Menyapu Sampah di Luar Angkasa

Robot mini pembersih sampah di luar angkasa milik Clearspace.
Sumber :
  • European Space Agency

VIVA Tekno – Badan Antariksa Eropa atau European Space Agency (ESA) melancarkan sebuah misi untuk menyingkirkan sampah luar angkasa di orbit Bumi dengan menggandeng perusahaan rintisan atau startup asal Lausanne, Swiss bernama Clearspace.

Kegiatan Tukar Sampah Jadi Susu, Berikan Peluang bagi Warga Menukar Botol Plastik Bekas

Sampah luar angkasa yang dimaksud yaitu satelit bekas dan pecahan roket. Lebih dari satu juta objek yang berukuran lebih dari 1 cm mengitari Bumi di luar angkasa.

Itu perkiraan European Space Agency atau ESA. Satu waktu nanti, dikhawatirkan lapisan sampah angkasa berukuran kecil itu akan menghalangi peluncuran roket.

Ekonomi Sirkular melalui Bank Sampah Sebagai Solusi Mengurangi Limbah

"Satelit tambah lama tambah banyak. Tapi, masalahnya bukan jumlahnya saja, melainkan juga kecepatan," kata Pendiri dan Kepala Eksekutif Clearspace, Luc Piguet, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Senin, 7 November 2022.

Rano Karno Janji Bikin Sampah Jadi Rezeki Bukan Masalah Warga Jakarta, Retribusi Tak Dibutuhkan

Sampah antariksa.

Photo :
  • Earth.com

Sebuah satelit nantinya akan mengitari Bumi selama satu setengah jam. Dalam jangka waktu itu, satelit bisa dua kali memasuki jalur rotasi satelit lainnya.

"Selama satelit bisa dikendalikan, tidak masalah. Tapi jika ada kerusakan, satelit ibaratnya tembakan tak terkendali," ungkapnya.

Sampah luar angkasa mengitari Bumi dengan kecepatan hampir 36.000 km per jam. Dan merusak segalanya yang berada di jalur orbitnya. Dengan penugasan dari ESA, maka Clearspace kini membuat robot, yang akan memungut sampah di luar angkasa.

"Tujuan Clearspace adalah, menjadi petugas pemberi bantuan di luar angkasa. Jika ada satelit yang rusak, kami mengambil satelit itu, dan membuatnya tidak berbahaya lagi," jelas dia.

Pertama-tama, Clearspace akan membuang bongkah yang ukurannya sebesar lemari es, yang dulunya berfungsi jadi roket pembawa satelit. "Objek yang akan kami tangkap, bentuknya seperti kapsul kopi," papar Piguet.

Segera setelah robot mendekati objek yang tak terkontrol itu, robot akan memperhitungkan jalur terbang yang optimal. Setelah itu, dia akan lebih mendekati dan menangkap objek dengan tangan robot.

Permukaan Bulan, hasil rekaan tim Badan Antariksa Eropa (ESA).

Photo :
  • www.esa.int

Langkah terakhir, objek itu akan distabilkan, dan kembali ke atmosfir, di mana semuanya akan terbakar. Dalam misi pertama pada 2025, sampah dan robot akan sama-sama terbakar habis.

Setelah itu, Clearspace akan membuat petugas pembersih di angkasa, yang bisa dipakai berkali-kali. Itu sangat dibutuhkan sekarang. Karena bisnis satelit mini berkembang sangat pesat.

Masalahnya, masa hidup satelit mini hanya sekitar 3 sampai 5 tahun. Setelah itu, mereka akan mengitari Bumi sebagai sampah di luar angkasa.

Walaupun satelit mini jadi salah satu masalah yang ingin diatasi Luc Piguet, ia juga melihat ada keuntungan dari segi teknologi.

"Ini adalah upaya untuk menempatkan seluruh Bumi dalam satu jaringan, bahkan kawasan sabana di Afrika. Jadi, tujuannya tidak mungkin melarang proyek-proyek semacam ini, melainkan kita harus menemukan cara untuk membuatnya berkelanjutan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya