Ilmuwan Teliti Kontrasepsi Antibodi Antisperma
- Times of India
VIVA – Dalam upaya untuk menghindari efek samping dari kontrasepsi berbasis hormon, tim ilmuwan sedang mengamati kontrasepsi potensial yang memanfaatkan kekuatan antibodi antisperma. Ide tersebut baru-baru ini diterbitkan dalam Jurnal Science Translational Medicine.
Sebuah tim ilmuwan biomedis dari berbagai institusi di seluruh Amerika Serikat (AS) merekayasa antibodi pengikat sperma yang didasarkan pada antibodi alami terhadap sperma manusia.
Beberapa orang secara alami dapat membuat antibodi terhadap sel sperma, di mana sistem kekebalan secara keliru mengidentifikasi sperma sebagai makhluk asing di dalam tubuh dan menyerangnya. Ini sangat jarang dan dapat menyebabkan banyak komplikasi tapi ide ini bisa menjadi ideal.
Para ilmuwan memperoleh antibodi antisperma ini dari saluran reproduksi sejumlah wanita yang mengalami infertilitas dan merekayasanya dengan menggabungkan sejumlah fragmen pengikat antigen tambahan yang berbeda.
Mereka menemukan potensi dan kemampuan pengikatan sperma dari antibodi antisperma telah meningkat, setidaknya 10 kali lipat dengan menambahkan fragmen pengikatan antigen tambahan.
Pengujian antibodi pada vagina domba ditemukan mengurangi jumlah penyebaran sperma lebih dari 99,9 persen dibandingkan dengan kelompok kontrol, mengutip dari situs IFL Science, Selasa, 17 Agustus 2021.
Kontrol kelahiran berbasis hormon, seperti pil banyak digunakan dan sangat efektif, tetapi mereka membawa serangkaian efek samping yang tidak diinginkan termasuk mual, kembung, perubahan suasana hati, migrain, dan pembekuan darah.
Seperti yang dirasakan banyak orang, risiko pembekuan darah yang parah jauh lebih tinggi di antara orang yang menggunakan pil daripada vaksin apapun untuk melawan COVID-19.
Para ilmuwan juga menunjukkan sejumlah keterbatasan pada pekerjaannya. Meski begitu, penelitian ini tidak secara langsung menunjukkan apakah metode tersebut dapat mencegah kehamilan, tapi masih dalam tahap awal.
Hal ini mengingat perkembangan pil kontrasepsi pria yang terus berkembang, maka masyarakat seharusnya tidak mengharapkan teknologi semacam ini tercipta dalam waktu dekat. Kendati demikian, para ilmuwan berharap mereka dapat membuka jalan menuju alternatif baru untuk kontrasepsi konvensional.
"Walau tes untuk manusia diperlukan, namun antibodi yang direkayasa dapat menawarkan alternatif lain untuk kontrasepsi hormonal kepada wanita," demikian menurut para ilmuwan. Tim ini bukan satu-satunya kelompok yang mencari kontrasepsi berbasis antibodi.
Pada bulan lalu, tim ilmuwan AS lainnya mendemonstrasikan metode kontrasepsi baru yang menggunakan antibodi untuk membuat sperma menggumpal yang menjadikannya tidak berguna. Bagusnya, metode ini hanya ditunjukkan di laboratorium.