Logo DW

Ada Perempuan Indonesia di Balik Kesuksesan Perusahaan Software Dunia

Irma Kasri.
Irma Kasri.
Sumber :
  • dw

Akhirnya kembali ke perusahaan sama

Akhirnya, Irma mendapat posisi di SAP lagi. Dan bidangnya kembali menyangkut dengan akuntansi tepatnya controlling. Ketika itu, mereka butuh orang yang bisa masuk dalam waktu singkat, yaitu untuk menggantikan pegawai yang cuti hamil. Setelah pekerjaan itu selesai, ia mendapat pekerjaan menggantikan staf lain lagi yang juga cuti hamil.

Selama itu, Irma berpikir, berpindah-pindah bagian tidak menguntungkan dirinya yang sedang mencari pekerjaan tetap. Tetapi setelah berbicara dengan bagian manajemen, dia mendapat informasi bahwa itu adalah sesuatu yang menguntungkan, karena dia membawa pengetahuan dari berbagai bidang. Seperti halnya juga, walaupun harus menulis 400 lamaran, dia memetik berbagai pelajaran berguna dari proses itu. “Engga hanya ‘resultnya’ tapi prosesnya yang penting,” begitu kesimpulan yang diambil Irma.

Di SAP jabatan Irma adalah: “business development senior specialist”, dan timnya bernama: “demand management office”. Pekerjaannya adalah mengurus proses di tahap awal sebelum proses “sales” sebuah produk. Ia menjelaskan, dari bulan Januari hingga Juni dia banyak mengurus apa yang disebut “account planning management” jadi program agar orang-orang bagian “sales” bisa membuat “planning” sendiri untuk menjual produk SAP ke perusahaan tertentu, dan timnya juga menetapkan jumlah target hasil penjualan yang ingin dicapai.

Jadi tim di mana Irma bekerja mengorganisir program untuk penjualan, memonitor pencatatan hasil yang tercapai, menyediakan sumber-sumber untuk kolaborasi antara berbagai “stakeholders” yang bisa berada di berbaga negara. Sebaliknya, paruh kedua setiap tahun adalah masa untuk memformulasikan strategi untuk perencanaan tahun berikutnya, termasuk riset untuk menentukan ke manakah produk sebaiknya dijual.

Perbedaan kebudayaan jelas jadi tantangan

Tantangan yang jelas di tempat kerja di Jerman, tentu “culture difference”. Tapi itu juga sudah dirasakan Irma ketika bekerja di tanah air, mengingat koleganya berasal dari berbagai daerah lain di Indonesia. Jadi tantangan yang dirasakan Irma adalah terhadap dirinya sendiri, yang ia rasa sulit mengemukakan pendapat akibat asuhan yang didapat dulu. Ia lalu berusaha mengetahui sebanyak mungkin tentang sistim dan angka. Sehingga jika mengemukakan pendapat, akan didengarkan orang. “Jadi ‘positioning’ diri sendiri dulu, begitu loh, supaya idenya bisa didengarkan orang lain, atau diperhitungkan.”