Ilmuwan Indonesia Terlibat dalam Penelitian Menanam Padi di Mars
- DottedYeti
VIVA Tekno - Kemajuan dalam teknologi dan ilmu sains di masa depan akan membuat manusia menjadi makhluk multi-planet.
Oleh sebab itu, berbagai pendukung kehidupan di luar Bumi tengah mereka siapkan, salah satunya adalah soal makanan.
Ilmuwan asal Indonesia terlibat dalam sebuah proyek bercocok tanam di Mars.
Dia adalah Yheni Dwiningsih, merupakan ahli ilmu tanaman di Departemen Ilmu Tanaman, Tanah, dan Lingkungan Universitas of Arkansas, Amerika Serikat (AS).
Dalam studi berjudul 'Rice Can Grow and Survive in Martian Regolith with Challenges That Could be Overcome Through Control of Stress-Related Genes', tim peneliti melakukan simulasi tanah Mars menggunakan tanah kaya basalt yang ditambang dari Gurun Mojave atau disebut Mojave Mars Simulant (MMS) yang dikembangkan oleh para ilmuwan dari NASA dan Jet Propulsion Laboratory.
"Salah satu tantangan terbesar untuk menanam makanan di Mars adalah adanya garam perklorat yang telah terdeteksi di tanah planet ini dan umumnya dianggap beracun bagi tanaman," tulis peneliti.
Tim kemudian menanam tiga varietas padi, termasuk satu tipe liar dan dua galur yang diedit gen dengan mutasi genetik, memungkinkan tumbuhan merespons stres dengan lebih baik, seperti kekeringan, kekurangan gula, atau salinitas.
Varietas ini ditanam di MMS, serta campuran pot biasa dan hibrida keduanya. Meskipun tanaman dapat tumbuh di simulasi Mars, mereka tidak berkembang seperti yang ditanam di tanah pot dan campuran hibrida. Mengganti seperempat dari tanah simulasi Mars dengan tanah pot, menghasilkan perkembangan yang lebih baik.
Tim juga bereksperimen dengan jumlah perklorat di dalam tanah, menemukan bahwa 3 gram per kilogram adalah ambang batas yang tidak dapat tumbuh, sementara strain mutan masih dapat berakar pada 1 gram per kilogram.
Temuan mereka menunjukkan bahwa mungkin ada jalan ke depan untuk beras yang dimodifikasi secara genetik untuk bisa tumbuh di Planet Merah, melansir dari situs Eurek Alert, Sabtu, 29 April 2023.
Langkah selanjutnya akan mencakup percobaan dengan simulasi tanah Mars yang lebih baru yang disebut Mars Global Simulant, serta galur padi lain yang telah meningkatkan toleransi terhadap konsentrasi garam yang lebih tinggi.
Bagian penting dari penelitian ini akan menentukan sejauh mana perklorat dapat meresap ke tanaman dari tanah. Lebih jauh lagi, para peneliti ingin memasukkan beras ke dalam ruang habitat tertutup dan menempatkannya di ruang simulasi Mars yang mereplikasi suhu dan atmosfer planet.
Dalam studi, Yheni Dwiningsih didaulat sebagai rekan penulis. Sementara penulis utamanya adalah Peter James Gann, seorang mahasiswa doktoral di bidang biologi sel dan molekuler, yang mengatakan bahwa proyek tersebut dimulai ketika dia bertemu Ramachandran untuk minum kopi di serikat mahasiswa.
"Dia baru di universitas, dan kami berbagi hal-hal yang kami lakukan di laboratorium masing-masing. Karena dia bekerja pada ilmu planet, dan saya berspesialisasi dalam biologi sel dan molekuler, kami memutuskan untuk mencoba di bidang tumbuhan," ujarnya.
Penulis kedua abstrak, Abhilash Ramachandran, ialah seorang post-doctoral fellow di Arkansas Center for Space and Planetary Sciences, mencatat bahwa dia berbicara dengan seorang peneliti Australia dari daerah di mana tanahnya memiliki salinitas tinggi, dan melihat pekerjaan mereka sebagai cara yang potensial menanam makanan di sana.
"Kita bisa menggunakan Bumi sebagai analog terestrial sebelum benih dikirim ke Mars," imbuh Ramachandran.
Yheni Dwiningsih adalah rekan pasca-doktoral dalam ilmu tumbuhan. Ada juga Dominic Dharwadker, seorang mahasiswa sarjana di Honors College dan Vibha Srivastava, seorang profesor di Departemen Ilmu Tanaman, Tanah dan Lingkungan yang memiliki janji bersama dengan U of A System Division of Agriculture.