Berlian Tidak Perlu Ditambang, tapi Bisa Dibikin di Laboratorium

Berlian.
Sumber :
  • Freepik

VIVA – Cantik, murni, dan berharga tinggi. Begitulah pandangan kebanyakan orang terhadap berlian. Selain itu, berlian diklaim tidak bisa ditemukan di permukaan tanah. Rumah mereka adalah pengecoran sepanas neraka di lapisan dalam Bumi.

Perhiasan Bertema Keberuntungan, Karya Terbaru Sabrina Chairunisa dan Wanda Ponika

Lebih dalam dari 150 km, dengan temperatur di atas 800 derajat Celsius, dalam kondisi yang tidak mungkin ditiru di permukaan Bumi. Tapi analis industri berlian Paul Zimnisky mengungkapkan bahwa manusia bisa membuat berlian. Tepatnya, iIlmuwan bisa menumbuhkan berlian di laboratorium.

"Lebih-lebih lagi, berlian yang tumbuh di laboratorium sama dengan yang ditambang,” kata Amish Shah, kepala perusahaan pembuat berlian, ALTR Inc. Berlian bisa dibuat semakin baik dan cara cepat, sehingga masa depan berlian kemungkinan lebih berada di tangan kita, daripada di jari.

Menteri Rosan Pastikan Gerak Cepat Realisasikan Komitmen Investasi US$8,5 Miliar dari 10 Perusahaan Inggris

Mitos berlian langka

Amish Shah, yang keluarganya sudah berbisnis berlian sejak tiga generasi lalu juga berkata, berlian tidak pernah berharga. Ia menambahkan jika berlian itu langka cuma mitos saja.

Pupuk Kaltim Tegaskan Penerapan SNI Tingkatkan Daya Saing Perusahaan

Analis?Paul Zimnisky menjelaskan juga, teknologi pembuatan berlian sebetulnya sudah ada sejak 1950 atau 1960-an. Tapi teknologi ini untuk waktu lama hanya bisa menghasilkan sedikit untuk keperluan industri.   

Tapi, sekitar lima tahun lalu, papar Zimnisky, analis melihat kemungkinan untuk memperbaiki teknologi sehingga memungkinkan produksi berlian berkualitas seperti batu permata, walaupun dibuat manusia. Lagi pula kualitasnya, juga cukup bagus untuk jadi perhiasan.

Cara membuat berlian

Amish Shah menjabarkan cara pembuatan berlian di laboratorium. “Kita ambil irisan berlian yang dibuat ALTR kemudian menempatkannya di ruang spesial.” Irian-irisan berlian ditempatkan teratur hingga tampak hampir seperti 'kue waffle', kemudian ruang ditutup.

Setelah itu, suhu di dalamnya ditingkatkan. Bersamaan dengan itu gas-gas khusus dipompa ke dalamnya. Ketika suhu sudah sampai pertengahan 1.300 atau 1.500 derajat Celcius, metana terpecah, dan karbon murni yang awalnya terpisah, sekarang mulai menyatu.

“Karbon yang menyatu ini mulai menyentuh irisan-irisan di dasar ruangan, dan berlian tumbuh lapisan demi lapisan," ungkapnya, seperti dikutip dari situs Deutsche Welle, Minggu, 25 Juli 2021.

Di zaman sekarang, berlian tidak dianggap langka lagi. “Hampir setiap perempuan punya!” kata Amish Shah. Tapi ciri khas berlian tetap membuatnya istimewa. Sebuah berlian hanya dibuat dari karbon. Tapi atom-atomnya tergabung dalam struktur kristal sangat erat.

Oleh sebab itu, ini adalah materi yang paling keras di dunia, dan penyalur listrik terbaik. Orang hanya bisa memotong berlian dengan berlian, begitu ditekankan Amish Shah yang memimpin perusahaan pembuat berlian ALTR Inc. Menurutnya, ini membuat berlian jadi bahan ajaib bagi para insinyur.

Ini bisa membuat layar monitor jadi lebih tahan benturan. Panel surya jadi lebih efisien, sinar laser lebih kuat, dan "hard drive" komputer jadi bisa berukuran lebih kecil tanpa mengurangi kemampuannya. Juga perangkat elektronik jadi jauh lebih baik.

Lebih menguntungkan dari silikon

Semikonduktor yang baik, harus bisa menahan tegangan dan temperatur tinggi. Sekarang, sebagian besar dibuat dari silikon. Tapi konduktivitas termal berlian 14 kali lebih baik. Selain itu, ketahanan elektriknya 30 kali lebih besar.

Itu tentu lebih baik daripada silikon, ditekankan Amish Shah. Tapi apa 10 atau 20 tahun lalu harganya terjangkau? Tentu tidak. Menurut Paul Zimnisky, penggunaan di bidang teknologi canggih hanyalah sebagian kecil industri berlian saat ini.

Mungkin kita masih perlu beberapa dekade, tapi Ziminsky menduga, kita akan melihat berlian digunakan pada lebih banyak produk lagi, yang kita gunakan dalam hidup sehari-hari. “Dan jangan lupa, kita tidak perlu menambang lagi,” ungkap Amis Shah sambil tersenyum.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya