai sejak tahun 2019. Adapun pemenuhan pembiayaan atau financial close Proyek KPBU Satria 1 telah tercapai pada 31 Maret 2021. Konstruksi dimulai sejak 2020 hingga 2023. Meskipun pandemi, konstruksi berjalan sesuai rencana.

Menyangkut peluncuran Satria 1 ke angkasa, terdapat sederet fakta menarik di belakangnya, berikut kami telah merangkumnya.

Jika Terbukti Terlibat Judi Online Kominfo, Budi Arie Siap Mundur dari Jabatan Menteri

Spesifikasi Satelit Republik Indonesia (Satria-1).

Photo :
  • Kementerian Kominfo
Dukung Kemerdekaan Palestina, DPR Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink

1. Biaya pembuatan membengkak

Sebelumnya, Satria 1 diangkut menggunakan kapal kargo Nordic dari Prancis menuju Cape Canaveral, Amerika Serikat melalui jalur laut memakan waktu sekitar 17 hari.

Akibatnya biaya pembuatan Satria 1 membengkak dari yang awalnya 450 juta dolar Amerika (Rp 6,6 triliun) menjadi 540 juta dolar Amerika (Rp 8 triliun).

2. Satelit terbesar di Asia.

Plt Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo), Arief Tri Hardiyanto mengatakan Satria 1 merupakan satelit terbesar di Asia untuk kelas di atas 100 Gbps.

Satria 1 memiliki 3 antena reflektor dan 116 spot beams. Kemudian, alat seberat 4,6 ton ini akan mengorbit slot orbit 146 derajat E dengan masa guna minimal 15 tahun. Untuk menunjang kelistrikan, Satria 1 dibekali 4 pendorong listrik berbalut body Spacebus Neo Level 6.

Konferensi pers persiapan peluncuran Satelit Satria-1.

Photo :
  • Misrohatun Hasanah

3. Mendorong peningkatan internet di wilayah 3T

Diketahui Satria 1 merupakan upaya Kominfo guna mengikis kesenjangan digital terutama dalam layanan publik pemerintah di wilayah Indonesia, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Satria-1 ditargetkan dapat menjangkau 3.700 titik layanan kesehatan, 9.390 titik sekolah dan pesantren, 47.900 desa, dan 4.500 titik layanan publik.

Satelit multifungsi High Throughput Satellite (HTS) ini akan dikaryakan sebagai jalur internet berkecepatan tinggi. Menghubungkan 150 ribu sekolah, puskesmas, kantor perangkat desa dan pemerintah daerah, serta pos TNI/Polri di seluruh Indonesia agar dapat memberikan layanan digital yang prima.

4. Menjangkau seluruh wilayah Indonesia, Sabang-Merauke

Dengan operasi transmisi lewat udara, layanannya Satria 1 diprediksi akan menjangkau cakupan wilayah yang sangat luas, yakni dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote.

Cakupan layanan yang luas akan mampu mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, lembah dan ngarai.

Satelit mata-mata Amerika Serikat (AS), Silent Barker.

Photo :
  • Angkatan Udara AS

5. Libatkan perusahaan Elon Musk

Satelit ini dibangun oleh Thales Alenia Space (TAS) Prancis menggunakan platform SpaceBus NEO. Adapun Satria 1 diluncurkan menggunakan dorongan Roket Falcon-9 milik perusahaan Elon Musk, Space X.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya