Phoenix Ghost, Drone Hantu Ukraina Kiriman AS
- US Military
VIVA Tekno – Amerika Serikat (AS) mengirimkan 580 unit Drone Phoenix Ghost ke Ukraina. Pesawat nirawak ini merupakan jenis amunisi yang berkeliaran yang memungkinkannya untuk tetap mengudara dalam waktu lama sebelum menghancurkan target milik Rusia.
Penasehat Kantor Presiden Ukraina Oleksii Arestovysch menggambarkan Phoenix Ghost sebagai ‘widget yang bagus’. Drone ini muat untuk dimasukkan ke dalam tas ransel dan diklaim mampu mengudara selama enam jam lamanya.
Phoenix Ghost juga sudah dilengkapi dengan sensor inframerah yang membuatnya dapat beroperasi di malam hari dan menghancurkan target kendaraan lapis baja kelas menengah milik Rusia.
"Lima ratus delapan puluh unit drone canggih ini sama dengan 350 target (Rusia) yang hancur di belakang," klaim Oleksii. Benarkah secanggih itu Drone Phoenix Ghost?
Menurut Defense News, Selasa, 26 Juli 2022, Phoenix Ghost yang dikembangkan oleh AS memang khusus untuk digunakan di Ukraina. Fungsi kerjanya mirip dengan AeroVironment Switchblade.
Ini adalah jenis amunisi yang berkeliaran, yang mampu mengudara untuk waktu yang lama sebelum mendapatkan target. Drone ini dikembangkan oleh Aevex Aerospace yang bermarkas di California, AS.
Phoenix Ghost diklaim efektif untuk menghancurkan kendaraan lapis baja kelas menengah. Drone ini digadang-gadang memiliki kemampuan lepas landas vertikal, dapat melacak target hingga enam jam, dan bisa beroperasi malam hari menggunakan sensor inframerah.
Sementara itu, AeroVironment Switchblade hanya bisa terbang kurang dari satu jam, sedangkan Phoenix Ghost bisa berkeliaran di udara lebih lama.
Pengiriman Drone Phoenix Ghost ke Ukraina merupakan sebagian paket bantuan sebesar US$270 juta (Rp4 tiriliun) yang dikirimkan AS yang telah diumumkan Departemen Pertahanan atau Pentagon pekan lalu lewat Presidential Drawdown.
Mengutip dari situs resmi DoD, Presidential Drawdown merupakan kebijakan luar negeri dan hak Presiden AS untuk menyediakan bantuan militer ke negara lain dalam situasi krisis.
Kebijakan ini juga memungkinkan pengiriman cepat layanan pertahanan dari persediaan di Pentagon ke negara-negara asing dan organisasi internasional untuk menanggapi keadaan darurat yang tidak terduga. Bantuan tersebut akan tiba dalam beberapa hari, atau bahkan beberapa jam setelah persetujuan.