Sepak Terjang Jeff Bezos, Orang Terkaya Dunia yang Mau Sedekah Hampir Rp2.000 Triliun

Jeff Bezos.
Sumber :
  • TechCrunch

VIVA Tekno  – Baru-baru ini, salah satu orang terkaya dunia, Jeff Bezos, sempat membuat heboh karena kesediannya untuk menyumbangkan atau sedekah hampir setengah dari hartanya.

Ia berencana untuk memberikan sebagian besar kekayaan bersihnya senilai US$124 miliar (Rp1.941 triliun) selama masa hidupnya.

Jeff Bezos akan mencurahkan sebagian besar kekayaannya untuk memerangi perubahan iklim dan mendukung orang-orang yang dapat menyatukan umat manusia dalam menghadapi perpecahan sosial dan politik yang mendalam.

Hal ini ia sampaikan dalam wawancara dengan CNN's Chloe Melas pada Sabtu pekan lalu di Washington DC. Bezos berbicara bersama Lauren Sanchez, mengatakan bahwa pasangan itu membangun kapasitas untuk dapat memberikan uang dengan nominal besar yang besar. 

Nah, siapa sebenarnya Jeff Bezos sang pendiri Amazon yang dermawan tersebut? Berikut profilnya:

Profil Jeff Bezos

Jeff Bezos dan orang tuanya

Photo :
  • The Telegraph

Jeff Bezos lahir dengan nama Jeffrey Preston Jorgensen pada 12 Januari 1964 di Albuquerque, New Mexico. Bezos lahir dari ibu bernama Jacklyn Gise Jorgensen dan ayah bernama Ted Jorgensen, yang kemudian bercerai. 

Setelah perceraiannya, Jacklyn yang kala itu masih berusia belasan tahun, menikah lagi dengan Mike Bezos, seorang imigran asal Kuba. Jacklyn pun mengganti nama keluarganya dan anaknya yang saat itu masih berusia lima tahun, mengikuti suaminya, menjadi Bezos. Keluarga baru tersebut pindah ke Houston, Texas, di mana ayah tiri Jeff Bezos bekerja sebagai insinyur di Exxon.

Bezos tumbuh di keluarga yang cukup berada. Nenek moyangnya punya peternakan seluas 101 Km2. Sedangkan kakeknya seorang direktur Komisi Energi Atom Amerika Serikat di Albuquerque yang memutuskan pensiun lebih awal untuk mengurus peternakan. 

Sejak kecil, Bezos sudah mulai aktif dalam dunia mekanik dan elektronik. Ia pernah mengutak-atik alarm listrik, untuk mencegah sang adik memasuki kamarnya. Ia juga menyulap garasi orang tuanya menjadi laboratorium eksperimen.

Jeff Bezos.

Photo :
  • Natania Longdong/VIVA.

Minatnya di dunia mekanik semakin berkembang, seiring kebiasannya menghabiskan liburan di peternakan kakeknya. Di sana, ia sering memperbaiki berbagai kerusakan pada kincir angin dan traktor untuk berternak.

Untuk menambah penghasilan, Bezos yang memasuki usia remaja pernah bekerja sebagai juru masak di restoran cepat saji, McDonald's. Saat itu, usianya baru 16 tahun dan hanya digaji sebesar US$ 2,69 per jam.

Walau demikian, bekerja di McDonald's meninggalkan kesan yang cukup mendalam. Sebab, ia mampu belajar banyak hal, seperti cara melayani pelanggan dan bagaimana agar tetap termotivasi untuk bekerja di bawah tekanan.

Pendidikan Jeff Bezos

Jeff Bezos.

Photo :
  • Quartz

Dari jenjang pendidikan dasar hingga SMA ia habiskan di Houston.

Setelah orangtuanya pindah ke Miami, Florida, Bezos melanjutkan sekolah ke SMA Miami Palmetto. Pada masa SMA ini, ia berkesempatan mengikuti Program Pelatihan Sains Tingkat Mahasiswa di University of Florida, AS.

Saat menempuh pendidikan menengah ini, Bezos meraih penghargaan Silver Knight Award pada 1982, yaitu penghargaan bagi siswa dengan nilai baik dan berkontribusi kepada sekolah dan masyarakat.

Kemudian, setelah tamat SMA, Jeff Bezos berencana mendaftarkan kuliah di Princeton University dengan mengambil bidang ilmu fisika.

Namun akhirnya ia lebih tertarik pada komputer dan elektro sehingga lulus sebagai sarjana Computer Science and Electrical Engineering.

Karir Jeff Bezos

Pemilik Amazon, Jeff Bezos.

Photo :
  • actconsulting.co

Setelah lulus dari Princeton, dari buku Biografi Jeff Bezos, dikatakan bahwa ia diterima bekerja di Wall Street dalam bidang ilmu komputer sambil melanjutkan kuliah pascasarjana. Usai mendapat gelar pendidikan yang baru, dia pindah bekerja di Fitel.

Pengalaman bekerja pada perusahaan jaringan perdagangan internasional tersebut menjadikan Jeff Bezos bersemangat untuk membangun usahanya sendiri. 

Sambil mengumpulkan modal, dua tahun setelahnya ia pindah kerja ke Banker Trust untuk membuat software pengelola dana pensiun.

Keinginannya untuk membangun wirausaha secara mandiri semakin besar kala ia bekerja sebagai Senior Vice President di perusahaan finansial DE Shaw Company. Bahkan atasannya menggambarkan Jeff Bezos sebagai pengusaha yang aneh.

Punya Harta Ribuan Triliun, Warren Buffet Masih Terapkan 11 Kebiasaan Hemat Ini

Membangun Amazon

Jeff Bezos, CEO Amazon.

Photo :
  • U-Report
Profil Smriti Irani, Politikus asal India yang Beri Pembekalan Puluhan Calon Menteri di Hambalang

Mimpinya untuk mendirikan usaha miliknya sendiri akhirnya mulai terwujud pada tahun 1994, di awali dengan membuka toko buku di garasi rumahnya. Setahun berikutnya ia mulai membangun Amazon.com menjadi toko buku online yang dijalankan dari Seattle, Washington. Ya, awalnya Amazon adalah sebuah toko buku online. 

Keputusan membangun toko buku online tersebut berawal dari penelitian yang dilakukannya bahwa tak satupun penerbit buku yang memiliki mail-order. Hal tersebut karena pembuatan katalognya memerlukan ribuan halaman dan penawaran lewat surel membutuhkan biaya besar.

Profil Teguh Setyabudi, Dirjen Dukcapil Kemendagri yang Ditunjuk jadi Pj Gubernur Jakarta

Bahkan Jeff Bezos mampu membaca keadaan dan meramalkan masa depan bahwa perusahaan berbasis internet akan makin eksis pada masa mendatang. Untuk mengembangkan perusahaan, ia selalu menghadiri konvensi tahunan American Booksellers Association untuk melobi penjual buku.

Pengembangan Amazon oleh Jeff Bezos

Logo Amazon.

Photo :
  • famouslogos.net

Baiknya, keinginannya membuat perusahaan sendiri didukung penuh oleh kedua orang tuanya dengan menginvestasikan dana pensiun mereka sebesar US$330 ribu.

Amazon awalnya bernama Abrakadabra yang kemudian diubah sebagaimana nama sungai di Brazil tersebut.

Amazon yang awalnya hanya sebuah toko buku online kecil yang dijalankan dari garasi rumah semakin berkembang karena kegigihannya. Bahkan, beberapa tahun setelahnya ia bisa membangun kantor operasional serta 6 gudang untuk inventarisasi buku.

Semakin lama Amazon makin terkenal dan merambah pada retail produk lain selain buku. Hingga kini menjelma menjadi e-commerce terbesar di dunia, yang membuat pundi-pundi kekayaan Bezos bertambah tiap harinya.

Pada tahun 1997, situs Amazon berkembang pesat, dari yang awalnya merupakan toko buku online hingga akhirnya menjual beraneka barang lainnya serta produknya sendiri.

Jeff Bezos, Amazon

Photo :
  • U-Report

Seolah belum cukup, pada tahun 2000 Bezos mendirikan perusahaan bernama Blue Origin. Melalui perusahaan yang bergerak di bidang dirgantara ini, Bezos berusaha mewujudkan ambisinya mendirikan permukiman di bulan.

Di sisi lain, Amazon pun kian melambung. Bahkan, pada 2020, penggemar film Star Trek ini didaulat sebagai orang terkaya dunia. Forbes mencatat kekayaannya mencapai US$ 188,3 miliar atau setara dengan Rp2,76 triliun.

Setelah sukses membangun usahanya selama sekitar 26 tahun, pada 2021, Bezos resmi mundur dari jabatannya sebagai CEO di Amazon. Posisi tersebut diwariskan kepada Andy Jassy, sementara ia sendiri menduduki jabatan sebagai Ketua Dewan Eksekutif.

Rumah Tangga Jeff Bezos

Chief Executive Officer Amazon Jeff Bezos dan MacKenzie.

Photo :
  • Parade

Jeff Bezos menjalin cinta dengan Mackenzie Tuttle, yang kemudian dinikahinya pada 1993. Dari pernikahan tersebut, keduanya dikarunia empat orang anak. 

Namun, pada 2019, Bezos dan Mackenzie memilih untuk bercerai dan hidup masing-masing. Sebelum bercerai, pasutri ini sepakat membentuk organisasi bernama Bezos Day One Fund pada 2018.

Organisasi tersebut bertujuan membantu keluarga para penyandang tunawisma serta mendukung fasilitas pendirikan masyarakat berpenghasilan rendah.

Dari total kekayaannya, Bezos menyumbang sekitar 2 miliar dollar AS untuk mendanai organisasi tersebut. Disamping itu, Bezos berinvestasi di sektor layanan kesehatan, seperti Unity Biotechnology, Grail, Juni Therapeutics, dan ZocDoc.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya