Teknologi Fenomenal di 2021: Satelit Satria-1 hingga Metaverse

Tiga miliarder Elon Musk, Jeff Bezos dan Richard Branson, berlomba pamer wisata luar angkasa.
Sumber :
  • Asia's Tech News Daily

VIVA – Kecanggihan teknologi semakin terasa sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, di mana banyak sekali kegiatan yang terbantu berkat teknologi.

Pandemi juga menyadarkan masyarakat bahwa penggunaan teknologi ada kalanya tidak bisa dihindari demi mempermudah kegiatan. Berikut 6 teknologi yang fenomenal di Indonesia dan dunia sepanjang 2021:

Wisata ke luar angkasa

Tahun ini menandai tujuan lain perjalanan luar angkasa, dari yang biasanya untuk penelitian dan keamanan, menjadi untuk berwisata.

Semula hanya astronot yang bisa pergi luar angkasa. Tapi, sejak uji coba tahun ini, warga sipil yang memiliki banyak uang bisa berwisata ke luar angkasa dengan SpaceX, Blue Origin atau Virgin Galactic.

Ketiga perusahaan wisata antariksa itu berlomba-lomba menyediakan wisata ke luar angkasa selama mulai dari harga US$450 ribu atau sekitar Rp6,5 miliar.

Istilah metaverse mulai sering dibicarakan sejak Facebook Inc berganti nama menjadi Meta Inc karena ingin serius mengembangkan ruang digital tersebut.

Istilah ini pertama kali dicetuskan penulis Neal Stephenson dari novel Snow Crash pada 1992. Metaverse merupakan gabungan dunia nyata dan dunia virtual.

Di dunia maya, individu diwakili seorang avatar dan bisa melakukan kegiatan seperti di dunia sungguhan. Avatar itu juga akan bisa berinteraksi dengan avatar lainnya.

Salah satu penggunaan metaverse di dunia kerja adalah untuk rapat virtual, avatar berkumpul di sebuah ruangan kemudian mereka akan berbicara, memaparkan dokumen layaknya rapat bertemu langsung.

Film "Avatar" dari James Cameron pada 2009 disebut-sebut sebagai salah satu gambaran metaverse.

Penggunaan metaverse di masa depan tidak sebatas pada dunia kerja. eorang investor mata uang kripto dari Inggris bernama Pranksy membeli perumahan virtual di metaverse tahun lalu.

Satelit Satria-1

Di dalam negeri, Indonesia sedang membangun satelit multifungsi untuk meratakan jaringan telekomunikasi melalui Satria-1, yang menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) atau satelit dengan kapasitas data yang besar.

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan menggunakan satelit ini khusus untuk menyelenggarakan layanan internet. Satelit ini memiliki kapasitas 150GBps.

Ketika sudah mengorbit pada 2023 nanti, Satria-1 akan bisa menghadirkan internet di 150 ribu titik layanan publik, terutama di daerah terdepan, terluar dan tertinggal (3T).

Masih ada daerah di Indonesia yang belum terjangkau kabel serat optik sehingga sinyal internet 4G belum masuk di sana.

Konstruksi satelit Satria-1 masih berlangsung saat ini, ditangani oleh Thales Alenia Space di Prancis. Pemerintah berencana menggunakan Roket Falcon 9-5500 dari SpaceX untuk peluncuran nanti.

Selain membuat satelit, Kominfo juga sedang membangun stasiun bumi untuk mengendalikan dan mengawasi Satria-1 nanti.

Menurut rencana, akan ada 11 stasiun bumi, yaitu di Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.

NFC pada ponsel

Teknologi Near-Field Communication (NFC) bukan hal baru untuk telepon genggam, di Indonesia, paling tidak sejak 2018 sudah banyak smartphone atau ponsel pintar yang menggunakan teknologi ini.

Sejak pandemi COVID-19, fitur NFC pada ponsel seolah menjadi wajib karena sangat bermanfaat untuk mengurangi kontak langsung.

Di Indonesia, semakin banyak layanan yang menggunakan teknologi NFC untuk mengurangi kontak fisik, salah satunya transportasi umum di Jakarta sudah menerima pembayaran dengan dompet digital menggunakan NFC pada ponsel.

Pengguna ponsel bisa mendekatkan gawai mereka ke pemindai di mesin tiket, secara otomatis saldo dompet digital akan terpotong.

Akibatnya, teknologi NFC tidak lagi dimonopoli ponsel mewah, dengan mengeluarkan uang Rp1 jutaan konsumen sudah bisa membawa pulang ponsel yang memiliki fitur NFC.

Meski pun penggunaannya sangat populer untuk pembayaran, sebenarnya fungsi NFC tidak terbatas untuk itu saja. Fitur ini menjadi alternatif untuk mengirim kontak, gambar dan video tanpa aplikasi pesan instan.

Fitur NFC juga bisa digunakan untuk mengirim dokumen sampai aplikasi ke ponsel orang lain.

Semikonduktor

Pandemi COVID-19 yang masih berlangsung ternyata memberi pengetahuan baru bagi masyarakat bahwa perangkat (gadget/gawai) mereka tidak bisa melakukan apa-apa tanpa semikonduktor.

Semikonduktor, atau yang juga sering disebut chip, merupakan bagi gawai elektronik, terutama ponsel pintar, internet of things (IoT) dan mobil swakemudi.

Perangkat seperti ponsel misalnya, membutuhkan chip ini untuk menggerakkan semua fitur yang dimiliki, termasuk sambungan ke sinyal seluler, fungsi kamera sampai game.

2 Teknologi Diyakini Cocok untuk Iklim Tropis seperti Indonesia

Maka dari itu, banyak perusahaan teknologi yang sangat khawatir ketika krisis semikonduktor, yang terjadi karena produksi chip terkendala pandemi, sementara permintaan gawai bertambah.

Krisis semikonduktor juga disebarkan sanksi dagang Amerika Serikat (AS) terhadap China.

Jangan Salah Paham! Ini Penjelasan Lengkap Crypto & Bitcoin (BTC) untuk Pemula

Robot

Teknologi robotika belakangan ini tidak lagi terkesan komplek, namun, bisa digunakan sehari-hari. Raksasa teknologi Amazon beberapa bulan lalu meluncurkan robot bernama Astro yang bisa dijadikan asisten di rumah.

Perempuan sebagai Pelopor Inovasi Teknologi dan Kecanggihan AI, Wamen Dikti Saintek Tegaskan Tak Ada Perbedaan Gender

Robot ini memiliki kamera periskop bidang pandang 132 derajat sehingga bisa diandalkan untuk mengawasi rumah, termasuk untuk mengecek keadaan anggota keluarga dan hewan peliharaan.

Di Indonesia, Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta memperkenalkan robot untuk menyajikan makanan. Automated Robotic Food Server ini bisa digunakan pada acara besar, untuk menjaga dan meningkatkan kebersihan bagi tamu sekaligus mengurangi potensi makanan berlebih.

Masih di dalam negeri, lokapasar untuk kopi, Otten Coffee, memiliki robot untuk menyeduh kopi, bernama OttenMatic.

Robot barista ini dilengkapi kemampuan rangsangan panca indera untuk mendeteksi jenis kopi yang diproses, kemudian memberikan informasi tentang kopi tersebut sambil meracik.

Selain memberikan pengalaman unik saat ngopi dan mengurangi kontak fisik saat pandemi COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya