Teknologi Uang Kripto Sudah Dipakai Sejak Perang Dunia II
- Pioneering Minds
VIVA – Pada masa pandemi COVID-19 seperti sekarang, banyak orang berusaha untuk menemukan usaha sampingan untuk menambah pendapatan.
Sejalan dengan hal tersebut, banyak sekali informasi tentang peluang untuk menghasilkan uang secara online melalui jual beli uang kripto atau trading crypto.
Pada dasarnya kripto adalah mata uang yang tengah populer dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini, ada banyak jenis uang kripto yang beredar dan diperdagangkan.
Untuk mendapatkan penghasilan sampingan dengan melakukan trading crypto dan mining crypto (menambang kripto) tidaklah salah.
Namun, harus juga diperhatikan risiko yang akan dihadapi jika mengalami kegagalan dalam bisnis trading crypto.
"Perlu diingat bahwa investasi di cryptocurrency memiliki risiko tinggi. Sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu," kata Pendiri Cryptomedia.id, Riki Pamungkas, Sabtu, 19 Februari 2022.
Dikutip dari akun Twitter.com/Cryptomedia_id, cryptocurrency berasal dari dua kata, yakni cryptography yang artinya kode rahasia, dan currency yang mengandung arti mata uang. Jadi, uang kripto adalah mata uang digital yang dilindungi oleh kode rahasia.
Riki menyebut kalau uang kripto sangat secure dan terlindungi serta tingkat keamanannya sangat tinggi. Sebab, uang kripto menggunakan kriptografi sebagai jaminan.
Konsep kriptografi sebenarnya sudah dikenal sejak zaman Perang Dunia II. Saat itu, Jerman memakai kriptografi guna mengirimkan kode-kode rahasia agar tidak mudah terbaca oleh Sekutu.
Kriptografi membuat penggunaan mata uang kripto tidak bisa dimanipulasi. Pencatatan dari cryptocurrency atau mata uang kripto adalah biasanya terpusat dalam sebuah sistem yang disebut dengan teknologi Blockchain.
"Ada tiga kata kunci yang melekat pada cara kerja mata uang kripto," jelas Riki. Ketiganya adalah digital, terenkripsi, dan desentralisasi.
Selain itu, ada cara lain untuk menghasilkan uang dengan melakukan penambangan kripto, yaitu memanfaatkan perangkat application-specific integrated circuit (ASIC), GPU, dan CPU.
Meski begitu dengan catatan bahwa mereka perlu untuk keluar modal untuk memulai, di mana minimal puluhan juta Rupiah harus disiapkan untuk merancang alat dan perangkat yang digunakan untuk menambang kripto.
Penambangan ASIC dan GPU akan membutuhkan biaya awal untuk memulai dan penambangan. Selain itu, semua kinerja saat menambang membutuhkan perangkat yang beroperasi terus-menerus, untuk mendapatkan hasil dari menambang kripto yang diinginkan.
“Kripto merupakan era baru di dunia digital. Ke depannya pasti kita harus menyesuaikan akan hal itu," ungkap Co-founder Cryptomedia.id, Moch Faiz Rodhi Suryantara.
Perlu juga diketahui, setidaknya ada 10 ribu jenis mata uang kripto yang saat ini diperdagangkan di seluruh dunia.
Untuk di Indonesia terdapat 229 aset kripto yang sudah terdaftar di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti Kemendag).